35 dimilikinya nilai-nilai yang dapat memperkokoh martabat manusia dan
mengembangkan kebaikan individu dan masyarakat.
2. Membentuk Karakter Anak
Pembentukan karakter merupakan tujuan yang sangat penting dari semua rangkaian proses pelaksanaan pendidikan karakter. Menumbuh-
kembangkan karakter yang bermoral bukan sekedar persoalan penyampaian teori tentang ilmu etika dan moral sebagai mata pelajaran di
sekolah, melainkan membangun kebiasaan yang berkesinambungan dari hari ke hari. Bagi seorang anak, untuk membangun kebiasaan tersebut
membutuhkan figur panutan yang dapat dijadikan teladan. Keteladanan dari orang sekitarnya menjadi dasar pembentukan konsep moral yang
dimiliki anak. Pembentukan kepribadian seorang anak selama ini banyak dipengaruhi oleh faktor dari dalam dirinya, lingkungan, pola asuh
orangtua, dan pendidikan di sekolah. Selain itu, menurut Mulyasa 2014:161 menjelaskan bahwa
komunikasi antara sekolah dengan orangtua merupakan salah satu realisasi dari akuntabilitas sekolah. Pentingnya komunikasi antara orangtua dan
sekolah, khususnya pendidik bertujuan untuk memastikan bahwa anak- anak belajar secara efektif dan mendapatkan yang terbaik bagi
pertumbuhan dan perkembangan pribadikarakter bagi peserta didik. Salah satu cara komunikasinya adalah melalui catatanbuku penghubung yang
dikirim secara berkala ke rumah untuk memberikan kesempatan kepada
36 orangtua memantau sekaligus melaporkan perkembangan anak mereka di
sekolah. Kementerian Pendidikan Nasional 2010 menjelaskan bahwa
secara psikologis dan sosiokultural pembentukan karakter dalam diri individu merupakan fungsi dari seluruh potensi individu manusia
kognitif, afektif, konatif, dan psikomotorik dalam konteks interaksi sosiokultural dalam keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat dan
berlangsung sepanjang hayat. Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosiokultural tersebut dapat dibagi ke dalam empat
kelompok, yaitu: olah hati spiritual and emotional development, olah pikir intellectual development, olah raga dan kinestetik physical and
kinestetic development, dan olah rasa dan karsa affective and creativity development.
Menurut Agus Zainul Fitri 2012:58 langkah-langkah dalam pembentukan karakter adalah:
a. Guru harus memahami karakteristik peserta didik.
b. Mengembangkan kompetensi anak melalui interaksi, minat,
kesempatan, mengagumi, dan kasih sayang. c.
Mendorong peserta didik agar mau mendapatkan keterampilan dalam berbagai tingkah laku.
d. Menentukan batas-batas tingkah laku yang baik untuk dilakukan oleh
peserta didik di lingkungannya.
37 Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah
pembentukan karakter dapat dilakukan dengan memahami karakteristik peserta didik, dan dengan hal tersebut maka guru akan mudah dalam
mengajarkan pendidikan karakter kepada peserta didik. Apabila guru bisa memahami langkah-langkah yang harus dilakukan maka keberhasilan
pendidikan karakter di sekolah bisa tercapai.
C. Pendidikan Karakter