Pemahaman alat penangkap ikan tradisional di lingkungan danau

jarang mendengar dan menggunakan leksikon benda mati di dalam dan lingkungan danau, sedangkan pada informan pria dan wanita usia 21-45 tahun 16 orang 66,7 menyatakan sama sekali jarang mendengar dan menggunakan leksikon Batu ampar. Untuk leksikon benda mati di dalam dan lingkungan danau yang paling sering didengar dan digunakan dan referennya masih banyak ditemukan informan dari masing-masing kelompok usia memilih Tanoh Liet dengan jumlah penutur yang menyatakan kenal adalah 19 orang 79,2 informan pria dan wanita usia di atas 46 tahun; 18 orang 75 informan pria dan wanita usia 21-45 tahun; 16 orang 66,7 informan pria dan wanita usia 15-20 tahun.

5.1.9 Pemahaman alat penangkap ikan tradisional di lingkungan danau

Ada 19 leksikon alat penangkap ikan tradisional di lingkungan danau, yang tingkat pemahamannya diujikan pada 72 informan di empat kecamatan sekitar danau. Dari Tabel 9 lihat Lampiran 2 hal. 187 dapat diketahui di empat kecamatan yang mengelilingi Lut Tawar itu, leksikon alat penangkap ikan tradisional di lingkungan danau yang sama sekali jarang didengar dan digunakan oleh informan ada dua 10,5, yaitu Bengel 50 informan atau 69,4 dan Lenge 47 informan atau 65,3. Dari Tabel 9 juga diketahui leksikon alat penangkap ikan tradisional di lingkungan danau yang paling sering didengar dan digunakan dan referennya masih banyak ditemukan ada empat 21, yaitu Doran 69 informan atau 95,8, Jele 62 informan atau 86,1, Kik 61 informan atau 84,7, dan Serampang 48 informan atau 66,7. Universitas Sumatera Utara Tabel 9a lihat Lampiran 2 hal. 187 memperlihatkan bahwa di Kecamatan Bebesen, informan sama sekali jarang mendengar dan menggunakan tiga leksikon 15,8 alat penangkap ikan tradisional di lingkungan danau yang ada, yaitu Bengel 14 informan atau 77,8, Lenge 14 informan atau 77,8, Rebetik 12 informan atau 66,7. Untuk leksikon alat penangkap ikan tradisional yang paling sering didengar dan digunakan dan referennya masih banyak ditemukan informan di Kecamatan Bebesen memilih empat 21, yaitu Bedil ni gule 13 informan atau 72,2, Doran 17 informan atau 94,4, Jele 12 informan atau 66,7, dan Kik 13 informan atau 72,2. Tabel 9b lihat Lampiran 2 hal. 188 memperlihatkan bahwa di Kecamatan Kebayakan, tidak ditemukan informan yang sama sekali jarang mendengar dan menggunakan leksikon alat penangkap ikan tradisional di lingkungan danau. Untuk leksikon alat penangkap ikan tradisional yang paling sering didengar dan digunakan dan referennya masih banyak ditemukan informan memilih lima 26,3, yaitu Bedil ni gule 12 informan atau 66,7, Doran 16 informan atau 88,9, Jele 16 informan atau 88,9, Kik 16 informan atau 88,9, dan Serampang 13 informan atau 72,2. Tabel 9c lihat Lampiran 2 hal. 188 memperlihatkan bahwa di Kecamatan Bintang, informan sama sekali jarang mendengar dan menggunakan dua leksikon 10,5 alat penangkap ikan tradisional di lingkungan danau yang ada, yaitu Bengel 11 informan atau 61,1, dan Lenge 11 informan atau 61,1. Untuk leksikon alat penangkap ikan tradisional yang paling sering didengar dan digunakan dan Universitas Sumatera Utara referennya masih banyak ditemukan, ada enam 31,6, yaitu Doran 18 informan atau 100, Jele 18 informan atau 100, Kik 17 informan atau 94,4, Serampang 15 informan atau 83,3, Serue 15 informan atau 83,3, dan Wau 12 informan atau 66,7. Tabel 9d lihat Lampiran 2 hal. 189 memperlihatkan bahwa di Kecamatan Lut Tawar, leksikon alat penangkap ikan tradisional di lingkungan danau yang sama sekali jarang didengar dan digunakan ada tiga 15,8, yaitu Bengel 15 informan atau 83,3, Gedegomcerekap 11 informan atau 61,1, dan Lenge 12 informan atau 66,7. Untuk leksikon alat penangkap ikan tradisional yang paling sering didengar dan digunakan dan referennya masih banyak ditemukan informan memilih empat 21, yaitu Doran 18 informan atau 100, Jele 15 informan atau 83,3, Kik 15 informan atau 83,3, dan Penyangkulen 11 informan atau 61,1. Tidak satu pun dari 24 informan pria dan wanita usia di atas 46 tahun Tabel 9e, lihat Lampiran 2 hal. 189 yang sama sekali jarang mendengar dan menggunakan leksikon alat penangkap ikan tradisional di lingkungan danau. Untuk leksikon alat penangkap ikan tradisional di lingkungan danau yang masih dikenal dan referennya masih banyak ditemukan, ada empat 21, yaitu Doran 23 informan atau 95,8, Jele 19 informan atau 79,2, Kik 19 informan atau 79,2, dan Serampang 17 informan atau 70,8. 24 informan pria dan wanita usia 21-45 tahun Tabel 9f lihat Lampiran 2 hal. 190 menyatakan sama sekali jarang mendengar dan menggunakan tiga leksikon 15,8 alat penangkap ikan tradisional di lingkungan danau, yaitu Bengel 22 Universitas Sumatera Utara informan atau 91,7, Gedegomcerekap 17 informan atau 70,8, dan Lenge 18 informan atau 75. Untuk leksikon alat penangkap ikan tradisional di lingkungan danau yang masih dikenal dan referennya masih banyak ditemukan, ada lima 26,3, yaitu Bedil ni gule 17 informan atau 70,8, Doran 23 informan atau 95,8, Jele 22 informan atau 91,7, Kik 22 informan atau 91,7, dan Serampang 17 informan atau 70,8. Informan pria dan wanita usia 15-20 tahun yang berjumlah 24 orang Tabel 9g, lihat Lampiran 2 hal. 191 menyatakan sama sekali jarang mendengar dan menggunakan empat leksikon 21 alat penangkap ikan tradisional di lingkungan danau, yaitu Bengel 22 informan atau 91,7, Kekal 15 informan atau 62,5, Lenge 18 informan atau 75, dan Rebetik 17 informan atau 70,8. Untuk leksikon alat penangkap ikan tradisional di lingkungan danau yang masih dikenal oleh penutur usia 15-20 tahun ini dan referennya masih banyak ditemukan ada empat

21, yaitu Bedil ni gule 15 informan atau 62,2, Doran 23 informan atau

95,8, Jele 21 informan atau 87,5, dan Kik 20 informan atau 83,3. Adanya sejumlah alat tangkap ikan yang tidak dikenal dengan jumlah yang sedikit oleh informan usia 21-45 tahun dan usia 15-20 tahun membuktikan bahwa perubahan kondisi lingkungan ragawi danau, faktor ekonomi, dan kepraktisan ternyata telah menyebabkan disfungsi alat-alat tradisional pada komunitas Gayo di lingkungan Lut Tawar. Dengan menggunakan alat tangkap tradisional, ikan yang diperoleh lebih sedikit, dan membutuhkan keahlian khusus untuk menggunakan alat-alat tersebut. Universitas Sumatera Utara