Pembelajaran Bahasa KAJIAN TEORI
12 pertumbuhan ialah proses menyesuaikan pada tiap-tiap fase serta menambahkan
kecakapan di dalam perkembangan seseorang. Sedangkan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara bertujuan untuk menyiapkan rasa kebebasan dan tanggung jawab
agar anak berkembang merdeka dan menjadi serasi, terikat erat dan sadar akan budayanya sendiri sehingga terhindar dari pengaruh hubungan kolonial seperti
rasa rendah diri, ketakutan, keseganan, atau bahkan peniruan yang membuta Sugihartono, dkk; 2007:125. Dalam konsep pendidikan yang dituju oleh Ki
Hajar Dewantara, beliau lebih mengutamakan budaya dan nilai kerohanian, hal ini dapat dilihat secara langsung dari penanaman buadaya di sekolah Taman Siswa
yang menggunakan acuan pendidikan beliau dimana kesederhanaan merupakan yang terutama namun memiliki visi yang luas dan siswa dididik untuk menjadi
mandiri. Pendidikan dapat disimpulkan sebagai proses pengalaman bagi individu untuk
mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek-obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut diperoleh baik secara formal maupun
informal yang berakibat individu mempunyai pola pikir dan perilaku sesuai dengan pendidikan yang telah diperolehnya.
Belajar merupakan bagian dalam pendidikan. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya Slameto,2003: 2.
13 Perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar menurut Slameto berarti
bahwa: 1
perubahan tersebut terjadi secara sadar 2
perubahan tersebut bersifat kontinu dan fungsional 3
perubahan tersebut bersifat positif dan aktif 4
perubahan tersebut bukan bersifat sementara 5
perubahan tersebut bertujuan dan terarah 6
perubahan tersebut mencakup seluruh aspek tingkah laku. Dari pengertian bahasa dan pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
belajar bahasa adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalamannya sendiri dari hasil interaksinya dengan lingkungan mengenai sistem lambang atau simbol berupa bunyi yang digunakan oleh sekelompok
orang atau masyarakat tertentu untuk berinteraksi. Menurut Ahmad Izzan 2010: 20, sejak jaman purbakala manusia telah
belajar bahasa, khususnya untuk berkomunikasi dengan orang di sekelilingnya. Sehingga untuk hidup sebagai makhluk sosial manusia perlu untuk berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa. Dalam pembelajaran bahasa sendiri tidak ada yang disebut “guru” secara harafiah karena “belajar” atau “mengetahui bahasa” tidak
selalu melalui “proses pengajaran”. Yang dibutuhkan di sini adalah sarana belajar atau memperoleh suatu sistem komunikasi bahasa dan tersedianya contoh atau
“model” komunikasi tersebut. Jadi yang paling utama adalah tersedianya pelajar dan bukan pengajar. Biasanya bahasa akan identik dengan golongan orang,
14 misalnya orang dengan bahasa Jawa adalah orang Jawa atau orang dengan
bahasa Batak adalah orang Batak. Bahasa identifikasi seseorang itu yang disebut sebagai “bahasa ibu” atau “bahasa pertama” karena bahasa itulah
yang digunakan paling utama dalam keluarga tempat orang tersebut dibesarkan.
Belajar bahasa yang bukan bahasa pertama ini disebut dengan bahasa kedua atau bahasa asing. Menurut penelitian Ahmad Izzan 2010: 22, belajar
bahasa kedua termasuk sukar, baik bahasa yang digunakan secara umum oleh masyarakat luas bukan bahasa dalam keluarga maupun yang digunakan oleh
orang asing di luar masyarakat dalam kelompok atau bangsa. Oleh sebab itu, dalam belajar bahasa kedua inilah diperlukan metode belajar dan
pengajar yang seutuhnya. Mengajar bahasa memiliki empat faktor yaitu pengajar, metode,
pengajaran bahasa, dan materi belajar. Guru di sini dapat juga disebut dengan fasilitator yang sebaiknya mencari metode-metode dan memakai alat-alat
media yang efektif dalam membantu pembelajaran. 2.
Aspek-aspek pembelajaran bahasa a.
Mendengarkan Menyimak adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang
bersifat reseftif. Dengan demikian di sini berarti bukan sekedar mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melainkan sekaligus memahaminya.
Dalam bahasa pertama bahasa ibu, kita memperoleh keterampilan mendengarkan melalui proses yang tidak kita sadari sehingga kitapun
15 tidak menyadari begitu kompleksnya proses pemerolehan keterampilan
mendengar tersebut. Saat bayi, manusia belum dapat mengerti kata-kata. Bayi akan lebih banyak mendengar dan menyimak bunyi-bunyi yang ada
di sekelilingnya baik dari orang tua maupun lingkungannya, kemudian ia akan mulai dapat menanggapi apa yang dikatakan orang tuanya meskipun
bukan dalam bahasa yang sebenarnya atau lebih seperti bergumam. Hal ini sesuai dengan yang dimaksud oleh Cook dalam Caroline T. Linse 2005:
22 : “Before babies can comprehend words, they listen to the rythm and
melody of the language and have some awareness of interaction and relationship whith the speaker. Toddlers listen to both sound and
words. Eventually, children start tuning into words and the meanings attached to them.
” Anak mendengar beragam bunyi dan suara di sekelilingnya dan
mengolahnya. Di dalam ruangan saja anak sudah akan mendengar suara orang berbicara, suara tv, musik, dan lainnya.
b. Berbicara
Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan pendapat atau pikiran dan perasaan kepada seseorang atau kelompok secara lisan, baik
secara berhadapan ataupun dengan jarak jauh. Menurut Ali Mustadi 2012: 3 tujuan pembelajaran bahasa adalah untuk berbicara. Bahasa yang dipelajari
termasuk kemampuan reseptif dan produkrif. Moris dalam Sukatmi 2009 menyatakan bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang alami antara
anggota masyarakat untuk mengungkapkan pikiran dan sebagai sebuah bentuk tingkah laku sosial. Sedangkan, Wilkin menyatakan bahwa tujuan
16 pengajaran bahasa Inggris dewasa ini adalah untuk berbicara. Lebih jauh lagi
Wilkin menyatakan bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan menyusun kalimat-kalimat karena komunikasi terjadi melalui kalimat-kalimat
untuk menampilkan perbedaan tingkah laku yang bervariasi dari masyarakat yang berbeda. Ada banyak cara bagaimana anak dapat belajar untuk berbicara
dari hasil ia mendengarkan suara sejak bayi. Kemampuan berbicara pada awalnya hanya dengan huruf bilabial. Huruf bilabial adalah huruf yang
terbentuk dari paduan bibir. Setelah mendengar lebih banyak kata, anak akan menyerap berbagai kosakata dan mencernanya lalu berusaha menirukannya,
semakin lama anak akan belajar kata dan mengintegrasikannya dalam kalimat untuk berkomunikasi. Hal ini sesuai dengan penuturan Caroline T. Linse
2005: 46 , “ When children begin speaking, they experiment and play with
the utterances that are made to form words and phrases such as bye-bye. As they grow, children integrate these words and structures into their real and
imaginary play”. c.
Membaca Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu
yang ditulis. Membaca melibatkan pengenalan simbol yang menyusun sebuah bahasa. Membaca dan mendengar adalah dua cara paling umum untuk
mendapatkan informasi. Informasi yang didapat dari membaca dapat termasuk hiburan, khususnya saat membaca cerita fiksi atau humor.
Keterampilan membaca merupakan salah satu bagian dari keterampilan berfikir.Keterampilan berfikir adalah keterampilan mengolah informasi yang
17 masuk dalam kognisiotak manusia.Kemampuan mengolah informasi sangat
ditentukan oleh tingkat pengetahuan individu. d.
Menulis Salah satu aspek kebahasan yang harus dilatihkan kepada siswa adalah
menulis. Menurut Tarigan Yanuarita Widi A dan Ali Mustadi 2014: 2 keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain Menulis adalah keterampilan produktif dengan
menggunakan tulisan. Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Ini
karena menulis bukanlah sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam
suatu struktur tulisan yang teratur. Keterampilan menulis adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam bidang tulis menulis sehingga tenaga potensial
dalam menulis. Keterampilan menulis untuk saat sekarang telah menjadi rebutan dan setiap orang berusaha untuk dapat berperan dalam dunia menulis.
Banyak orang berusaha meningkatkan keterampilan menulisnya dengan harapan dapat menjadi penulis handal.
3. Pembelajaran Bahasa Inggris
Pendidikan bahasa Inggris di SD menurut Standar Isi BSNP 2006: 403 dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa yang digunakan
untuk menyertai tindakan atau language accompanying action. Mata
18 pelajaran bahasa Inggris di SD menurut Standar Isi BSNP 2006: 403
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a.
Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara terbatas untuk mengiringi tindakan language accompanying action
dalam konteks sekolah b.
Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global.
Ruang lingkup pembelajaran bahasa Inggris di SDMI menurut Standar Isi BSNP 2006: 403 mencakup kemampuan berkomunikasi lisan secara
terbatas dalam konteks sekolah yang meliputi aspek mendengarkan, berbicara, menulis, dan membaca. Ketrampilan menulis dan membaca
diarahkan untuk menunjang pembelajaran komunikasi lisan. Data dari British Council materi bahasa Inggris untuk anak usia SD terdiri dari berbagai benda
dan kegiatan yang dilakukan siswa usia SD, mulai dari nama hewan, sayuran, buah, tanda-tanda lalu lintas, hubungan keluarga, bulan, hari, dan materi lain
yang dekat dengan kehidupan sehari-hari anak. Keempat ketrampilan berbahasa diimplementasikan dengan jenjang yang masih dasar. Jadi dapat
disimpulkan bahawa pembelajaran bahasa Inggris di SD adalah muatan lokal yang berisi empat ketrampilan berbahasa yang diajarkan mendasar untuk
mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan yang menyertai tindakan sisiwa dan membantu menyadarkan pentingnya bahasa
Inggris sebagai bahasa global.
19 Berikut ini adalah urutan dalam pembelajaran bahasa Inggris:
a. Perencanaan pembelajaran bahasa
Menurut Ahmad Izzan 2010: 23, dalam mengajarkan bahasa, pencarian metode yang paling tepat sampai saat ini masih terus terjadi
karena metode yang sudah diterapkan dirasa masih memiliki kekurangan. Hal ini disebabkan karena pengajaran bahasa sebenarnya melibatkan
setidaknya tiga disiplin ilmu yaitu linguistik, psikologi, dan ilmu pendidikan. Ilmu linguistik memberikan kita informasi tentang bahasa
secara umum dan bahasan-bahasan tertentu. Ilmu psikologi dapat membantu kita mengetahui bagaimana orang belajar mengenai sesuatu,
sedangkan ilmu pendidikan membuat kita dapat meramu semua keterangan sebelumnya menjadi suatu metode belajar yang bisa
diterapkan di kelas dan memudahkan proses belajar mengajar baik untuk guru maupun siswa. Pengajaran bahasa juga dipengaruhi oleh faktor
lingkungan sehingga metode belajar yang dapat diterapkan di lingkungan yang satu dengan yang lain akan berbeda.
b. Pelaksanaan pembelajaran bahasa
Dalam mengajarkan bahasa ada beberapa metode yang dapat diterapkan di kelas tergantung bagaimana kondisi guru dan siswa kelas tersebut sesuai
dengan pendapat Ahmad Izzan 2010: 39-52, metode tersebut antara lain: 1
Metode langsung direct method 2
Metode alamiah natural method 3
Metode psikologi psichological method
20 4
Metode fonetik phonetic method 5
Metode membaca reading method 6
Metode gramatika grammar method 7
Metode terjemah translation method 8
Metode gramatika-terjemah grammar-translate method 9
Metode gabungan Electic method 10
Metode unit unit method 11
Metode pembatasan bahasa language control method 12
Metode mim-mem mimicry-memorization method 13
Metode praktik-teori practice-theory method 14
Metode kognasi cognate method 15
Metode dwibahasa dual language method Dalam penelitian ini metode pengajaran bahasa yang digunakan adalah
metode psikologi karena proses pembelajarannya berdasarkan pengamatan perkembangan mental dan asosiasi pikiran. Pembelajaran menggunakan
benda-benda atau gambar dan menghubungkannya dengan kata yang diucapkan.
Belajar bahasa juga perlu memperhatihan iklim belajar di kelas. Suasana belajar yang baik dapat mendorong siswa untuk terlibat penuh dalam
pembelajaran. Pada pembelajaran bahasa asing khususnya, penting untuk mendorong rasa percaya diri siswa agar mampu memberikan beragam respon
dan bukan hanya respon yang mereka anggap “benar”.
21 Manajemen kelas yang efektif juga sangat mempengaruhi bagaimana
guru dapat mengelola siswa dan membantu masing-masing siswa untuk belajar. Tanpa konsentrasi dan fokus, siswa akan sulit menerima pelajaran.
Salah satu tujuan pembelajaran adalah untuk mengembangkan kapasitas siswa untuk pembelajaran jangka panjang. Untuk itu, guru harus mampu
melihat keahlian dan kemampuan siswa agar dapat diadaptasi menjadi suatu metode belajar yang pas bagi siswa Helena Ceranic, 2011: 31-33.
c. Evaluasi pembelajaran bahasa
Selama ini penilaian yang dilakukan oleh guru bahasa menggunakan tes atau ulangan harian formatif yang dilakukan periodik setelah menyelesaikan
satu pokok bahan ajar. Setelah itu dilakukan ulangan umum bersama pada akhir semester dan akhir tahun ajaran sumatif. Namun penilaian bahasa
tidak hanya dilakukan pada akhir suatu kegiatan pembelajaran saja, tetapi juga saat pembelajaran sedang berlangsung.
Penilaian yang seharusnya dilakukan adalah penilaian proses yang dilakukan saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung on going
assessment dan penilaian menyeluruh overall. Pada kenyataannya penilaian menyeluruh ini sering dilupakan oleh guru di lapangan, padahal penilaian
bahasa untuk siswa dilakukan bukan hanya untuk mengetahui dan mengukur pemerolehan belajar siswa namun juga mengikuti peningkatan belajar siswa.
Penilaian untuk mengukur pengetahuan dan ketrampilan sisiwa perlu ditindaklanjuti dengan aplikasi dan penerapannya, oleh sebab itu produk dan
kinerja siswa juga perlu dinilai. Tugas-tugas yang diberikan pada siswa
22 hendaknya relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan dan disesuaikan
dengan konteks pokok bahasannya. Butir tes harus merupakan gambaran dan refleksi dari kegiatan dan bahan yang sudah diajarkan pada siswa. Jenis
penilaian autentik yang cocok untuk pembelajaran bahasa menurut Kasihani Suyanto 2010: 140 antara lain:
1 Portofolio
2 Tugas kelompok atau berpasangan
3 Hasil wawancara dan hasil diskusi kelompok
4 Menceritakan kembali
5 Rekaman kinerja siswa
6 Hasil observasi guru
7 Hasil karangan, puisi, atau kinerja siswa
8 Bermain peran dan simulasi.
9 Tes unjuk kerja
Sebenarnya yang paling memahami sejauh mana bahan ajar yang sudah diberikan kepada siswa adalah guru itu sendiri, sehingga teacher-made test
merupakan alat yang baik untuk menilai siswanya. Namun karena soal ulangan umum bersama sering dibuat bukan karena kepentingan siswa dan hanya untuk
kepentingan administrasi, sehingga biasanya soal ulangan malah dibuat oleh pihak lain yang justru tidak paham kondisi siswa. Akibatnya siswa sendiri yang
kewalahan mengerjakan soal ulangan.
23