17
2. Pengertian Pendidikan
Pendidikan sama dengan istilah “paedagogie” yang berasal dari bahasa
Yunani. Paedagogie terdiri dari kata “pais” yang artinya anak, dan “again” yang
artinya membimbing. Berdasarkan arti kedua kata tersebut, paedagogie adalah bimbingan yang diberikan kepada anak. Menurut Ahmadi dan Uhbiyari 2010,
pendidikan adalah pemberian pengaruh, bantuan, bimbingan yang diberikan oleh orang yang berwenang dan bertanggung jawab kepada anak didik. Suatu
bimbingan atau bantuan dikatakan sebagai pendidikan manakala diberikan oleh orang yang berwenang terhadap pendidikan. Sehingga tidak semua orang dapat
memberikan pendidikan kepada anak didik.
Sementara itu, menurut Wibowo 2012: 18 pendidikan merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana oleh orang dewasa yang
telah memiliki ilmu dan keterampilan kepada anak didik sehingga dapat menciptakan manusia sempurna yang berkarakter. Melalui pendidikan dapat
mentranferkan ilmu dan keterampilan seseorang dan membentuk manusia agar mempunyai kepribadian yang unggul dan luhur. Pendidikan menurut
Kemendiknas 2010: 1 dianggap sebagai alternatif yang bersifat preventif. Hal tersebut dikarenakan pendidikan membangun generasi baru bangsa untuk menjadi
lebih baik. Tujuan utama pendidikan adalah menghasilkan kepribadian manusia yang matang secara intelektual, emosional, dan spiritual. Oleh karena itu,
komponen penting dalam kepribadian manusia ada dua hal yaitu nilai dan kebajikan. Dua hal tersebut harus dijadikan dasar pengembangan kehidupan
18 manusia yang memiliki peradaban, kebaikan, dan kabahagiaan baik sebagai
makhluk individu maupun sosial. Pendidikan merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk memanusiakan
manusia. Sebagaimana pendapat Driyarkara dalam Siswoyo, dkk 2013: 21 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha untuk memanusiakan manusia muda.
Manusia muda yang belum sempurna dan masih berada pada tahap berkembang kemudian melalui pendidikan dipersiapkan menjadi manusia seutuhnya. Manusia
seutuhnya mengandung maksud yaitu menjadi manusia yang utuh dalam wawasan dan utuh dalam potensi yang dimilikinya. Manusia yang utuh dalam wawasan
adalah manusia yang sadar akan nilai. Sedangkan manusia yang utuh dalam potensi adalah manusia yang memiliki potensi jasmani dan rokhani yang
dimilikinya. Keutuhan manusia tersebut terus dapat dikembangkan seiring dengan pendidikan yang diperoleh.
Menurut Siswoyo, dkk 2013: 21, pendidikan berperan dalam menyiapkan manusia sebagai warga negara yang baik, yaitu warga negara yang menyadari dan
melaksanakan semua hak dan kewajibannya dengan baik. Sebagai warga negara yang baik, manusia tentunya mempunyai karakter atau nilai-nilai luhur yang
dijiwainya. Hal tersebut juga telah dirumuskan dalam pendidikan di Indonesia. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 bab 1
pasal 1 dinyatakan bahwa:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”.
19 Thomas Lichona dalam Lonto dan Pangalila 2013: 103 mempopulerkan
tujuan pendidikan pada upaya dalam membina warga negara yang cerdas dan baik smart and good citizen. Tujuan pendidikan tersebut juga telah termuat dalam
Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3 bahwa:
“pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.” Berdasarkan tujuan pendidikan nasional di atas dapat dicermati bahwa
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab merupakan bagian dari
membentuk manusia yang baik. Sedangkan berilmu, cakap dan kreatif merupakan bagian dari membentuk manusia yang cerdas. Untuk membina menjadi cerdas
maka seseorang perlu memperluas wawasan dan pengetahuannya, sedangkan untuk menjadi baik maka diperlukan nilai-nilai yang harus dijiwainya. Oleh
karena itu, untuk menjadi manusia yang baik dapat dilakukan melalui pendidikan nilai sehingga tidak hanya mengetahui akan nilai-nilai tetapi juga sampai pada
proses menjiwai nilai-nilai. Pendidikan nilai merupakan inti dari suatu proses pendidikan. Hal tersebut
didasarkan pada pandangan Zubaedi 2011: 116 yang menyatakan bahwa pendidikan merupakan suatu proses enkultutasi atau pembudayaan yang berfungsi
untuk mewariskan nilai-nilai dan prestasi masa lalu kepada generasi yang akan
20 datang. Selain berfungsi untuk mewariskan, pendidikan juga berfungsi untuk
mengembangkan nilai-nilai budaya dan prestasi masa lalu menjadi nilai-nilai budaya yang sesuai dengan kehidupan saat ini dan masa depan nantinya, serta
mengembangkan prestasi baru yang dapat menjadi nilai karakter baru bangsa. Berdasarkan beberapa pendapat yang telah diuraikan di atas dapat katakan
bahwa pendidikan adalah upaya yang dilakukan dalam membina dan membimbing oleh seseorang kepada anak didik agar menjadi manusia cerdas dan
baik. Kegiatan pendidikan merupakan wadah dalam mengembangkan potensi yang dimiliki. Pendidikan berfungsi dalam mewariskan nilai-nilai dan prestasi,
serta mengembangkan nilai-nilai dan prestasi masa lalu agar dapat menjadi nilai karakter baru bangsa. Apabila hakikat dari pendidikan sudah tercapai maka
pendidikan dapat dikatakan sudah efektif dalam pelaksanaanya. Keefektifan akan terjadi manakala dalam posisi seimbangan antara pengetahuan, keterampilan dan
nilai agar dapat menjadi manusia yang cerdas dan baik. Salah satu proses untuk menjadi manusia yang baik adalah melalui pendidikan nilai. Pendidikan nilai
merupakan inti dari suatu proses pendidikan. Pendidikan yang efektif menurut UNESCO dalam Mulyana, 2004
ditekankan pada pentingnya martabat manusia sebagai nilai tertinggi. Manusia adalah makhluk yang paling mulia. Penghargaan yang diberikan kepada manusia
dianggap sebagai nilai yang tidak terbatas dan mampu mendorong manusia untuk memilih nilia-nilai dasar yang ada di sekitarnya. Nilai-nilai dasar tersebut menurut
UNESCO meliputi 7 nilai yaitu nilai kesehatan, nilai kebenaran, nilai kasih sayang, nilai tanggung jawab sosial, nilai efesiensi ekonomi, nilai solidaritas
21 global, dan nilai nasionalisme. Untuk mencapai pendidikan yang efektif dengan
nilai-nilai dasar tersebut maka sudah seharusnya pendidikan nilai kembali dihidupkan agar ketujuh nilai dasar dapat dimiliki dan dijiwai dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Konsep Pendidikan Nilai