2.2.6.4. Teori yang Melandasi Pengaruh Keberadaan Program Pelatihan
dan Pendidikan Pemakai Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Pelatihan sangat menguntungkan perusahan meliupti sejulam aspek-aspek antara lain: mengurangi pengawasan, meningkatkan rasa
harga diri, meningkatkan kerja sama, memudahkan pelaksanaan promosi dan mutasi pelaksanaan pendelegasian wewenang.
Dalam Muchlasin 2003, pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk didalamnya
peningkatan penguasaan teori dan ketrampilan memutuskan terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan mencapai tujuan.
Menurut T. Hani Handoko 2000:117 dalam bukunya manajemen personalia dan sumber daya manusia, lebih lanjut memberikan batasan
tentang manfaat nyata dapat diperoleh dengan adanya program pelatihan dan pendidikan yang dilaksanakan oleh organisasiperusahaan terhadap
karyawan, yaitu sebagai: meningkatkan rasa puas karyawan, pengurangan pemborosan, mengurangi ketidakhadiran dan turn over
karyawan memperbaiki metode dan sistem kerja, menaikkan tingkat penghasilan, mengurangi biaya-biaya lembur, mengurangi biaya
pemeliharaan mesin-mesin mengurangi keluhan-keluhan karyawan, mengurangi kecelakaan kerja, memperbaiki komunikasi, meningkatkan
pengetahuan karyawan. Memperbaiki moral karyawan, menimbulkan kerja sama yang lebih baik.
Teori pendukung dari program pelatihan dan pendidikan Face dan faules, 2001: 417-442 dalam Muclasin 2003 yaitu:
1. Teori Rasional dinyatakan oleh Ellis dan Herper 1975
Teori rasional dinyatakan bahwa perubahan seseoarang dipermudah dengan penyajian masalah-masalah dimana persepsi,
kepercayaan makna personal seseorang atas realitas diuji ketepatannya dengan memabndingkan dengan sumber-sumber
eksternal. Rasionalis dikembangkan dengan menerapkan cara-cara khusus dalam membicarakan persoalan tersebut. Persoalan rasional-
emotif disebut sebagai salah satu bentuk terapi. 2.
Teori Perilaku dinyatakan oleh Ellis dan Herper 1975 Teori perilaku memiliki asumsi dasar bahwa perubahan dalam
cara orang berperilaku akan dihasilkan lebih efisien dengan menitikberatkan yang dapat diobservasi daripada menitikberatkan
kepercayaan dan cara berpikir, seperti yang disarankan teori rasioanal. Pada kenyataanya, sikap dan pikiran internal dapat
dipahami dengan mengobservasi dan mengukur perilaku nyata. Hal tersebut tidak berani perilaku tersebut tidak dipergunakan oleh proses
internal dan berfikir, hal ini sekedar berarti bahwa perilaku yang dapat observasi adalah fokus perhatian. Filosofi perilaku
mengasumsi hubungan perubahan perilaku secara khusus menghasilkan hubungan dengan perubahan dalam berfikir atau
bersikap.
3. Teori Pengalaman oleh Spinger 1981
Pendekatan pengalaman terhadap perubahan perilaku mendasari atas asumsi bahwa orang lebih percaya akan pengalaman
mereka sendiri daripada pengalaman orang lain. Menurut pandangan ini, orang mengubah perilaku mereka, dengan menguji kepercayaan
mereka berdasarkan reaksi mereka terhadap situasi dimana mereka merasa dorongan emosi yang penting. Dengan menggambarkan apa
yang terjadi pada mereka dan membuat usaha yang sadar untuk mencoba cara berperilaku alternatif dalam situasi yang lain.
Empat jenis aktivitas yang termasuk dalam urutan pelatihan pengalaman adalah:
a. Pengalaman, yang meliputi pengawasan suatu latihan yang
mengizinkan peserta pelatihan menghadapi suatu aspek realitas sejauh hal itu membangktikan suatu responden emosional ada
peserta tertentu. b.
Informasi Penjelasan, yang merupakan penyajian teori yang menerangkan apa yang terjadi pada peserta atau mengapa latihan
tersebut dapat membangkitkan respons. c.
Analisis meliputi bantuan terhadap peserta untuk pengalaman dengan menggunakan teori tersebut yang menerangkan apa yang terjadi,
untuk merumuskan prinsip-prinsip bagi penggunaan selanjutnya, dan mengidentifikasi serta ketrampilan-ketrampilan spesifikasi yang
berbeda dalam realitas.
d. Sesi praktik terdiri dari penyiapan dan pembimbingan peserta
pelatihan melalui pengenalan dan latihan ketrampilan yang disiapkan untuk mengalihkan keahlian itu ketempat mereka.
Dari teori-teori diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan dan pelatihan yang dilakukan dapat meningkatkan kinerja sistem informasi
akuntansi. Namun tidaklah berarti bahwa semua tujuan tersebut akan didapatnya, tentunya tujuan berbagai macam pelatihan dan masing-
masing berbeda antara satu dengan yang lainnya. Maka dari itu bila suatu pelatihan dan pendidikan dilaksanakan, terlebih dahulu harus
ditetapkan manfaat apa saja yang hendak dicapai serta jenis pelatihan mana yang digunakan sehingga meningkatkan kinerja sistem informasi
akuntansi. Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
dengan adanya program pelatihan dan pendidikan pemakai yang sesuai dengan kebutuhab perusahaan maka akan meningkatkan kinerja sisten
informasi akuntansi pada perusahaan tersebut.
2.2.7. Pengaruh Partisipasi Pemakai Dalam Pengembangan, Kemampuan