Kajian tentang Pendidikan Nilai Nasionalisme dalam Kurikulum 2013

57 lingkungan, dan tanggung jawab. Dalam hal ini peneliti tidak mengambil indikator dari kedelapan bentuk nilai nasionalisme tersebut secara rinci. Peneliti hanya mengambil indikator yang berkaitan langsung dengan nasionalisme Indonesia yang dimungkinkan dapat menciptakan bentuk nilai-nilai nasionalisme tersebut.

C. Kajian tentang Pendidikan Nilai Nasionalisme dalam Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum-kurikulum yang sebelumnya. Dalam kurikulum 2013 dimaksudkan untuk mempersiapakan manusia untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Tuwuh Rustantoro www.lpmpjateng.go.id bahwa kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Pengembangan seluruh potensi manusia atau peserta didik ini diupayakan agar dapat menjadi manusia Indonesia yang berkualitas sebagaimana yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional. Adapan tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 dinyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar mejadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dengan demikian, tujuan akhir pendidikan nasional adalah 58 mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang baik dan cerdas. Kurikulum 2013 telah mengamanatkan untuk memberikan kesempatan kepada siswa dalam mengembangkan ketiga aspek yang ada yaitu aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ketiga aspek tersebut telah dimuat dalam Standar Kompetensi Lulusan SKL dalam kurikulum 2013 baik pada semua jenjang sekolah yang selanjutnya diuraikan dalam Kompetensi Inti KI. KI dalam kurikulum 2013 terdiri dari empat bagian yaitu KI sikap spiritual, KI sikap sosial, KI pengetahuan, dan KI Keterampilan. Selanjutnyaa KI ini dijabarkan pada masing-masing mata pelajaran dalam bentuk KD yang memuat semua bagian dalam KI. Sehingga dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus mencakup semua KD yang memuat keempat bagian KI sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan agar semua aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan berkembang dalam diri pribadi siswa. Maksud pendidikan karakter sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak sebab mempunyai tujuan yang sama. Adapaun tujuan dari pendidikan tersebut adalah mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik buruk, memelihara apa yang dianggap baik dan mewujudkan kebaikan. Dan kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang memberikan penekanan pada pembentukan sikap. Salah satu cirinya yaitu selalu mengitergrasikan antara aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam setiap kontek pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Dengan demikian, melalui kurikulum 2013 ini akan terbangun pendidikan nilai 59 secara otomatis. Hal tersebut dikarenakan penanaman nilai-nilai kehidupan nilai karakter harus selalu diintegrasikan salam setiap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Kaitannya antara kurikulum 2013 dengan pendidikan nilai dapat dicermati pada KI sikap spiritual dan sikap sosial. Sikap spritual bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan sikap sosial bermaksud untuk menjadi manusia yang berakhlak mulia, sehat, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Kedua aspek sikap tersebut merupakan tujuan pendidikan nasional yang ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3. Sikap spiritual merupakan nilai karakter manusia dalam hubungannya dengan Tuhan. Dan sikap sosial merupakan nilai karakter manusia dalam hubungannya dengan diri sendiri dan orang lain dalam lingkungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Melalui kurikulum 2013 inilah pemerintah berupaya membentuk manusia yang cerdas sekaligus mempunyai nilai karakter yang baik. Kompetensi inti dalam kurikulum 2013 dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu. Dengan demikian, terdapat perbedaan kompetensi inti antar jenjang kelas tertentu. Perbedaan KI tersebut terdapat pada keempat KI yang ada, termasuk KI sikap sosial. Berikut ini uraian menganai KI sikap sosial untuk jenjang Sekolah Dasar SDMadrasah Ibtidaiyah MI. 60 Tabel 2. Kompetensi Inti Sikap Sosial di Kelas I, II, III, IV, V, dan VI SDMI Kompetensi Inti Deskripsi Kelas I 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru. Kelas II 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru. Kelas III 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya. Kelas IV 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan tetangganya. Kelas V 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan tetangganya serta cinta tanah air. Kelas VI 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan tetangganya serta cinta tanah air. Sumber: Kemendikbud, tt: 36-37 Berdasarkan pada tabel di atas dapat kita cermati bahwa terdapat perbedaan deskripsi menganai KI sikap sosial pada beberapa jenjang kelas. Untuk kelas I dan II mempunyai deskripsi KI sikap sosial yang berbeda. Pada kelas I menggunakan deskripsi dengan kata kerja “memiliki”, sedangkan untuk kelas II sudah menggunakan deskripsi dengan kata kerja “menunjukkan”. Sedangkan untuk kelas III dan IV terdapat penambahan ka ta “tetangganya” pada akhir kalimat dalam deskripsi Kompetensi Inti sikap sosialnya. Dan untuk kelas V dan VI juga terdapat penambahan kata lagi dari deskripsi di kelas sebelumnya, yaitu kata cinta tanah air pada akhir kalimat dalam deskripsi. Perbedaan deskripsi dalam KI aspek sosial pada jenjang kelas tersebut didasarkan pada peningkatan usia peserta didik seiring meningkat kelasnya. Dengan demikian, meningkatnya usia dan kelas peserta didik juga harus meningkat sikap sosial yang dimiliki oleh peserta didik. 61 Adapun sikap sosial yang ada dalam Kurikulum 2013 meliputi perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, percaya diri dalam berinteraksi dan cinta tanah air. Nilai mempunyai makna yang sama dengan karakter. Sehingga pendidikan nilai juga dapat diartikan pendidikan karakter yang merupakan kegiatan membimbing siswa supaya menyadari pentingnya nilai, kemudian nilai tersebut terwujud dalam perilaku sehari-hari. Pendidikan karakter memuat sejumlah nilai karakter yang dikembangkan di sekolah. Nilai karakter tersebut telah dicantumkan dalam Panduan Penerapan Pendidikan Karakter Bangsa yang terdiri dari 18 nilai karakter Kemendiknas, 2010: 10 yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingi tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabatkomunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Buku Induk Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025 memuat pengembangan sejumlah karakter individu yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila antara lain karakter yang bersumber dari olah hati, karakter yang bersumber dari olah pikir, karakter yang bersumber dari olah raga, dan karakter yang bersumber pada olah rasakarsa. Dari keempat karakter tersebut, karakter yang bersumber dari olah rasakarsa merupakan karakter yang berkaitan dengan kemauan dan kreativitas yang tercermin dalam kepedulian, citra, dan penciptaan kebaharuan menghasilkan kepedulian dan kreativitas. Karakter tersebut terdiri dari kemanusiaan, saling menghargai, saling mengasihi, gotong royong, kebersamaan, ramah, peduli, hormat, toleran, nasionalis, kosmopolit atau mendunia, 62 mengutamakan kepentingan umum, cinta tanah air atau patriotis, bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja Samani dan Hariyanto, 2016: 25. Berdasarkan pemaparan mengenai sikap sosial dalam kurikulum 2013 dan nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam pendidikan maka dapat diketahui bahwa kesemua nilai tersebut adalah bentuk mencapai tujuan pendidikan nasional untuk mengembangkan potensi dan membentuk manusia yang baik dan cerdas. Salah satu nilai yang perlu dikembangkan untuk mencapai tujuan tersebut adalah nilai nasionalisme. Hal tersebut karena nasionalisme merupakan sikap sosial yang harus dimiliki dalam hidup bermasyarakat dan berbangsa. Nilai nasionalisme adalah nilai yang menempatkan kepentingan nasional dan bangsa di atas kepentingan lainnya dengan semangat kebangsaan yang tinggi atas dasar kecintaan pada bangsanya. Nilai nasionalisme ini merupakan wujud menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan mempertahankan harkat dan martabat bangsa dengan berbagai sikap nasionalisme yang dijiwainya. Dari berbagai klasifikasi nilai yang telah dipaparkan di atas, yang termasuk dalam nilai nasionalisme dalam kurikulum 2013 adalah disiplin, tanggung jawab, peduli, dan cinta tanah air.

D. Kajian Penelitian yang Relevan