Pemahaman padi di lingkungan danau Pemahaman benda mati di dalam dan lingkungan danau

atau 70,8, Pelanuk 18 informan atau 75, Rawan mata 21 informan atau 87,5, Res 23 informan atau 95,8, Ringo 23 informan atau 95,8, Sempel 21 informan atau 87,5, Serabe 19 informan atau 79,2, Tengango 19 informan atau 79,2, dan Tenggiling 17 informan atau 70,8. Untuk leksikon hewan yang paling sering didengar dan digunakan dan referennya masih banyak ditemukan informan pria dan wanita usia 15-20 tahun memilih 34 leksikon 40. Kendatipun sejumlah nama hewan yang disajikan pada tabel ada yang sangat dekat dengan lingkungan tempat tinggal komunitas Gayo dan juga sudah dikenal secara luas, namun tetap ada perbedaan tingkat pemahaman. Jumlah leksikon nomina hewan yang tidak dikenal kelompok usia 15-20 tahun menunjukkan persentase tertinggi dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Perbedaan tersebut dipicu tiga faktor, yaitu 1 komunitas kelompok usia 15-20 tahun kurang berinteraksi dengan hewan atau alam sekitarnya, 2 hewan-hewan tersebut langka atau sudah punah sehingga tidak terkonsep dalam pikiran penutur remaja, 3 penutur pada kelompok usia 15-20 tahun tidak mengenal Bahasa Gayo untuk nama hewan-hewan itu.

5.1.7 Pemahaman padi di lingkungan danau

Ada 4 leksikon padi di lingkungan danau, yang tingkat pemahamannya diujikan pada 72 informan di empat kecamatan sekitar danau. Dari Tabel 7 lihat Lampiran 2 hal. 182 diketahui di empat kecamatan yang mengelilingi Lut Tawar itu tidak ada leksikon padi di lingkungan danau yang sama sekali jarang didengar dan digunakan oleh informan. Dengan membandingkan dengan pilihan ke-4, diketahui Universitas Sumatera Utara leksikon padi yang paling sering didengar dan digunakan dan referennya masih banyak ditemukan adalah Rom pulut. 54 orang 75 informan mengenal tumbuhan padi Rom pulut. Data pada Tabel 7a, 7b, 7c, dan 7d lihat Lampiran 2 hal. 182-183 menggambarkan 18 informan di masing-masing kecamatan, yaitu Kecamatan Bebesen, Kebayakan, Bintang, dan Lut Tawar, tidak ada yang menyatakan sama sekali jarang mendengar dan menggunakan leksikon padi di lingkungan danau. Sedangkan leksikon padi yang paling sering didengar dan digunakan dan referennya masih banyak ditemukan adalah Rom alas 13 informan atau 72,2 di Kecamatan Bebesen dan 17 informan atau 94,4 di Kecamatan Lut Tawar dan Rom pulut 16 informan atau 88,9 di Kecamatan Kebayakan dan 11 informan atau 61,1 di Kecamatan Bintang . Dengan mengacu pada tabel 7e, 7f, dan 7g lihat Lampiran 2 hal. 183-184 diperoleh gambaran bahwa tidak ada informan pria dan wanita dari masing-masing kelompok usia yang sama sekali jarang mendengar dan menggunakan leksikon padi dalam lingkungan danau. Untuk leksikon tumbuhan padi yang paling sering didengar dan digunakan dan referennya masih banyak ditemukan informan pria dan wanita usia di atas 46 tahun memilih Rom alas 22 informan atau 91,7; informan pria dan wanita usia 21-45 tahun memilih Rom pulut 18 informan atau 75; informan pria dan wanita 15-20 tahun memilih Rom pulut dengan persentase yang berbeda 20 informan atau 83,3. Universitas Sumatera Utara

5.1.8 Pemahaman benda mati di dalam dan lingkungan danau

6 leksikon benda mati di dalam dan di lingkungan danau, tingkat pemahamannya diujikan pada 72 informan di empat kecamatan sekitar danau. Tabel 8 lihat Lampiran 2 hal. 184 memperlihatkan di empat kecamatan yang mengelilingi Lut Tawar itu, tidak ada leksikon benda mati di lingkungan danau yang sama sekali jarang didengar dan digunakan. Sementara itu dari Tabel 8 juga diketahui bahwa leksikon benda mati di lingkungan danau yang paling sering didengar dan digunakan dan referennya masih banyak ditemukan adalah One 51 informan atau 70,8, Pisit 48 informan atau 66,7, dan Tanoh liet 53 informan atau 73,6. Dari Tabel 8a, 8b, 8c, dan 8d lihat Lampiran 2 hal. 184-185 diketahui di Kecamatan Bebesen, Kebayakan, dan Lut Tawar, tidak ada leksikon benda mati di lingkungan danau yang sama sekali jarang didengar dan digunakan oleh penutur Bahasa Gayo, sedangkan di Kecamatan Bintang ditemukan satu leksikon 16,7 benda mati di lingkungan danau yang sama sekali jarang didengar dan digunakan, yaitu Pisit 12 informan atau 66,7. Mengenai leksikon benda mati di lingkungan danau yang paling sering didengar dan digunakan dan referennya masih banyak ditemukan adalah Rom alas 13 informan atau 72,2 di Kecamatan Bebesen dan 17 informan atau 94,4 di Kecamatan Lut Tawar dan Rom pulut 16 informan atau 88,9 di Kecamatan Kebayakan dan 11 informan atau 61,1 di Kecamatan Bintang . Tabel 8e, 8f, 8g lihat Lampiran 2 hal. 186 menggambarkan bahwa tidak ada informan pria dan wanita usia di atas 46 tahun dan usia 15-20 tahun yang sama sekali Universitas Sumatera Utara jarang mendengar dan menggunakan leksikon benda mati di dalam dan lingkungan danau, sedangkan pada informan pria dan wanita usia 21-45 tahun 16 orang 66,7 menyatakan sama sekali jarang mendengar dan menggunakan leksikon Batu ampar. Untuk leksikon benda mati di dalam dan lingkungan danau yang paling sering didengar dan digunakan dan referennya masih banyak ditemukan informan dari masing-masing kelompok usia memilih Tanoh Liet dengan jumlah penutur yang menyatakan kenal adalah 19 orang 79,2 informan pria dan wanita usia di atas 46 tahun; 18 orang 75 informan pria dan wanita usia 21-45 tahun; 16 orang 66,7 informan pria dan wanita usia 15-20 tahun.

5.1.9 Pemahaman alat penangkap ikan tradisional di lingkungan danau