BAB IV GAMBARAN UMUM LUT TAWAR
Secara administratif, Kabupaten Aceh Tengah berada di wilayah Provinsi Aceh. Batas‐
batas wilayah, di sebelah barat dengan Kabupaten Aceh Barat, Pidie dan Nagan Raya, di
sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur, di sebelah utara dengan
Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Bireuen, sedangkan di sebelah selatan dengan
Kabupaten Gayo Lues. Secara geografis daerah ini terletak di antara garis‐garis koordinat
95
o
15’40” – 97
o
20’25” BT dan 4
o
10’33” – 5
o
57’50” LU, dengan luas daratan sekitar 4.318,39
kilometer persegi Gambar 1.
Kota Takengon sebagai ibukota Kabupaten Aceh Tengah relatif mudah dicapai dari kota Banda Aceh ibukota Provinsi Aceh dan kota Medan ibukota Provinsi
Sumatera Utara. Dengan menggunakan transportasi darat sekitar 12 jam waktu tempuh, sepanjang perjalanan akan melewati kampung-kampung dan kota-kota
kabupaten dengan panorama hutan, bukit, dataran, dan lembah. Dari kota Takengon ke kota-kota kecamatan tersedia jaringan jalan beraspal dengan kondisi cukup baik,
sedangkan dari kota kecamatan ke desa-desa umumnya masih berupa jalan tanah ataupun jalan perkerasan. Transportasi dalam kota dan menuju kota-kota kecamatan
dapat ditempuh dengan becak mesin dan labi-labi angkutan umum kota. Tarif angkutan umum cukup murah.
Universitas Sumatera Utara
Kabupaten Aceh Tengah berpenduduk sekitar 194.860 jiwa Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung, Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil. Selain mencari ikan, bertani, berkebun, dan beternak sebagai mata pencaharian utama, sebagian orang berprofesi sebagai pedagang, pengusaha kecil,
pegawai swasta, dan pegawai negeri sipil. Ada 14 kecamatan yang masuk wilayah Kabupaten Aceh Tengah. Salah satunya adalah Kecamatan Bebesen yang terbanyak
jumlah penduduknya. Di kecamatan inilah kota Takengon berada. Penduduk kota Takengon cukup beragam; selain etnis Gayo, ada juga etnis-etnis minoritas seperti
Minang, Aceh, Jawa, dan Cina. Bahasa yang digunakan pun cukup beragam, tetapi bahasa Indonesia dan bahasa Gayo mendominasi ranah kebahasaan di semua
kecamatan. Hampir seluruh komunitas Gayo dari anak-anak hingga orang tua di Kabupaten Aceh Tengah dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia.
Di sebelah timur Kota Takengon, terbentang Lut Tawar, danau terluas di Provinsi Aceh. Danau ini berada pada ketinggian 1.200 meter dari permukaan laut.
Komunitas Gayo menyebutnya Lut Tawar, namun pendatang umumnya akrab dengan istilah Danau Laut Tawar. Menurut masyarakat Gayo, disebut Lut karena luas dan
letaknya di atas dataran tinggi yang seolah-olah mirip laut. Sedangkan kata “Tawar” diambil dari airnya yang berasa tawar. Sampai saat ini belum diperoleh informasi
akurat yang menyebutkan asal terbentuknya danau ini. Dalam buku ekosistem Danau Laut Tawar, Ir. M. Saleh M.si 2000 dalam
Laksamana 2009 menyatakan bahwa “danau ini mempunyai luas 5,472 hektar, panjangnya 17 kilometer. Sedangkan lebarnya 3,219 kilometer. Diperkirakan volume
Universitas Sumatera Utara
airnya berjumlah 2,5 triliun liter.” Jumlah aliran air yang masuk ke danau ini sebanyak 25 sumber aliran, terdiri dari sungai, alur, aliran dengan debit total 10.043,
literdetik. Sementara air yang keluar, hanya satu melalui sungai Krueng Peusangan dengan debit 5.664 literdetik. Danau ini punya kedalaman rata-rata 8,9 meter untuk
jarak 35 meter dari pinggir. Jarak 100 meter dari pinggir, kedalamannya rata-rata 19,27 meter, dan untuk jarak dari pinggir 1.620 meter danau ini punya kedalaman
51,13 meter. Untuk suhu air rata-rata, 21,55 hingga 19,35 derajat celcius, mulai tempat paling dangkal hingga tempat paling dalam. Saat ini di sekitar danau
dilengkapi prasarana jalan beraspal, yang merupakan jalan provinsi, panjang jalan Utara 18 km, panjang jalan selatan 24 km Laksamana, 2009.
Lut Tawar bukan saja menyuplai kebutuhan sumber air bersih untuk Kabupaten Aceh Tengah tapi juga kabupaten lain seperti Bireuen, Aceh Utara dan Bener Meriah.
Ketiga kabupaten tetangga Aceh Tengah ini, keadaan topografi tanahnya lebih rendah dari Aceh Tengah. Persawahan di sepanjang jalur sungai Peusangan irigasinya juga
bergantung pada air danau ini. Keadaan tanah di tepi danau ini sebagian besar terdiri dari tanah gambut,
endapan lumpur, dan rawa-rawa. Kontur danau berbeda pada tiap kecamatan. Sebagian besar tepi danau di Kecamatan Bebesen, dan Kebayakan memiliki kontur
tanah yang cenderung landai dan berawa. Di Kecamatan Lut Tawar kontur tanah di tepi danau agak curam, sedangkan di Kecamatan Bintang kontur tepi danau landai dan
berpasir.
Universitas Sumatera Utara
Lut Tawar kaya akan jenis flora dan fauna. Di dasar danau ditemukan sebanyak 46 jenis plankton, sebagai plankton nabati yang merupakan produsen dalam
rantai makanan. Flora lain yang didapati merata di pinggir danau adalah Eceng Gondok, Hydrila dan Kiambang. Sedangkan vegetasi penyangga danau terdiri dari
vegetasi rumput, vegetasi hutan dan vegetasi perkebunan. Fauna yang ditemukan di perairan Lut Tawar terdiri dari hewan bertubuh
lunak, cacing, dan ikan. Sedangkan fauna di sekitar danau antara lain serangga, burung, dan hewan menyusui.
Dari beragam jenis ikan yang hidup di danau, hanya ikan Depik Rasbora tawarensis, ikan seukuran jari telunjuk manusia, yang cukup menarik perhatian. Ikan
Depik adalah hewan endemik, yang hanya dapat ditemukan di danau ini. Ikan kecil mirip ikan teri ini hanya bisa hidup di ekosistem danau yang tenang dan bersih.
Biasanya ikan ini muncul antara bulan April dan Agustus. Disebut Depik karena pada bulan tersebut terjadi angin kencang. Musim angin ini disebut musim angin Depik.
Sebelum musim tiba, gerombolan Depik bersembunyi di Selatan danau, di kaki Gunung Bur Kelieten. Gunung tertinggi di sekitar Lut Tawar. Selain ikan Depik
danau ini juga punya ikan khas, yang dalam bahasa setempat disebut ikan Kawan Puntius tawarensis.
Lut Tawar dikelilingi oleh empat kecamatan. Kecamatan Bebesen terdapat 3 kampung. Kecamatan Kebayakan memiliki 2 kampung. Kecamatan Bintang terdiri
atas 12 kampung. Kecamatan Lut Tawar mempunyai 4 kampung dan 1 kelurahan.
Universitas Sumatera Utara
Dari segi ekonomi, Lut Tawar memiliki berbagai potensi yang mampu menyokong kehidupan masyarakat di sekitarnya, seperti, sumber daya perikanan,
pertanian, perkebunan, peternakan, pertambangan, industri dan pariwisata. Bertani, beternak, budidaya dan mencari ikan merupakan aktivitas utama bagi
komunitas Gayo di sekitar Lut Tawar. Komunitas yang bergantung pada ekologi danau menginventarisasikan alat-alat tradisional maupun modern untuk budidaya dan
penangkapan ikan. Alat-alat ini memiliki bentuk dan nama tersendiri. Berbagai metode penangkapan ikan tradisional dilakukan oleh masyarakat dari
masa ke masa. Ada metode penangkapan yang masih dipakai sampai saat ini, namun ada pula yang telah ditinggalkan dengan alasan kurang praktis, punahnya jenis ikan
tertentu, dsb. Beberapa metode penangkapan ikan yang diterapkan oleh masyarakat sebagaimana yang dikutip dari brosur Laut Tawar Selayang Pandang 2004 adalah:
1. munekik: memancing;
2. mudoran: menangkap ikan dengan menggunakan jaring sejenis pukat yang
digunakan di laut; 3.
munyerampang: menangkap ikan dengan menggunakan tombak, biasanya dilakukan malam hari dengan menggunakan perahu yang dilengkapi
petromaks; 4.
dedisen: khusus untuk menangkap depik rasbora leptasoma di muara sungai yang masuk ke danau dibuat semacam bendungan dari batu dilengkapi dengan
bubu, biasanya ikan depik akan mendekati muara sungai dan masuk ke bendungan melalui bubu;
Universitas Sumatera Utara
5. munyamar: dilakukan pada malam hari dengan perahu yang dilengkapi dengan
sumber cahaya petromaks dll, agar ikan tertentu melompat masuk ke dalam perahu;
6. mujelemunyempak: menangkap ikan dengan menggunakan jala;
7. kekal: seutas tali biasanya tali ijuk diregangkan antara 2 tiang. Di sepanjang
tali tersebut dipasang tali pancing yang dilengkapi dengan mata pancing dan pelampung. Dahulu pelampung yang digunakan terbuat dari tempurung labu
yang telah dikeringkan, pelampung sebagai indikator bahwa ikan telah terpancing.
Selain potensi perikanan, potensi pertambangan di sekitar Lut Tawar yang belum dieksplorasi adalah lempung, batu gamping, marmer, fosfat, dll. Sedangkan
potensi pariwisata di sebelah timur danau terdapat Ujung Bintang dan Gue Muyang Prupi. Di sebelah barat terdapat Dermaga Wisata, Atu Tingok, One-One. Di sebelah
utara potensi pariwisata yang cukup menarik adalah Gue Putri Pukes, Mepar dan Ujung Anar-Anar. Sedangkan di sebelah selatan terdapat Ujung Nunang, Ujung Sere
dan Ujung Kalang.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Peta Lut Tawar
Universitas Sumatera Utara
BAB V TINGKAT PEMAHAMAN DAN TEMUAN