Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Penjelasan Istilah

Mustafa 2009, bahwa “Tahun 1951 ke bawah, rumah tangga di Gayo masih menggunakan bahasa Gayo. Tapi sekarang sudah digantikan bahasa Indonesia.”

1.2 Rumusan Masalah

Masalah pokok yang akan dijawab dalam penelitian yang berkaitan dengan leksikon bahasa Gayo dalam lingkungan kedanauan Lut Tawar, mencakup: 1. Bagaimanakah gambaran tentang pemahaman leksikon nomina guyub tutur bahasa Gayo yang berhubungan dengan lingkungan ragawi Lut Tawar saat ini? 2. Bagaimanakah kebertahanan bahasa Gayo dan budaya Gayo serta kelestarian lingkungan Lut Tawar?

1.3 Tujuan Penelitian

Menurut rumusan masalah di atas, berikut beberapa hal yang menjadi tujuan dalam penelitian ini, yaitu 1. mendeskripsikan tingkat pemahaman leksikon nomina guyub tutur bahasa Gayo yang berhubungan dengan lingkungan ragawi Lut Tawar saat ini; 2. menjelaskan kebertahanan bahasa Gayo dan budaya Gayo serta kelestarian lingkungan Lut Tawar. Universitas Sumatera Utara

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoretis

Temuan penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan bagi khazanah ilmu bahasa, linguistik, khususnya ekolinguistik. Temuan-temuan dalam penelitian ini selanjutnya diharapkan menimbulkan inspirasi bagi peminat bahasa untuk meneliti lebih lanjut mengenai kondisi bahasa Gayo dalam lingkungan kedanauan Lut Tawar.

1.4.2 Manfaat Praktis

Pengetahuan mengenai kondisi dan peranan bahasa Gayo dikaitkan dengan kondisi alam sekitar Lut Tawar dapat membendung desakan kepunahan bahasa Gayo dan kerusakan lingkungan kedanauan. Berdasarkan informasi tersebut ancaman kepunahan bahasa dan kerusakan ekosistem kedanauan dapat dicegah lebih dini. Perangkat leksikon ‘kedanauan’ Lut Tawar memberikan informasi tentang kehidupan dan penghidupan guyub tutur bahasa Gayo khususnya yang mendiami lingkungan danau tersebut. Pengetahuan atau tingkat pengetahuan tentang kondisi, keberadaan, dan sumber daya danau dalam arti luas antara generasi muda dan generasi tua bermanfaat dalam usaha memelihara lingkungan kedanauan Lut Tawar. Hasil penelitian ini diupayakan agar ada manfaat praktis, yaitu 1 adanya pemahaman masyarakat bahasa Gayo di sekitar danau tentang kondisi lingkungan; dan Universitas Sumatera Utara 2 diterbitkannya khazanah leksikon khususnya nomina kedanauan Lut Tawar sebagai ‘Kamus Kecil’ yang dapat dipakai oleh generasi muda. Dengan demikian, generasi muda dapat memanfaatkannya dalam kerangka pendidikan lingkungan sehingga tumbuh rasa cinta pada lingkungan kedanauan.

1.5 Penjelasan Istilah

Istilah-istilah yang muncul pada tulisan ini ada kalanya mempunyai makna yang berbeda dengan bidang ilmu di luar linguistik. Oleh karena itu, penjelasan istilah pada penelitian ini dimaksudkan agar terciptanya persamaan persepsi mengenai istilah yang digunakan. Istilah-istilah dalam penelitian ini ditinjau berdasarkan konsep ekolinguistik. Berikut beberapa istilah itu: 1 Bahasa Gayo merupakan bahasa yang digunakan oleh suku Gayo yang mayoritas bermukim di dataran tinggi Gayo, Provinsi Aceh. Kendatipun demikian, penutur dari suku lain yang ada di tanah Gayo juga menggunakan bahasa Gayo dalam berkomunikasi. 2 Ekolinguistik adalah ilmu bahasa yang interdisipliner, yang menyandingkan ekologi dan linguistik. Melalui bidang ilmu ini, pengaruh kerusakan dan kemerosotan lingkungan atau juga kebertahanan dan kelestarian leksikon dan alam ragawi dan sosio-kultural terhadap lumpuhnya infrastruktur komunikatif bahasa diteliti. Dari segi bahasa, hal-hal yang dapat diteliti meliputi tataran fonologi, morfologi, semantik, dan leksikon. Universitas Sumatera Utara 3 Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan kondisi alam sekitarnya lingkungannya atau kajian saling ketergantungan dalam suatu sistem. Ekologi manusia berbeda dengan ekologi makhluk hidup lainnya, karena manusia memiliki budaya dalam suatu ekosistem. 4 Kedanauan adalah alam danau, juga semua hal, khususnya pemahaman secara kognisi tentang biota dan atau unsur-unsur alami secara leksikal dengan makna dasarnya. 5 Leksikon adalah kosakata atau kekayaan kata yang dimiliki oleh suatu bahasa. 6 Lingkungan kedanauan mengimplikasikan kondisi alam dan biota di dalam dan sekitar danau. Tiap kecamatan berbeda kontur alamnya, ada yang landai, curam, berawa, dan berpasir. Agak ke atas, Lut Tawar dikelilingi perbukitan yang ditumbuhi hutan pinus. Batas lingkungan kedanauan dalam penelitian ini berkisar satu km dari tepi danau. 7 Tepi danau merupakan batas pasang tertinggi pinggir air danau sewaktu musim hujan atau daerah pinggir danau yang masih digenangi air saat musim hujan. Universitas Sumatera Utara

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pendahuluan

Penelitian ini bertitik tolak dari perspektif ekolinguistik. Menurut Mbete 2009:2, “dalam perspektif ekolinguistik, bahasa dan komunitas penuturnya dipandang sebagai organisme yang hidup secara bersistem dalam suatu kehidupan, bersama organisme-organisme lainnya.” Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini merupakan paduan teori linguistik dan ekologi, sebagaimana dinyatakan oleh Fill 1993:126 dalam Lindø dan Simonsen 2000:40 bahwa ekolinguistik merupakan sebuah payung bagi semua penelitian mengenai bahasa yang ditautkan dengan ekologi ”ecolinguistics is an umbrella term for ... all approaches in which the study of language and language is in any way combined with ecology.” Sejumlah teori linguistik yang digunakan dalam penelitian ini mencakup teori semantik, sosiolinguistik, dan leksikon. Universitas Sumatera Utara