Media pembelajaran bahasa KAJIAN TEORI

38 c. Media Audio-visual adalah gabungan dari dua media sebelumnya dimana siswa dapat memandang dan mendengar sekaligus, misalnya TV atau film. 3. Pengertian Media Flashcard Flashcard menurut pendapat ahli adalah kartu kecil yang berisi gambar, teks, atau tanda simbol yang mengingatkan dan menuntun siswa kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar itu. Flashcard biasanya berukuran 8 x 12 cm, atau dapat disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi Azhar Arsyad 2011: 119-120. Flashcard berisi gambar-gambar benda- benda, binatang, dan sebagainya yang dapat digunakan untuk melatih siswa mengeja dan memperkaya kosakata. Pendapat Azhar Arsyad di atas dilengkapi oleh Ahmad Susanto 2011: 108 yang mengemukakan bahwa Flashcard adalah kartu-kartu bergambar yang dilengkapi kata-kata. Gambar-gambar pada flashcard dikelompokkan antara lain: seri binatang, buah-buahan, pakaian, warna, bentuk-bentuk angka, dan sebagainya. Kartu ini dimainkan dengan cara diperlihatkan kepada anak dan dibacakan secara cepat. Tujuan dari metode ini adalah untuk melatih otak kanan untuk mengingat gambar dan kata-kata, sehingga perbendaharaan kata dapat bertambah dan meningkat. Sedangkan Helena Curtain dan Carol Ann Dahlberg 2010: 345 mengatakan bahwa flashcard dapat berupa gambar atau simbol yang digunakan untuk menstimulasi kosakata atau aktivitas siswa. Flashcard sebaiknya dibuat dalam seri dan dapat digunakan baik secara individual, kelompok kecil atau bersama dalam kelas. 39 Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa flashcard merupakan kartu yang berisikan kata atau gambar yang digunakan untuk pengembangan perbendaharaan kata dengan cara diperlihatkan kepada anak dan dibacakan secara cepat. Ukuran dari flashcard dapat disesuaikan dengan kebutuhan kelas, maksudnya ukuran media flashcard untuk kelas sempit akan berbeda dengan ukuran media flashcard pada kelas yang luas dan jumlah siswa yang banyak. Media flashcard tergolong dalam media berbasis visual. Media berbasis visual memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Dina Indriana 2011: 69, mengemukakan beberapa kelebihan flashcard, antara lain: a. Mudah dibawa-bawa karena dengan ukuran yang kecil flashcard dapat disimpan di tas bahkan di saku sehingga tidak membutuhkan ruang yang luas, dapat digunakan di dalam atau di luar ruangan. b. Praktis, dilihat dari cara pembuatan dan penggunaannya, media flashcard sangat praktis. Dalam penggunanaan media ini guru tidak perlu memiliki keahlian khusus dan juga media ini tidak perlu menggunakan listrik. Jika akan menggunakan kita tinggal menyusun urutan gambar sesuai dengan keinginan kita, pastikan posisi gambar tepat dan tidak terbalik. c. Gampang diingat, yaitu karakteristik media flashcard adalah menyajikan pesan-pesan pendek pada setiap kartu yang disajikan. Sajian pendek ini akan memudahkan siswa untuk mengingat pesan-pesan tersebut. Kombinasi antara gambar dan teks cukup memudahkan siswa untuk mengenali suatu konsep. 40 d. Menyenangkan karena media flashcard dalam penggunaannya bisa melalui permainan, misalnya siswa secara berlomba-lomba mencari satu benda atau nama-nama tertentu dari flashcard yang disimpan secara acak. Uraian di atas merupakan kelebihan media flashcard, sedangkan kelemahan media flashcard adalah anak hanya dapat mengetahui dan memahami kata dan gambar hanya sebatas kata dan gambar yang ada pada media flashcard. Melalui kelebihan media flashcard sesuai pendapat di atas, dapat diambil manfaat dalam pembelajaran sebagai berikut: a. Meningkatkan kemampuan anak dalam menghafal dan menguasai kosakata vocabulary dalam waktu cepat b. Memudahkan orang tua atau guru dalam mengajar dan mengenalkan kosakata kepada anak sejak dini c. Anak akan mendapat dua manfaat sekaligus yaitu mengerti bahasa dan mengenal jenis-jenis binatang, buah, dan lain-lain. 4. Media Flashcard Pada Pembelajaran Bahasa Inggris Latihan untuk penambahan dan pengayaan kosakata menurut Kasihani Suyanto 2010: 109 sangat dianjurkan menggunakan media flashcard agar siswa dapat menambah dan mengingat kosakata dengan mudah sambil melihat gambar. Flashcard lebih banyak digunakan untuk seluruh tingkatan kelas dan untuk seluruh siswa di kelas. Guru dapat berkeliling untuk menunjukkan flashcards yang sedang dipegang. Biasanya guru memegang beberapa buah flashcards dan digerakkan dengan cara memindahkan kartu yang depan ke tumpukan paling belakang setelah kartu digunakan dan dilihat 41 oleh siswa. Gerakan memindah kartu dilakukan dengan relatif cepat sehingga itulah mengapa disebut flashcards flash: cepat atau singkat. Untuk kegiatan tertentu seperti mendiskripsikan sesuatu, gambar dapat juga ditempel di depan kelas. Gambar akan lebih menarik perhatian sisiwa karena warna dan bentuknya. Gambar pada flashcard dibuat berkelompok sesuai jenis atau kelasnya, misalnya kelompok buah-buahan, anggota tubuh, hewan, alat transportasi, dan lainnya. Dalam penelitian ini flashcard yang digunakan berukuran 12x12 cm berisi gambar dan tulisan mengenai kosakata gambar tersebut. Tulisan yang berada di bawah kiri gambar berbahasa Indonesia sedangkan di sebelah kanan bawah gambar bertuliskan kosakata bahasa Inggris dari gambar tersebut. Saat menggunakan flashcard, salah satu kosakata ditutup sesuai bahasa yang diinginkan dan siswa dapat menjawab kosakata yang ditutup tersebut.

D. Karakteristik Siswa Kelas 2 SD

1. Karakteristik Siswa kelas 2 SD Menurut Sekar Purbarini K 2010, siswa kelas 2 merupakan anak dalam usia yang masih dini sehingga disebut dalam kelas awal. Karakteristik anak usia dini biasanya suka meniru, masih dalam usia bermain, dan masih berkembang. Hal inilah yang perlu diperhatikan dalam proses belajar di kelas. Anak akan meniru apa yang dicontohkan guru di kelas, begitu pula dalam pelajaran, jika guru mengajarkan dengan memberikan contoh langsung dan anak mengulang biasanya anak akan lebih mudah mengingat. Dalam peroses perkembangannya, anak kelas dua masih dalam taraf 42 bermain dan belajar sehingga anak lebih suka belajar menggunakan permainan atau hal yang menarik perhatian mereka supaya lebih fokus. Sesuai tahapan perkembangan berpikir anak usia SD menurut Piaget dalam Sekar Purbarini K 2010, siswa kelas 2 masuk dalam masa operasional konkret. Kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar di kelas awal memiliki tiga ciri, yaitu: a. Konkret Konkret mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkret yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak-atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan. b. Integratif Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian. c. Hierarkis Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. 43 Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi . Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya. Bahan pembelajaran bagi siswa sendiri harus bermakna. Pembelajaran bermakna meaningful learning dimaknai sebagai suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Struktur kognitif merupakan fakta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat siswa. Pembelajaran bermakna terjadi bila siswa mencoba menghubungkan fenomena baru ke dalam struktur pengetahuan mereka. Artinya, bahan pelajaran itu harus cocok dengan kemampuan siswa dan harus relevan dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa. Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif siswa. Proses belajar tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep- konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang 44 dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Pelajaran harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah dimiliki siswa, sehingga konsep-konsep baru tersebut benar-benar terserap oleh siswa. Dengan demikian, agar terjadi belajar bermakna maka guru harus selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dan membantu memadukannya secara harmonis konsep-konsep tersebut dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan. Nasution dalam Ali Mustadi 2012:2 menyatakan bahwa dalam kenyataan kebanyakan proses belajar mengajar masih dilakukan secara klasikal. Kondisi demikian tentu membuat proses pembelajaran hanya bersifat umum atau tidak spesifik dan cenderung pasif. 2. Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris Kelas 2 SD Negeri Surokarsan 2 Pembelajaran bahasa Inggris di SD Negeri Surokarsan 2 sudah dimulai sejak kelas 1. Materi yang diajarkan berupa pengenalan kosakata menggunakan tema tertentu yang diajarkan pada beberapa kali pertemuan lalu dievaluasi. Biasanya satu tema akan membutuhkan waktu 2-3 kali pertemuan. Pertemuan pertama biasanya hanya akan mengenalkan beberapa kosakata dalam tema tersebut. Pertemuan kedua dilanjutkan dengan menambah jumlah kosakata sesuai tema sambil mengulang kosakata sebelumnya. Pertemuan ketiga akan digunakan untuk mengevaluasi penguasaan kosakata siswa sesuai tema yang dipelajari. 3. Kemampuasn Kosakata Bahasa Inggris siswa Kelas 2 SD Negeri Surokarsan Pembelajaran kosakata bahasa Inggris adalah pembelajaran yang baru bagi siswa. Menurut karakreristik siswa kelas rendah, seharusnya anak diajak

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA PAPAN SELIP (SLOT BOARD) Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia Melalui Media Papan Selip (Slot Board) Pada Siswa Kelas II SDN 2 Karangtalun Tahun 2013/2014.

0 2 19

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA PAPAN SELIP (SLOT BOARD) Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia Melalui Media Papan Selip (Slot Board) Pada Siswa Kelas II SDN 2 Karangtalun Tahun 2013/2014.

0 3 15

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA KARTU GAMBAR Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Melalui Media Kartu Gambar (PTK di TK Marsudi Utami Klero (TK B) Kec.Tengaran Kab.Semarang).

0 0 16

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA KARTU GAMBAR Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Melalui Media Kartu Gambar (PTK di TK Marsudi Utami Klero (TK B) Kec.Tengaran Kab.Semarang).

0 3 14

PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KETAON BANYUDONO TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 1 13

MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA ARAB MELALUI MEDIA FLASHCARD.

1 10 45

EFEKTIVITAS MEDIA FLASHCARD TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOSAKATA BAHASA ARAB.

0 3 45

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS MATERI FAMILY MELALUI LAGU PADA SISWA KELAS V SD N PIYAMAN II, WONOSARI.

0 9 227

Implementasi Aplikasi Multimedia Flashcard untuk Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris bagi Siswa SD Negeri Rejoagung

0 1 5

PENGGUNAAN MEDIA POWERPOINT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KASEGERAN TAHUN AJARAN 2013-2014

0 0 19