Pembelajaran Bahasa KAJIAN TEORI

12 pertumbuhan ialah proses menyesuaikan pada tiap-tiap fase serta menambahkan kecakapan di dalam perkembangan seseorang. Sedangkan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara bertujuan untuk menyiapkan rasa kebebasan dan tanggung jawab agar anak berkembang merdeka dan menjadi serasi, terikat erat dan sadar akan budayanya sendiri sehingga terhindar dari pengaruh hubungan kolonial seperti rasa rendah diri, ketakutan, keseganan, atau bahkan peniruan yang membuta Sugihartono, dkk; 2007:125. Dalam konsep pendidikan yang dituju oleh Ki Hajar Dewantara, beliau lebih mengutamakan budaya dan nilai kerohanian, hal ini dapat dilihat secara langsung dari penanaman buadaya di sekolah Taman Siswa yang menggunakan acuan pendidikan beliau dimana kesederhanaan merupakan yang terutama namun memiliki visi yang luas dan siswa dididik untuk menjadi mandiri. Pendidikan dapat disimpulkan sebagai proses pengalaman bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek-obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut diperoleh baik secara formal maupun informal yang berakibat individu mempunyai pola pikir dan perilaku sesuai dengan pendidikan yang telah diperolehnya. Belajar merupakan bagian dalam pendidikan. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya Slameto,2003: 2. 13 Perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar menurut Slameto berarti bahwa: 1 perubahan tersebut terjadi secara sadar 2 perubahan tersebut bersifat kontinu dan fungsional 3 perubahan tersebut bersifat positif dan aktif 4 perubahan tersebut bukan bersifat sementara 5 perubahan tersebut bertujuan dan terarah 6 perubahan tersebut mencakup seluruh aspek tingkah laku. Dari pengertian bahasa dan pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar bahasa adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dari hasil interaksinya dengan lingkungan mengenai sistem lambang atau simbol berupa bunyi yang digunakan oleh sekelompok orang atau masyarakat tertentu untuk berinteraksi. Menurut Ahmad Izzan 2010: 20, sejak jaman purbakala manusia telah belajar bahasa, khususnya untuk berkomunikasi dengan orang di sekelilingnya. Sehingga untuk hidup sebagai makhluk sosial manusia perlu untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa. Dalam pembelajaran bahasa sendiri tidak ada yang disebut “guru” secara harafiah karena “belajar” atau “mengetahui bahasa” tidak selalu melalui “proses pengajaran”. Yang dibutuhkan di sini adalah sarana belajar atau memperoleh suatu sistem komunikasi bahasa dan tersedianya contoh atau “model” komunikasi tersebut. Jadi yang paling utama adalah tersedianya pelajar dan bukan pengajar. Biasanya bahasa akan identik dengan golongan orang, 14 misalnya orang dengan bahasa Jawa adalah orang Jawa atau orang dengan bahasa Batak adalah orang Batak. Bahasa identifikasi seseorang itu yang disebut sebagai “bahasa ibu” atau “bahasa pertama” karena bahasa itulah yang digunakan paling utama dalam keluarga tempat orang tersebut dibesarkan. Belajar bahasa yang bukan bahasa pertama ini disebut dengan bahasa kedua atau bahasa asing. Menurut penelitian Ahmad Izzan 2010: 22, belajar bahasa kedua termasuk sukar, baik bahasa yang digunakan secara umum oleh masyarakat luas bukan bahasa dalam keluarga maupun yang digunakan oleh orang asing di luar masyarakat dalam kelompok atau bangsa. Oleh sebab itu, dalam belajar bahasa kedua inilah diperlukan metode belajar dan pengajar yang seutuhnya. Mengajar bahasa memiliki empat faktor yaitu pengajar, metode, pengajaran bahasa, dan materi belajar. Guru di sini dapat juga disebut dengan fasilitator yang sebaiknya mencari metode-metode dan memakai alat-alat media yang efektif dalam membantu pembelajaran. 2. Aspek-aspek pembelajaran bahasa a. Mendengarkan Menyimak adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat reseftif. Dengan demikian di sini berarti bukan sekedar mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melainkan sekaligus memahaminya. Dalam bahasa pertama bahasa ibu, kita memperoleh keterampilan mendengarkan melalui proses yang tidak kita sadari sehingga kitapun 15 tidak menyadari begitu kompleksnya proses pemerolehan keterampilan mendengar tersebut. Saat bayi, manusia belum dapat mengerti kata-kata. Bayi akan lebih banyak mendengar dan menyimak bunyi-bunyi yang ada di sekelilingnya baik dari orang tua maupun lingkungannya, kemudian ia akan mulai dapat menanggapi apa yang dikatakan orang tuanya meskipun bukan dalam bahasa yang sebenarnya atau lebih seperti bergumam. Hal ini sesuai dengan yang dimaksud oleh Cook dalam Caroline T. Linse 2005: 22 : “Before babies can comprehend words, they listen to the rythm and melody of the language and have some awareness of interaction and relationship whith the speaker. Toddlers listen to both sound and words. Eventually, children start tuning into words and the meanings attached to them. ” Anak mendengar beragam bunyi dan suara di sekelilingnya dan mengolahnya. Di dalam ruangan saja anak sudah akan mendengar suara orang berbicara, suara tv, musik, dan lainnya. b. Berbicara Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan pendapat atau pikiran dan perasaan kepada seseorang atau kelompok secara lisan, baik secara berhadapan ataupun dengan jarak jauh. Menurut Ali Mustadi 2012: 3 tujuan pembelajaran bahasa adalah untuk berbicara. Bahasa yang dipelajari termasuk kemampuan reseptif dan produkrif. Moris dalam Sukatmi 2009 menyatakan bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang alami antara anggota masyarakat untuk mengungkapkan pikiran dan sebagai sebuah bentuk tingkah laku sosial. Sedangkan, Wilkin menyatakan bahwa tujuan 16 pengajaran bahasa Inggris dewasa ini adalah untuk berbicara. Lebih jauh lagi Wilkin menyatakan bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan menyusun kalimat-kalimat karena komunikasi terjadi melalui kalimat-kalimat untuk menampilkan perbedaan tingkah laku yang bervariasi dari masyarakat yang berbeda. Ada banyak cara bagaimana anak dapat belajar untuk berbicara dari hasil ia mendengarkan suara sejak bayi. Kemampuan berbicara pada awalnya hanya dengan huruf bilabial. Huruf bilabial adalah huruf yang terbentuk dari paduan bibir. Setelah mendengar lebih banyak kata, anak akan menyerap berbagai kosakata dan mencernanya lalu berusaha menirukannya, semakin lama anak akan belajar kata dan mengintegrasikannya dalam kalimat untuk berkomunikasi. Hal ini sesuai dengan penuturan Caroline T. Linse 2005: 46 , “ When children begin speaking, they experiment and play with the utterances that are made to form words and phrases such as bye-bye. As they grow, children integrate these words and structures into their real and imaginary play”. c. Membaca Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis. Membaca melibatkan pengenalan simbol yang menyusun sebuah bahasa. Membaca dan mendengar adalah dua cara paling umum untuk mendapatkan informasi. Informasi yang didapat dari membaca dapat termasuk hiburan, khususnya saat membaca cerita fiksi atau humor. Keterampilan membaca merupakan salah satu bagian dari keterampilan berfikir.Keterampilan berfikir adalah keterampilan mengolah informasi yang 17 masuk dalam kognisiotak manusia.Kemampuan mengolah informasi sangat ditentukan oleh tingkat pengetahuan individu. d. Menulis Salah satu aspek kebahasan yang harus dilatihkan kepada siswa adalah menulis. Menurut Tarigan Yanuarita Widi A dan Ali Mustadi 2014: 2 keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain Menulis adalah keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan. Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur. Keterampilan menulis adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam bidang tulis menulis sehingga tenaga potensial dalam menulis. Keterampilan menulis untuk saat sekarang telah menjadi rebutan dan setiap orang berusaha untuk dapat berperan dalam dunia menulis. Banyak orang berusaha meningkatkan keterampilan menulisnya dengan harapan dapat menjadi penulis handal. 3. Pembelajaran Bahasa Inggris Pendidikan bahasa Inggris di SD menurut Standar Isi BSNP 2006: 403 dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa yang digunakan untuk menyertai tindakan atau language accompanying action. Mata 18 pelajaran bahasa Inggris di SD menurut Standar Isi BSNP 2006: 403 bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara terbatas untuk mengiringi tindakan language accompanying action dalam konteks sekolah b. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global. Ruang lingkup pembelajaran bahasa Inggris di SDMI menurut Standar Isi BSNP 2006: 403 mencakup kemampuan berkomunikasi lisan secara terbatas dalam konteks sekolah yang meliputi aspek mendengarkan, berbicara, menulis, dan membaca. Ketrampilan menulis dan membaca diarahkan untuk menunjang pembelajaran komunikasi lisan. Data dari British Council materi bahasa Inggris untuk anak usia SD terdiri dari berbagai benda dan kegiatan yang dilakukan siswa usia SD, mulai dari nama hewan, sayuran, buah, tanda-tanda lalu lintas, hubungan keluarga, bulan, hari, dan materi lain yang dekat dengan kehidupan sehari-hari anak. Keempat ketrampilan berbahasa diimplementasikan dengan jenjang yang masih dasar. Jadi dapat disimpulkan bahawa pembelajaran bahasa Inggris di SD adalah muatan lokal yang berisi empat ketrampilan berbahasa yang diajarkan mendasar untuk mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan yang menyertai tindakan sisiwa dan membantu menyadarkan pentingnya bahasa Inggris sebagai bahasa global. 19 Berikut ini adalah urutan dalam pembelajaran bahasa Inggris: a. Perencanaan pembelajaran bahasa Menurut Ahmad Izzan 2010: 23, dalam mengajarkan bahasa, pencarian metode yang paling tepat sampai saat ini masih terus terjadi karena metode yang sudah diterapkan dirasa masih memiliki kekurangan. Hal ini disebabkan karena pengajaran bahasa sebenarnya melibatkan setidaknya tiga disiplin ilmu yaitu linguistik, psikologi, dan ilmu pendidikan. Ilmu linguistik memberikan kita informasi tentang bahasa secara umum dan bahasan-bahasan tertentu. Ilmu psikologi dapat membantu kita mengetahui bagaimana orang belajar mengenai sesuatu, sedangkan ilmu pendidikan membuat kita dapat meramu semua keterangan sebelumnya menjadi suatu metode belajar yang bisa diterapkan di kelas dan memudahkan proses belajar mengajar baik untuk guru maupun siswa. Pengajaran bahasa juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan sehingga metode belajar yang dapat diterapkan di lingkungan yang satu dengan yang lain akan berbeda. b. Pelaksanaan pembelajaran bahasa Dalam mengajarkan bahasa ada beberapa metode yang dapat diterapkan di kelas tergantung bagaimana kondisi guru dan siswa kelas tersebut sesuai dengan pendapat Ahmad Izzan 2010: 39-52, metode tersebut antara lain: 1 Metode langsung direct method 2 Metode alamiah natural method 3 Metode psikologi psichological method 20 4 Metode fonetik phonetic method 5 Metode membaca reading method 6 Metode gramatika grammar method 7 Metode terjemah translation method 8 Metode gramatika-terjemah grammar-translate method 9 Metode gabungan Electic method 10 Metode unit unit method 11 Metode pembatasan bahasa language control method 12 Metode mim-mem mimicry-memorization method 13 Metode praktik-teori practice-theory method 14 Metode kognasi cognate method 15 Metode dwibahasa dual language method Dalam penelitian ini metode pengajaran bahasa yang digunakan adalah metode psikologi karena proses pembelajarannya berdasarkan pengamatan perkembangan mental dan asosiasi pikiran. Pembelajaran menggunakan benda-benda atau gambar dan menghubungkannya dengan kata yang diucapkan. Belajar bahasa juga perlu memperhatihan iklim belajar di kelas. Suasana belajar yang baik dapat mendorong siswa untuk terlibat penuh dalam pembelajaran. Pada pembelajaran bahasa asing khususnya, penting untuk mendorong rasa percaya diri siswa agar mampu memberikan beragam respon dan bukan hanya respon yang mereka anggap “benar”. 21 Manajemen kelas yang efektif juga sangat mempengaruhi bagaimana guru dapat mengelola siswa dan membantu masing-masing siswa untuk belajar. Tanpa konsentrasi dan fokus, siswa akan sulit menerima pelajaran. Salah satu tujuan pembelajaran adalah untuk mengembangkan kapasitas siswa untuk pembelajaran jangka panjang. Untuk itu, guru harus mampu melihat keahlian dan kemampuan siswa agar dapat diadaptasi menjadi suatu metode belajar yang pas bagi siswa Helena Ceranic, 2011: 31-33. c. Evaluasi pembelajaran bahasa Selama ini penilaian yang dilakukan oleh guru bahasa menggunakan tes atau ulangan harian formatif yang dilakukan periodik setelah menyelesaikan satu pokok bahan ajar. Setelah itu dilakukan ulangan umum bersama pada akhir semester dan akhir tahun ajaran sumatif. Namun penilaian bahasa tidak hanya dilakukan pada akhir suatu kegiatan pembelajaran saja, tetapi juga saat pembelajaran sedang berlangsung. Penilaian yang seharusnya dilakukan adalah penilaian proses yang dilakukan saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung on going assessment dan penilaian menyeluruh overall. Pada kenyataannya penilaian menyeluruh ini sering dilupakan oleh guru di lapangan, padahal penilaian bahasa untuk siswa dilakukan bukan hanya untuk mengetahui dan mengukur pemerolehan belajar siswa namun juga mengikuti peningkatan belajar siswa. Penilaian untuk mengukur pengetahuan dan ketrampilan sisiwa perlu ditindaklanjuti dengan aplikasi dan penerapannya, oleh sebab itu produk dan kinerja siswa juga perlu dinilai. Tugas-tugas yang diberikan pada siswa 22 hendaknya relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan dan disesuaikan dengan konteks pokok bahasannya. Butir tes harus merupakan gambaran dan refleksi dari kegiatan dan bahan yang sudah diajarkan pada siswa. Jenis penilaian autentik yang cocok untuk pembelajaran bahasa menurut Kasihani Suyanto 2010: 140 antara lain: 1 Portofolio 2 Tugas kelompok atau berpasangan 3 Hasil wawancara dan hasil diskusi kelompok 4 Menceritakan kembali 5 Rekaman kinerja siswa 6 Hasil observasi guru 7 Hasil karangan, puisi, atau kinerja siswa 8 Bermain peran dan simulasi. 9 Tes unjuk kerja Sebenarnya yang paling memahami sejauh mana bahan ajar yang sudah diberikan kepada siswa adalah guru itu sendiri, sehingga teacher-made test merupakan alat yang baik untuk menilai siswanya. Namun karena soal ulangan umum bersama sering dibuat bukan karena kepentingan siswa dan hanya untuk kepentingan administrasi, sehingga biasanya soal ulangan malah dibuat oleh pihak lain yang justru tidak paham kondisi siswa. Akibatnya siswa sendiri yang kewalahan mengerjakan soal ulangan. 23

B. Pembelajaran Bahasa di Sekolah Dasar

1. Prinsip Pembelajaran Bahasa Untuk Anak SD Sesuai tujuan dan fungsi pengembangan bahasa anak yaitu untuk berkomunikasi dengan lingkungan, meningkatkan intelegensi, mengembangkan ekspresi dan menyatakan perasaan anak, maka prinsip pelaksanaan pengembangan bahasa untuk anak yang disajikan oleh BSNP 2006 adalah sebagai berikut: a. Sesuaikan dengan tema kegiatan dan lingkungan terdekat b. Pembelajaran harus berorientasi pada kemampuan yang hendak dicapai sesuai potensi anak c. Tumbuhkan kebebasan dalam mengungkapkan pikiran dan perasaan dikaitkan dengan spontanitas d. Berikan alternatif pikiran dalam mengungkapkan isi hati anak e. Komunikasi antara guru dan anak harus akrab dan menyenangkan f. Guru harus terlebih dahulu menguasai pengembangan bahasa g. Guru harus bersikap normatif, model, dan contoh dalam penggunaan bahasa yang baik dan benar h. Bahan pembelajaran membantu pengembangan kemampuan dasar anak i. Tidak menggunakan huruf satu-satu secara formal. 2. Perkembangan Bahasa Anak Salah satu pengembangan dalam pertumbuhan kemampuan dasar anakmadalah pengembangan bahasa. Bahasa memungkinkan anak untuk 24 menerjemahkan pengalaman ke dalam simbol-simbol yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dan berpikir. Bahasa erat sekali kaitannya dengan perkembangan kognitif. Menurut Vygotsky Ahmad Susanto, 2011: 73, bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan ide dan bertanya , dan bahasa juga menghasilkan konsep dan kategori-kategori untuk berpikir. Sedangkan menurut Nana Syaodih Ahmad Susanto, 2011: 73, bahwa aspek bahasa berkembang dimulai dengan peniruan bunyi dan rabaan. Perkembangan selanjutnya sangat dipengaruhi oleh perkembangan intelektual dan sosial. Oleh sebab itu, ketrampilan bahasa sangat penting dalam rangka pembentukan kosep, informasi, dan pemecahan masalah. Anak memperoleh bahasa dari lingkungan keluarga dan lingkungan tetangga. Dengan bahasa yang mereka miliki, perkembangan kosakata akan berkembang dengan cepat seperti yang telah dikemukakan Sroufe Ahmad Susanto, 2011: 73, perkembangan kosakata anak akan sangat cepat setelah mereka mulai berbicara. Hal ini terjadi karena anak akan menggunakan arti bahasa dari konteks yang digunakannya. Ganeshi dan Eliason Ahmad Susanto, 2011: 73 mengatakan bahwa bahasa anak tidak dimulai dari kata ke huruf lalu pengalaman, namun dari perbuatan atau pengalaman langsung ke huruf, lalu ke kata. Ganeshi juga menambahkan bahawa anak yang berhasil membaca di kelas telah memiliki bahasa tulisan sebagai bagian yang dominan dari kehidupan mereka sehari-hari. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemerolehan bahasa anak didapat melalui interaksinya dengan orang terdekat sejak lahir yang di sini berarti adalah keluarga kemudian menimbulkan pengalaman nyata bagi anak tentang bunyi dan kata. Oleh karena itu, 25 lingkunganlah yang sangat mendukung dan membantu dalam mengembangkan bahasa dan kosakata anak. Pembelajaran bahasa pada anak usia dini lebih diarahkan pada kemampuan berkomunikasi. Untuk memahami bahasa simbolis, anak memerlukan pembelajaran membaca dan menulis. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa sering dibagi menjadi dua yaitu pembelajaran bahasa untuk komunikasi dan pembelajaran bahasa untuk literasi, yaitu belajar membaca dan menulis Ahmad Susanto, 2011: 74. Menurut Vygotsky dalam Ahmad Susanto, 2011: 75, pada umumnya bahasa dan pemikiran anak berbeda. Kemudian secara perlahan, sesuai tahap perkembangan mentalnya, bahasa dan pemikiran anak mulai menyatu sehingga bahas amerupakan ungkapan dari pikirannya. Anak secara alami belajar bahasa dari interaksinya dengan orang lain untuk berkomunikasi, yaitu menyatakan pemikirannya dan keinginannya utnk memahami pikiran dan keinginan orang lain. Hal ini terjadi karena hakikat manusia sendiri sebagai makhluk sosial yang akan saling berinteraksi, bergaul, dan bermasyarakat. Oleh karena itu belajar bahasa yang paling efektif adalah dengan bergaul dengan orang lain. Menurut Suyanto Ahmad Susanto, 2011: 75, melatih anak berbahasa dapat dilakukan dengan cara berkomunikasi melalui berbagai setting berikut ini: a. Kegiatan bermain bersama, biasanya anak secara otomatis akan berkomunikasi dengan temannya sambil bermain bersama b. Cerita, baik mendengarkan cerita maupun menyuruh anak bercerita dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak 26 c. Bermain peran, bermain peran akan sangat membantu anak berbahasa dengan orang lain sesuai peran yang dijalankannya dan juga membantu anak untuk berkespresi d. Bermain boneka tangan, anak akan lebih tertarik dan mendengarkan cerita bila dibarengi dengan boneka tangan atau gambar karena mereka belum dapat membayangkan secara abstrak sebuah cerita e. Belajar dan bermain dalam kelompok juga sangat membantu anak berinteraksi dengan orang lain sehingga mereka harus meningkatkan kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi. 3. Kemampuan Penguasaan Kosakata Bahasa terdiri dari banyak kata, dan kosakata adalah gabungan dari kata- kata tersebut yang seseorang pahami Caroline T. Linse, 2005: 121. Penguasaan kosakata seorang anak awalnya tergantung pada perbedaan konsep yang mereka pelajari. Penguasaan kosakata merupakan hal yang sangat penting dalam mencapai penguasaan bahasa, semakin banyak kosakata yang dimiliki seseorang maka semakin banyak pula ide dan gagasan yang dikuasai seseorang. Penguasaan kosakata merupakan bagian dari penguasaan bahasa sebab jika seseorang menguasai bahasa berarti orang tersebut menguasai kosakata bahasa tersebut. Penguasaan kosakata yang ada pada diri seseorang dimulai sejak masih bayi dan ketika mampu merespon kata yang diucapkan orang lain. Tadkiroatun Musfiroh 2008: 48, berpendapat bahwa pada saat anak berusia 5 tahun telah mampu menghimpun kurang lebih 3000 kata, meliputi kata

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA PAPAN SELIP (SLOT BOARD) Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia Melalui Media Papan Selip (Slot Board) Pada Siswa Kelas II SDN 2 Karangtalun Tahun 2013/2014.

0 2 19

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA PAPAN SELIP (SLOT BOARD) Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia Melalui Media Papan Selip (Slot Board) Pada Siswa Kelas II SDN 2 Karangtalun Tahun 2013/2014.

0 3 15

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA KARTU GAMBAR Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Melalui Media Kartu Gambar (PTK di TK Marsudi Utami Klero (TK B) Kec.Tengaran Kab.Semarang).

0 0 16

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA KARTU GAMBAR Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Melalui Media Kartu Gambar (PTK di TK Marsudi Utami Klero (TK B) Kec.Tengaran Kab.Semarang).

0 3 14

PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KETAON BANYUDONO TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 1 13

MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA ARAB MELALUI MEDIA FLASHCARD.

1 10 45

EFEKTIVITAS MEDIA FLASHCARD TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOSAKATA BAHASA ARAB.

0 3 45

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS MATERI FAMILY MELALUI LAGU PADA SISWA KELAS V SD N PIYAMAN II, WONOSARI.

0 9 227

Implementasi Aplikasi Multimedia Flashcard untuk Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris bagi Siswa SD Negeri Rejoagung

0 1 5

PENGGUNAAN MEDIA POWERPOINT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KASEGERAN TAHUN AJARAN 2013-2014

0 0 19