39 peserta didik dengan cara menghayati nilai-nilai dan keyakinan
masyarakat sebagai kekuatan moral dalam hidupnya melalui kejujuran, dapat dipercaya, disiplin, dan kerjasama yang menekankan ranah afektif
perasaansikap tanpa meninggalkan ranah kognitif berpikir rasional, dan ranah skill keterampilan, terampil mengolah data, mengemukakan
pendapat, dan kerjasama. Pendidikan karakter bertujuan agar peserta didik mampu untuk mengimplementasikan ketiga aspek pendidikan
kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam kehidupan sehari-hari. Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
pendidikan karakter adalah segala usaha dalam mendidik peserta didik agar mampu untuk mengimplementasikan aspek-aspek pendidikan
kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam kehidupan sehari-hari, agar ia dapat berguna bagi masyarakat, bangsa, dan Negara. Tujuan pendidikan
nasional adalah membentuk watak peserta didik. Pendidikan karakter berpijak dari karakter manusia yang bersumber dari nilai moral universal
dan yang bersumber dari agama.
2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Karakter
Secara umum, fungsi pendidikan karakter sesuai dengan fungsi pendidikan
nasional, pendidikan
karakter dimaksudkan
untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara lebih khusus, Said Hamid Hasan 2014:5 menjelaskan bahwa
pendidikan karakter memiliki tiga fungsi utama, yaitu
40 a.
Pembentukan dan pengembangan potensi Pendidikan karakter berfungsi membentuk dan mengembangkan
potensi manusia atau warga Negara Indonesia agar berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik sesuai dengan falsafah hidup
Pancasila. b.
Perbaikan dan Penguatan Pendidikan karakter berfungsi memperbaiki karakter manusia dan
warga Negara Indonesia yang bersifat negatif dan memperkuat peran keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah untuk ikut
berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan potensi manusia atau warga Negara menuju bangsa yang berkarakter, maju,
mandiri, dan sejahtera. c.
Penyaring Pendidikan karakter bangsa berfungsi memilah nilai-nilai budaya
bangsa sendiri dan menyaring nilai-nilai budaya bangsa lain yang positif untuk menjadi karakter manusia dan warga Negara Indonesia
agar menjadi bangsa yang bermartabat. Sedangkan pendidikan karakter sebagaimana dijelaskan oleh
Mansyur Ramly 2011:2 bertujuan untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong
royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila. Adapun tujuan
41 pendidikan karakter bangsa pada konteks instruksional dapat dijabarkan
sebagai berikut: a.
Mengembangkan potensi kalbunuraniafektif peserta didik sebagai manusia dan warga Negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa. b.
Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa
yang religius. c.
Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa.
d. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang
mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan. e.
Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan serta
dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan. Selain pernyataan di atas, adapun tujuan pendidikan karakter dalam
setting sekolah menurut Dharma Kesuma 2011:9 adalah sebagai berikut: a.
Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian atau kepemilikan
peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan. Penguatan dan pengembangan memiliki makna bahwa pendidikan
dalam setting sekolah bukanlah sekedar suatu dogmatis nilai kepada peserta didik tetapi sebuah proses yang membawa peserta didik untuk
42 memahami dan merefleksi bagaimana suatu nilai menjadi penting
untuk diwujudkan dalam perilaku keseharian. b.
Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai- nilai yang dikembangkan oleh sekolah. Pendidikan karakter memiliki
sasaran meluruskan berbagai perilaku anak yang negatif menjadi positif. Proses pelurusan yang dimaknai sebagai pengkoreksian
perilaku dipahami sebagai proses yang pedagogis bukan suatu pemaksaan atau kondisi yang tidak mendidik.
c. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat
dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter. Proses pendidikan karakter di sekolah harus dihubungkan dengan proses
pendidikan di keluarga. Jika pendidikan karakter hanya bertumpu pada sekolah maka pencapaian karakter yang diharapkan sangat sulit
diwujudkan. Proses dan tujuan pendidikan karakter tiada lain adalah adanya
perubahan kualitas tiga aspek pendidikan, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Gambar 2. Tujuan Pendidikan Karakter Beeing
Kognitif Afektif
Psikomotorik
Knowing Doing
Berilmu dan Berkarakter Live Together
43 Gambar di atas menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran sebagai
peningkatan wawasan, perilaku, dan keterampilan, dengan berlandaskan empat pilar pendidikan. Tujuan akhirnya adalah terwujudnya manusia
yang berilmu dan berkarakter. Karakter yang diharapkan pun tidak tercabut dari budaya asli Indonesia sebagai perwujudan nasionalisme dan
dasar muatan agama religius Barnawi dan M. Arifin, 2014: 28-29 Penanaman pendidikan karakter tidak bisa hanya sekedar transfer
ilmu pengetahuan atau melatih suatu keterampilan tertentu. Penanaman pendidikan karakter perlu proses, contoh teladan, dan pembiasaan atau
pembudayaan dalam lingkungan peserta didik dalam lingkup keluarga, sekolah, lingkungan, masyarakat, maupun lingkungan media massa.
Pendidikan karakter mengusahakan adanya perubahan perilaku karena pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan
nilai-nilai karakter pada peserta didik sehingga peserta didik memiliki karakter sebagai karakter dirinya. Dengan memiliki karakter inilah peserta
didik dapat menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
3. Nilai-nilai dalam Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa