150 dituliskan guru dalam RPP belum sesuai dengan kompetensi inti 2 dalam
kurikulum 2013. Selain memasukkan nilai nasionalisme dalam RPP sesuai dengan tema yang
terkait, pengintegrasian pendidikan nilai nasionalisme dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan mengembangkan proses pembelajaran siswa secara aktif siswa
memiliki kesempatan
melakukan internalisasi
nilai nasionalisme
dan menunjukkannya dalam perilaku yang sesuai Kemendinas, 2010: 19. Selama
pelaksanaan pembelajaran, guru juga membarikan bantuan atas kesulitan yang dihadapi siswa dalam menunjukkan nilai tersebut di kelas atau di sekolah.
3. Pelaksanana Pendidikan Nilai Nasionalisme di Kelas V SD Negeri 1
Pandowan Galur Kulon Progo melalui Budaya Sekolah
Berdasarkan hasil penelitian, budaya sekolah yang ada di kelas V SD Negeri 1 Pandowan yaitu kebijakan yang terwujud melalui visi misi, program, dan
peraturan serta interaksi sosial yang ada di sekolah dalam bentuk pembiasaan perilaku nasionalisme. Pembentukan budaya sekolah berbasis budaya dapat
meningkatkan rasa nasionalisme siswa. Menurut Kemendinas 2010: 19, budaya sekolah cakupannya sangat luas, biasanya mencakup ritual, harapan, hubungan,
demografi, kegiatan kurikuler, kegiatan ektrakurikuler, proses pengambilan keputusan, kebijakan maupun interkasi sosial antarkomponen di sekolah.
Pendidikan nilai dalam budaya sekolah dapat dilakukan melalui kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah, guru, konselor, tenaga adminitrasi saat
berkomunikasi dengan peserta didik dan menggunakan fasilitas yang ada di sekolah.
151 Berdasarkan hasil penelitian, salah satu hal yang dilakukan sekolah yaitu
menyusun kebijakan pendidikan nilai nasionalisme. Kebijakan pendidikan nilai nasionalisme merupakan hasil pemikiran sekolah yang kemudian dilakukan uji
publik kepada wali siswa bersama komite sekolah dan dinas pendidikan setempat untuk disosialisasikan dan didiskusikan serta mendapatkan persetujuan dari
semuanya. Buktinya bahwa pendidikan nilai nasionalisme menjadi kebijakan yaitu sekolah memasukkan nilai nasionalisme dalam kurikulum dan visi misi
sekolah. Dalam menerapkan pendidikan nilai nasionalisme, pertama yang dilakukan yaitu menciptakan suasana sekolah yang berkarakter termasuk visi dan
misi yang tepat untuk satuan pendidikan. Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa penetapan visi dan
misi sekolah merupakan hal yang penting. Visi SD Negeri 1 Pandowan yaitu “unggul dalam prestasi, mampu berkreasi menuju hidup mandiri berdasarkan
iman dan taqwa”. Hal tersebut sebagaimana pendapat Koesoema 2010: 156 bahwa setiap sekolah semestinya menantukan visi pendidikan yang akan menjadi
dasar acuan bagi setiap kerja, pembuatan program, dan pendekatan pendidikan karakter yang dilakukan di sekolah. Dan visi tersebut didukung dengan adanya
misi sekolah. Adapun misi sekolah menurut Koesoema 2010: 157 merupakan semacam penjabaran yang lebih praktis operasional yang indikasinya dapat
diverifikasi, diukur dan dievalusai secara terus menerus. Visi misi yang ada di SD Negeri 1 Pandowan memiliki indikator pencapaian tertentu yang salah satunya
yaitu menunjukkan jiwa patriotik cinta bangsa dan tanah air untuk mencapai hidup mandiri.
152 Seperti yang sudah disampaiakan sebelumnya, bahwa visi sekolah menjadi
dasar acuan dalam pembuatan program sekolah. Kepala sekolah dan guru menyatakan bahwa bukti pelaksanaan pendidikan nilai nasionalisme yaitu dengan
adanya program-program pendidikan nilai nasionalisme di sekolah. Hal tersebut sesuai dengan indikator dalam nilai-nilai nasionalisme yang disampaikan oleh
Cholisin 2011: 11 yaitu memiliki rasa cinta tanah air dan melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai dan budaya daerah maupun nasional. Hal tersebut
dilakukan melalui program sekolah. Program-program nasionalisme yang diadakan di SD Negeri 1 Pandowan dimasukkan dalam kurikulum, dan dokumen
pembelajaran serta keputusan kepala sekolah antara lain menyanyikan lagu Indonesia rayalagu perjuanganlagu daerah; baris sebelum masuk; upacara
bendera hari Senin; membaca di perpustakaanlitarasi; jumat bersih; upacara Hardiknas, Harkitnas, HUT RI, Hari Pahlawan; senam; pembiasaan jabat tangan
pagi antara siswa dengan guru, kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah bersama wali murid, kegiatan ektrakurikuler, upacara hari pramuka, upacara hari
jadi Kulon Progo, membudayakan berpaikaian tradisional, dan pentas seni oleh siswa siswi. Pelaksanaan program-program tersebut dilaksakana melalui kegiatan
pengembangan diri yang sudah dijelaskan di atas dan melalui proses pembelajaran di kelas maupun di sekolah.
Sekolah juga menyusun peraturan pendukung untuk mendukung kebijakan pelaksanaan pendidikan nilai nasionalisme. Hal itu sesuai dengan pendapat
Daryanto dan Darmiatun 2013: 37 yang menyatakan bahwa kebijakan mengenai aturan atau tata tertib menjadi acuan pokok dalam pembudayaan nilai di sekolah.
153 Oleh sebab itu, SD Negeri 1 Pandowan menyusun peraturan sekolah berupa
Keputusan Kepala
Sekolah Dasar
Negeri 1
Pandowan Nomor:
421.201SD1PVII2016 tentang Peraturan Tata Tertib Tahun Pelajaran 20162017 yang didalamnya memuat tata tartib guru dan karyawan, dan tata tertib
siswa. Hidayatullah 2010: 52 menyatakan bahwa pendidikan nilai tidak cukup
jika hanya diajarkan melalui mata pelajaran di kelas, akan tetapi sekolah dapat menerapkannya melalui pembiasaan. Dan kegiatan pembiasaan diarahkan pada
upaya pembudayaan pada aktivitas tertentu. Adapun pembiasaan yang dilakukan dalam pelaksaan pendidikan nilai nasionalisme di kelas V SD Negeri 1 Pandowan
yaitu menghormati pahlawan, setia kawan, menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, menggunakan produk dalam negari, mengutamakan
persatuan kesatuan di kelas dan sekolah, dan memakai pakaian tradisional di sekolah. Pelaksanaan pembiasaan tersebut tentunya juga didukung oleh
lingkungan sekolah. Sekolah juga membudayakan nilai nasionalisme di sekolah melalui kegiatan
kokurikuler dan ektrakurikuler. Hal itu dikarenakan kedua kegiatan tersebut termasuk dalam cakupan yang dimiliki budaya sekolah menurut Kemendiknas
2010: 19. Budaya sekolah dalam kegiatan kokurikuler yaitu kegiatan kokurikuler atau pembelajaran di luar kelas yang dilakukan sekolah yang
mendukung pendidikan nilai nasionalisme yaitu pembelajaran di daerah Kulon Progo dan Yogyakarta. Menurut Kemendikbud tt: 18, kegiatan kokurikuler
merupakan kegiatan pembelajaran yang terkait dan menunjang kegiatan
154 intrakurikuler yang dilaksanakan di luar jadwal intrakurikuler. Sementara budaya
sekolah dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan sekolah yaitu ekstrakurikuler yang meliputi ekstrakurikuler membatik, tari, pramuka, marching
band, dan qiroah. Kegiatan ekstrakurikuler menurut Kemendikbud tt: 18 merupakan kegiatan pengembangan karakter yang dilaksanakan di luar jam
pelajaran yang berfungsi menyalurkan dan mengembangkan minat dan bakat peserta didik dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kearifan lokal,
dan daya dukung yang tersedia. Oleh karena itu, melalui kegiatan kokurikuler dan ektrakurikuler tercipta budaya sekolah yang menjunjung tinggi nilai nasionalisme
dalam kehidupan di kelas, sekolah, dan bahkan di luar sekolah.
D. Keterbatasan Penelitian