atau dalam sungai aliran danau. Untuk jenis alat tangkap ikan tradisional mereka bisa menyebutkan jenis-jenis ikan yang biasanya ditangkap dengan alat tersebut. Kalaupun
ada leksikon nomina yang tidak dikenal, umumnya faktor penyebabnya adalah topografi danau yang berbeda di tiap kecamatan sehingga ada biota yang tidak dapat
hidup atau ada alat tangkap ikan dan alat pembesaran dan penggemukan ikan yang tidak digunakan di kawasan tersebut.
Kedua, leksikon kedanauan Lut Tawar yang diteliti tingkat pemahamannya lebih didominasi nomina karena begitu beragam dan kayanya Lut Tawar akan nama
biota dalam dan sekitar danau dan nama alat tangkap ikan. Mengenai leksikon verba dan ajektiva di seputar danau ada ditemukan tetapi jumlahnya sedikit, dan tidak
diteliti. Ketiga, leksikon nomina bahasa Gayo dalam lingkungan kedanauan Lut Tawar
sebagian besar masih dikenal dan digunakan dalam berkomunikasi. Beberapa faktor penyebab kebertahanan leksikon nomina tersebut adalah sebagai berikut.
1. biodiversitas lingkungan sekitar danau;
2. penutur dari masing-masing kelompok usia masih berinteraksi dengan
lingkungan ragawi yang beragam; 3.
penutur dari masing-masing kelompok usia masih sering berbahasa Gayo dalam keseharian.
7.2 Saran
Universitas Sumatera Utara
Sebagai satu bahasa daerah di Indonesia, bahasa Gayo merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia dan merupakan jati diri masyarakat Gayo yang perlu dipelihara,
dibina, dan dikembangkan. Leksikon budaya dari bahasa Gayo dapat memperkaya bahasa Indonesia. Oleh karena itu, bahasa Gayo perlu dilestarikan melalui upaya dan
tindakan nyata yang berkaitan dengan pelestarian sumber daya lingkungan ragawi yang melibatkan penduduk asli sekitar Lut Tawar terutama generasi muda. Upaya ini
penting demi mempertahankan leksikon kekhasan daerah yang merupakan cerminan sejarah adanya lingkungan alam ragawi dan sosial budaya yang hidup pada
zamannya. Caranya adalah agar setiap rumah tangga Gayo ikut berperan aktif mendukung eksistensi bahasa Gayo melalui pemakaian bahasa Gayo dalam
berkomunikasi sehari-hari. Dengan demikian, nilai-nilai kehidupan yang pernah diwariskan oleh generasi terdahulu digali kembali, kemudian dimanfaatkan dan
dilanjutkan untuk memperkuat identitas kelokalan yang menjadi penyangga bangsa Indonesia.
Khusus bagi sektor perikanan, peternakan, dan pertanian, temuan penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan dalam menentukan kebijakan penelitian dan
konservasi sumber daya hayati. Dengan begitu, diharapkan menumbuhkan perilaku penjagaan, pemeliharaan, dan pelestarian lingkungan ragawi.
Untuk melestarikan bahasa Gayo dan lingkungannya, diharapkan ada penelitian lanjutan, misalnya leksikon nomina bahasa Gayo yang berhubungan dengan
alat-alat pertanian, rumah tangga, dan nama-nama tempat, leksikon verba dan leksikon
Universitas Sumatera Utara
ajektiva. Dengan demikian, upaya pelestarian melalui penelitian dapat mengantisipasi ancaman kepunahan terhadap bahasa ini.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Rujukan dari Buku Barker, Chris 2004. Cultural Studies. Teori Praktik. Penerjemah: Nurhadi.
Yogyakarta: Kreasi Wacana. Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka
Cipta. Bellwood, Peter. 2000. Prasejarah Kepulauan Indo-Malaysia. Jakarta: Gramedia
PustakaUtama. Booij, Geert. 2007. The Grammar of Words: An Introduction to Linguistic
Morphology. Great Britain: Oxford University. Chaer, Abdul. 2007. Kajian Bahasa: Struktur Internal, Pemakaian, dan
Pemelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Edisi Revisi. Jakarta:
Rineka Cipta. Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 1995. Sosiolinguistik Suatu Pengantar.
Jakarta: Rineka Cipta. Crystal, David. 2003. Language Death. UK: Cambridge University.
Damanik, Ramlan. 2004. Pemertahanan Bahasa Simalungun di Kabupaten Simalungun. Medan: USU. Tesis tidak dipublikasikan.
Dardanila. 2004. Pronomina Bahasa Gayo Dialek Gayo Lut. Medan: USU. Tesis tidak dipublikasikan.
Døør, Jørgen dan Bang, Jørgen Chr. 2000. Ecology, Ethics Communication: an Essay in Eco-Linguistics. Graz: University of Odense.
DuBos, Rene. 1963. Man Adapting. New Haven: Yale University.
Universitas Sumatera Utara
Eades, Domenyk. 2005. A Grammar of Gayo: A Language of Aceh, Sumatra. Australia. Pacific Linguistics Research School of Pacific and Asian Studies
Fill, Alwin dan Peter Mühlhäusler. 2001. The Ecolinguistics Reader Language, Ecology and Environment. London: Continuum.
Gunarwan, Asim. 2006. “Kasus-Kasus Pergeseran Bahasa Daerah: Akibat Persaingan dengan Bahasa Indonesia?” Linguistik Indonesia. Jurnal Ilmiah Masyarakat
Linguistik Indonesia. Tahun 24, Nomor 1. Februari 2006. 95-113. Haugen, Einar. 1972. “The Ecology of Language.” The Ecology of Language. Ed.
Anwar S. Dil. California: Stanford University. 325-339. Holmes, Janet. 2001. Introduction to Sociolinguistics. Ed. Kedua. Harlow, Essex:
Longman. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2008. Edisi Keempat. Departemen Pendidikan
Nasional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Keraf, Gorys. 1984. Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: Gramedia.
Lindø, Anna Vibeke dan Jeppe Bundsgaard eds. 2000. Dialectical Ecolinguistics
Three Essays for the Symposium 30 Years of Language and Ecology in Graz December 2000. Austria: Univerisity of Odense Research Group for Ecology,
Language and Ecology.
Lindø, Anna Vibeke dan Simon S. Simonsen. 2000. “The Dialectics and Varieties of Agency-the Ecology of Subject, Person, and Agent. Dialectical Ecolinguistics
Three Essays for the Symposium 30 Years of Language and Ecology in Graz December 2000. Austria: Univerisity of Odense Research Group for Ecology,
Language and Ecology.
Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: tahapan strategi, metode, dan tekniknya. Ed. Revisi. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Mbete, Aron Meko. 2010. “Sekilas Tentang Linguistik Kebudayaan.” Bahan Sederhana untuk Berbagi Pengalaman dengan Mahasiswa Program Studi
Magister Linguistik Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang, 7 Mei 2010.
Mbete, Aron Meko. 2009. “Selayang Pandang Tentang Ekolinguistik: Perspektif Kelinguistikan Yang Prospektif.” Bahan Untuk Berbagi Pengalaman
Universitas Sumatera Utara
Kelinguistikan Dalam Matrikulasi Program Magister Linguistik Program Pascasarjana Universitas Udayana, 12 Agustus 2009.
Mbete, Aron Meko. 2009. “Problematika Keetnikan dan Kebahasaan dalam Persfektif Ekolinguistik.” Disampaikan dalam Seminar Nasional Budaya Etnik III,
Diselenggarakan oleh USU, Medan 25 April 2009. Mbete, Aron Meko dan Abdurahman Adisaputera. 2009. Penyusutan Fungsi
Sosioekologis Bahasa Melayu Langkat pada Komunitas Remaja di Stabat, Langkat.
Mbete, Aron Meko. 2002. “Ungkapan-Ungkapan dalam Bahasa dan Fungsinya dalam Melestarikan Lingkungan.” Linguistika. Vol. 9:No. 17. Program Studi
Magister dan Doktor Linguistik Universitas Udayana, September 2002. 174- 186.
Mbete, Aron Meko. 2001. “Beberapa Perubahan Makna dalam Bahasa Lio, Flores.” Linguistika. Tahun VIII, Edisi 15. Program Studi Magister dan Doktor
Linguistik Universitas Udayana, September 2001. 79-86. Moleong, Lexy J. 1994. Metodologi Penelitian Kulitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Mubin dan Ani Cahyadi. 2006. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Quantum
Teaching. Palmer, F.R. 1976. Semantics a New Outline. Cambridge: Cambridge University.
Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta. Patilima, Hamid. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Rahardi, R. Kunjana. 2006. Dimensi-Dimensi Kebahasaan, Aneka Masalah Bahasa
Indonesia Terkini. Jakarta: Erlangga. Santrock, John W. 1997. Life –Span Development. Sixth Edition. USA: Times
Mirror Higher Education Group. Sibarani, Robert. 1997. Leksikografi. Medan: Penerbit Universitas Sumatera Utara.
Sinar, Tengku Silvana. 2010. ”Ungkapan Verbal Etnis Melayu dalam Pemeliharaan
Lingkungan.” Disampaikan dalam International Seminar Language, Literature, and Culture in Southeast Asia. Diselenggarakan oleh Prodi
Universitas Sumatera Utara
Linguistik USU dan Phuket Rajabhat University Thailand, Thailand 3-5 Juni 2010.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana.
Suparwa, I Nyoman. Ekologi Bahasa dan Pengaruhnya dalam Dinamika Kehidupan Bahasa Melayu Loloan Bali. Fakultas Sastra Universitas Udayana.
Verheijen, Jilis A.J. 1984. “Plant Names in Austronesian Linguitics.” Nusa, Linguistic Studies of Indonesian and Other Languages in Indonesia. 20.
Volosinov, N. V. 1973. Marxism and the Philosophy of Language. Judul asli, Marksizm I Filosfija Jazika, Leningrad 1930. Penerjemah ke dalam bahasa
Inggris: Ladislav Matejka I. R Titunik. New York and London: Seminar Press.
Rujukan dari internet Ak, Mustafa. 2009. Adat Gayo Perlu Diselamatkan.
http:singahmulo.blog.friendster.comtaggayo
,
diakses 1 Oktober 2009.
Arka, I Wayan. 2003. Bahasa-bahasa Nusantara: Tipologinya dan tantangannya bagi Tatabahasa Leksikal-Fungsional.
http:rspas.anu.edu.aulinguisticsprojectsiwaArka-PELBBA-final.pdf , diakses 4
Januari 2010.
Bowers, C.A. 2009. “The Language of Ecological Intelligence.” .” Language Ecology. Vol. 3: No. 1,
available www.ecoling.netjournal.html
. Iskandar, Johan. 2009. Bahasa Ibu dan Kearifian Ekologi.
http:cetak.kompas.comreadxml2009022113042929bahasa.ibu.dan.kearif an.ekologi
,
diakses 30 Nopember 2009. Laksamana, Arsadi. 2009. Penyusutan Danau Laut Tawar.
http:www.kabarindonesia.comberitaprint.php?id=20090113215755
,
diakses 2 Oktober 2009.
Pandey, Anjali. 2000. “Linguistic Erosion on the Chesapeake: Intergenerational Diachronic Shifts in the Lexicalizations of the Bay.” Language and Ecology.
Universitas Sumatera Utara
Vol 2: No 3, available
www.ecoling.netjournal.html .
Prasaja, Setya Amrih. 2009. Proses Pembelajaran Bahasa Daerah disamping Bahasa Indonesia.
http:files.setyawara.webnode.com200000013- 3b8de3c883BAHASA20DAERAH.pdf
, diakses 26 Desember 2009.
Rujukan dari surat kabar
Hutabarat, Hendrik. 2010, 3 Mei. Enceng Gondok Dilematis bagi Ekosistem Danau Toba. medan bisnis, hlm. xii.
Kompas. 2010, 26 Mei. Biodiversitas Dilemahkan. hlm. 13. Tunggal, Nawa. 2010, 24 Mei. Keanekaragaman Hayati Salah Kelola. kompas,
hlm. 14.
Rujukan dari wawancara Mbete, Aron Meko. 2010, 8 Juli. 15:40 WIB. Perilaku Konservatif.
Munawardi. 2010, 17 Maret. 11:30 WIB. Jenis-Jenis Ikan di Lut Tawar.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1 Daftar Leksikon Bahasa Gayo dalam Lingkungan Kedanauan Lut Tawar
1. Nama tumbuhan di dasar danau dalam bahasa Gayo
No. Nama Daerah
Nama Indonesia Nama Ilmiah
01. Sepot rawan
Sejenis rumput laut 02.
Sepot banans. remu Sejenis rumput laut 03. Lumut
Lumut
2. Nama tumbuhan danau yang akarnya terapung dalam bahasa Gayo
No. Nama Daerah
Nama Indonesia Nama Ilmiah
01. Beldem Tumbuhan
rawa 02.
Benyet Sejenis akar bahan baku
tikar 03.
Bernung Sejenis pandan berduri
bahan baku tikar 04.
Bunge pogeng Enceng gondok
Eichhornia crassipes 05.
Kerling pogeng Sejenis enceng gondok
06. Kertan
Sejenis rumput bahan baku tikar
3. Nama tumbuhan di tepi danau dalam bahasa Gayo
No. Nama Daerah
Nama Indonesia Nama Ilmiah
01. Alun sira
Sejenis rumput 02.
Ampung2 pulo Rumput yang terapung
03. Anar kuning
Tumbuhan berduri menjalar dan berbuah
Universitas Sumatera Utara