58
3.7.2.3 Uji Hipotesis
3.7.2.3.1 Uji t atau Uji Parsial
Digunakan untuk menguji kemaknaan koefisien parsial. Uji t dilakukan dengan program SPSS.
Jika signifikansi t 0,05 maka hipotesis H1 untuk variabel motivasi belajar dan H2 untuk variasi gaya mengajar secara parsial berpengaruh
terhadap variabel dependen prestasi belajar. Sebaliknya jika nilai sig. t 0,05 maka hipotesis H1 dan H2 ditolak. Artinya variabel independen motivasi belajar
dan variasi gaya mengajar secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen prestasi belajar .
3.7.2.3.2 Uji F atau Uji Simultan
Membuktikan kebenaran hipotesis maka dilakukan uji F. Uji F dilakukan untuk mengetahui sejauh mana variabel-variabel bebas motivasi belajar dan
variasi gaya mengajar yang digunakan mampu menjelaskan variabel terikat secara simultan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS
dengan melihat nilai signifikansinya. Jika diperoleh nilai signifikansi atau probabilitas 0,05, maka keputusannya adalah menerima hipotesis H3. Artinya
secara statistik semua variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.
3.7.2.3.3 Koefisian Determinasi
Keofisien determinasi r
2
parsial digunakan untuk mengetahui sejauh mana sumbangan dari masing-masing variabel bebas, jika variabel lainnya
konstan terhadap variabel terikat. Semakin besar nilai r
2
maka semakin besar variasi sumbangan terhadap variabel terikat.
59
Sedangkan koefisien determinasi R
2
keseluruhan digunakan untuk mengukur ketepatan yang paling baik dan analisis regresi linier berganda. Jika R
2
yang mendekati 1 satu maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut dalam menerangkan variasi variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R
2
mendekati 0 nol maka semakin lemah variasi variabel-variabel bebas menerangkan variabel terikat. Untuk melihat kontribusi dari masing-masing
variabel dapat dilihat dari kuadrat koefisien korelasi parsialnya.
60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Deskriptif Presentase
4.1.1 Analisis Deskriptif Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan kegiatan
belajar dan yang memberikan arah kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyak belajar itu dapat tercapai. Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan diperoleh variabel motivasi belajar dalam kategori tinggi, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Motivasi belajar
No. Kategori Frekuensi Presentase
1. Sangat Tinggi
19 25
2. Tinggi
52 68
3. Cukup
5 7
4. Rendah
5. Sangat Rendah
Jumlah 76
100 Sumber : data setelah diolah
Terlihat pada Tabel 4.1 sebanyak 25 siswa mempunyai motivasi belajar sangat tinggi, 68 siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi dan 7 siswa
mempunyai motivasi belajar cukup. Disimpulkan bahwa siswa kelas XI IPS tahun 20092010 mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Lebih jelasnya gambaran
tentang motivasi belajar dapat pula disajikan dalam diagram pie berikut: