Kerjasama Partisipasi Unsur Modal Sosial

24 garis keturunan liniage, pengalaman-pengalaman sosial turun- temurun repeated social experiences, dan kesamaan kepercayaan pada dimensi Ketuhanan religious belief cenderung memiliki kohesifitas yang tinggi, tetapi rentang jaringan maupun trust yang terbangun sangat sempit. Sebaliknya, pada kelompok yang dibangun atas dasar kesamaan orientasi dan tujuan dengan ciri pengelolaan organisasi yang lebih modern akan memiliki tingkat partisipasi anggota yang lebih baik dan memiliki rentang jaringan yang lebih luas. Pada dasarnya modal sosial merupakan kerjasama yang dibangun dengan untuk mencapai tujuan. Kerjasama yang terjalin tercipta ketika telah terjadinya hubungan interaksi sosial sehingga menghasilkan jaringan kerjasama, pertukaran sosial, saling percaya dan terbentuknya nilai dan norma dalam hubungan interaksi tersebut.

d. Kerjasama

Unsur yang keempat adalah kerjasama, yang merupakan salah satu ciri suatu hubungan relasi yang berjalan dengan baik. Suranto Aw. 2011:29 mengatakan kerjasama timbul apabila seseorang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan- kepentingan tersebut. Dijelaskan pula berbagai bentuk kerjasama, yaitu kerukunan yang mencakup gotong royong dan tolong menolong, bargaining pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang- 25 barang dan jasa antara dua orang atau lebih, ko-optasi suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam suatu hubungan interpersonal, koalisi kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama, joint venture kerjasama dalam pengesahan proyek-proyek tertentu.

e. Partisipasi

Unsur yang kelima adalah partisipasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, partisipasi adalah perihal turut berperan serta dalam suatu kegiatan atau keikutsertaan atau peran serta KBBI daring 2014. Menurut Made Pidarta sebagaimana dikutip oleh Dwiningrum, 2015:50 partisipasi adalah pelibatan seseorang atau beberapa orang dalam suatu kegiatan. Engkoswara dan Aan Komariah 2010:295 menjelaskan bahwa partisipasi penting untuk meningkatkan rasa memiliki yang berimbas pada rasa tangung jawab dan kontribusi dan atau dedikasi. Partisipasi melibatkan stakeholders dalam pengambilan keputusan, pembuatan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengevaluasian pendidikan. Bentuk partisipasi menurut Effendi yang dikutip oleh Dwiningrum 2015:58, terbagi atas partisipasi vertikal dan horizontal. Partisipasi vertikal adalah suatu bentuk kondisi tertentu dalam masyarakat yang terlibat di dalamnya atau mengambil bagian dalam suatu program pihak lain, dalam hubungan di mana masyarakat berada 26 sebagai posisi bawahan. Sedangkan partisipasi horizontal adalah di mana masyarakat tidak mustahil untuk mempunyai prakarsa, di mana setiap anggotakelompok masyarakat berpartisipasi secara horizontal antara satu dengan lainnya, baik dalam melakukan usaha bersama, maupun dalam rangka melakukan kegiatan dengan pihak lain. Menurut Effendi sendiri, tentu saja partisipasi seperti ini merupakan tanda perrmulaan tumbuhnya masyarakat yang mampu berkembang secara mandiri.

B. Karakter