Bentuk-bentuk Motivasi Tinjauan Motivasi Belajar

31 kondisi yang bersifat kondisional. Misalnya keadaan emosi siswa, gairah belajar, situasi dalam keluarga, dan lain-lain. f. Upaya guru dalam pembelajaran siswa Upaya yang dimksud disini adalah bagaimana guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa, mengevaluasi hasil belajar siswa, dan lain-lain. Upaya-upaya tersebut diharapkan dapat menimbulkan motivasi belajar siswa.

2.2.7 Bentuk-bentuk Motivasi

Menurut Sardiman 2010:92-95 ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi belajar disekolah : a. Memberi angka Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa, yang utama justru untuk mencapai angka atau nilai yang baik sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai pada raport agar nilainya baik-baik. Angka-angka yang baik itu bagi siswa merupakan motivasi yang kuat. b. Hadiah Hadiah dapat membuat seorang siswa agar memperoleh nilai yang baik, dengan adanya hadiah anak dapat terpacu untuk mendapat hadiahnya. Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik seseorang yang tidak senang atau tidak berbakat untuk suatu pekerjaan tersebut. 32 c. Saingan atau kompetisi Saingan dan kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. d. Ego-involvement Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugasdan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. e. Memberi ulangan Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat guru, jangan terlalu sering karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal ini guru juga harus terbuka jika akan ada ulangan. f. Mengetahui hasil Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan harapan hasilnya terus meningkat. 33 g. Pujian Pujian adalah reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan membentuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri. h. Hukuman Hukuman adalah reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman. i. Hasrat untuk belajar Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesaengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti dalam diri anak didik itu ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik. j. Tujuan yang diakui Rumusam tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa merupakan alat motivasi, sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai. Karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

2.2.8 Nilai Motivasi dalam Pengajaran

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25