Pengertian Nilai Kajian tentang Pendidikan Nilai

13

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian tentang Pendidikan Nilai

1. Pengertian Nilai

Bertens 2013, 111 menyatakan bahwa nilai merupakan sesuatu yang diiyakan atau diaminkan dan nilai selalu mempunyai makna positif. Sementara itu, seorang ahli psikolog kepribadian bernama Gordon Allport dalam Mulyana, 2004: 9 mengartikan nilai sebagai keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya. Keyakinan mengenai sebuah nilai yang diyakininya merupakan sebuah nilai pilihannya. Pada umunya, ahli psikologi menempatkan keyakinan sebagai kekuatan psikologis tertinggi dari kekuatan psikologis lainnya. Sehingga keyakinan menjadi sebuah dasar dalam menentukan suatu pilihan untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai positif. Berdasarkan definisi nilai sebelumnya, Mulyana 2004: 11 menarik suatu definisi baru menganai nilai yaitu rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan. Definisi ini menyatakan mengenai proses pertimbangan nilai berdasarkan rujukan dan keyakinan yang telah diperoleh. Nilai merupakan sebuah proses penentuan pilihan terhadap kualitas nilai yang didasarkan pada rujukan dan keyakinan. Nilai juga mencakup segala sesuatu yang dianggap bermakna bagi kehidupan seseorang yang dipertimbangkan berdasarkan pada kualitas. Kualitas yang dimaksud yaitu kualitas benar-salah, baik-buruk, atau indah-tidak indah. Pada hakikatnya, nilai menurut Budiyono 2007: 70 adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek, bukan objek itu sendiri. Nilai merupakan 14 sebuah kenyataan tersembunyi dibalik kenyataan-kenyataan lain yang sebagai pembawa nilai tersebut. Dalam mengukur keadaan, eksistensi, dan perilaku individu maupun organisasi serta suatu benda digunakanlah nilai. Sebab nilai menjadi acuan yang menarik untuk mengukurnya. Dengan demikian, nilai merupakan sifat pada suatu objek yang menjadi sebuah patokan dalam mengukur kondisi perilaku atau suatu hal. Sejalan dengan pendapat sebelumnya, Rukiyati dkk 2013: 51 menyatakan bahwa dalam kehidupan manusia selalu berhubungan dengan nilai. Nilai diartikan sebagai sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek sehingga bukan objek itu sendiri yang disebut nilai. Jadi sesuatu akan mengandung nilai apabila ada sifat atau kualitas padanya. Misalnya baju itu bagus, bagus adalah sifat yang melekat pada obyek baju. Nilai bagus pada baju tersebut adalah kenyataan yang tersembunyi dibalik adanya sebuah obyek baju. Dengan demikian, adanya nilai karena adanya kenyataan lain yang sebagai pembawa dari nilai. Sesungguhnya segala sesuatu pasti mempunyai atau mengandung nilai. Nilai itu tersembunyi di balik kenyataan lain. Nilai tidak hanya dimiliki oleh suatu obyek seperti baju yang telah dicontohkan tersebut. Akan tetapi nilai juga melekat pada sesuatu yang bersifat abstrak, seperti perilaku jujur, sopan, religius dan lain sebagainya. Walter G Everet dalam Rukiyati, dkk 2013: 52 mengkalsifikasikan nilai- nilai manusiawi menjadi depalan kelompok yaitu: a. nilai-nilai ekonomis merupakan nilai yang ditujukan oleh harga pasar dan meliputi semua benda yang dapat dibeli, b. nilai-nilai kejasmanian merupakan nilai yang mengacu pada kesehatan, efisiensi dan keindahan badan, 15 c. nilai-nilai hiburan merupakan nilai permainan dan waktu senggang yang dapat menyumbang pada pengayaan kehidupan, d. nilai-nilai sosial merupakan nilai yang berasal mula dari pelbagai bentuk perserikatan manusia, e. nilai-nilai watak merupakan keseluruhan dari keutuhan kepribadian dan sosial yang diinginkan, f. nilai-nilai estetis merupakan nilai-nilai keindahan dalam alam dan karya seni, g. nilai-nilai intelektual merupakan nilai-nilai pengetahuan dan pengejaran kebenaran, h. nilai-nilai keagamaan merupakan nilai-nilai yang ada dalam agama. Sementara itu, menurut pandangan Notonagoro dalam Rukiyati, dkk 2013: 53 membagi nilai menjadi tiga yaitu: a. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia. Misalnya kebutuhan makan, minum, kesehatan, dan lain sebagainya. b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat melaksanakan kegiatan atau aktivitas. Misalnya ketekunan, semangat, kerja keras, dan lain sebagainya. c. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai ini dapat dibedakan menjadi empat yaitu: 1 Nilai kebenaran yang bersumber pada akal rasio, budi, cipta manusia, 2 Nilai keindahan nilai estetis yang bersumber pada perasaan, 3 Nilai kebaikan nilai moral yang bersumber pada kehendak manusia 4 Nilai religius yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak. Nilai ini bersumber pada kepercayaan dan keyakinan manusia. Nilai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai yang bersifat abstrak. Nilai tersebut adalah nilai nasionalisme Indonesia. Menurut macam-macam nilai dari pandangan Notonagoro tersebut maka nilai nasionalisme merupakan nilai kerohanian yang termasuk ke dalam nilai kebaikan. Nilai nasionalisme bersumber pada kehendak manusia sebagai rakyat Indonesia yang mempunyai kesetiaan dan kecintaan pada bangsanya. Berdasarkan beberapa pengertian nilai yang telah dikemukakan di atas, maka dapat ditarik benang merah bahwa nilai adalah suatu keyakinan dan patokan yang digunakan manusia dalam bertindak dan menentukan pilihannya. Nilai 16 diukur berdasarkan tindakan yang telah dilakukaknnya. Segala tindakan seseorang seharusnya didasarkan pada nilai-nilai sosial yang sesuai dan berlaku di mana ia berada. Nilai merupakan kualitas yang melekat pada sebuah objek dan hal yang bersifat abstrak yang tidak dapat diketahui melalui indra. Dengan demikian, nilai tersebut masih bersifat abstrak sehingga disebut sebagai nilai dasar. Nilai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah karakter yang melekat pada individu siswa. Hal tersebut berdasarkan pengertian dari Jurdi, dkk 2011: 95 bahwa nilai juga dapat diartikan sebagai karakter. Sehingga nilai dalam penelitian ini adalah karakter yang berusaha ditanamkan oleh guru kepada siswa melalui pendidikan di sekolah. Akan tetapi, dalam penelitian ini hanya akan menggunakan satu istilah saja yaitu nilai. Dan selanjutnya peneliti akan berusaha konsisten dengan menggunakan istilah nilai untuk menjabarkan sebuah teori yang digunakan dalam pembahasan temuannya. Nilai menjadi dasar bagi seseorang dalam mengambil sebuah keputusan. Nilai merupakan bagian dari kenyataan yang tidak dapat diabaikan. Hal tersebut karena setiap orang dalam bertindak disesuaikan dengan nilai yang diyakininya. Nilai dijadikan dasar dalam hidup bermasyarakat pada umumnya, baik itu nilai yang tertulis maupun tidak tertulis. Nilai termasuk cerminan sikap guru sebagai pendidik dalam pembelajaran di kelas dan di sekolah. Nilai harus melekat pada diri seorang guru. Sebab guru di sekolah mempunyai tugas dalam membantu membelajarkan siswa dengan berpegang teguh pada nilai-nilai yang baik. Sebagai seorang guru tidak boleh meninggalkan nilai sosial, moral, dan spiritual. 17

2. Pengertian Pendidikan