Jika dilakukan pencucian maka harus dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan dan air bersih dengan suhu berkisar 60-85°C,
kemudian di bilas dengan air minum air produk secukupnya untuk menghilangkan sisa-sisa deterjen yang dipergunakan untuk mencuci. Air bekas pencucian maupun
bekas pembilasan tidak boleh digunakan kembali sebagai bahan baku produksi Depperindag, 2004.
5.3.8 Pengisian Botol Galon
Semua depot sudah memiliki fasilitas pengisian galon dalam ruangan tertutup tetapi masih ditemukan depot yang memberikan tutup yang baru dan kurang bersih
untuk menutup galon yang sudah diisi dengan air minum. Namun ada depot yang masih menyimpan galon yang telah diisi lebih dari 1x 24 jam di depot air minum.
Pada saat mengisi galon, tangan dari operator sering terbilas dengan air dari kran setelah itu langsung menutup galon sehingga menjadi celah terjadinya kontaminasi
bakteri kedalam air galon yang diisi.
5.3.9 Operator
Seluruh operator depot air minum belum berperilaku hidup bersih dan sehat. Umumnya depot yang diteliti memiliki operator pengolahan sekaligus sebagai
petugas pesan antar delivery order, dimana setelah mengantarkan pesanan, langsung melakukan proses pengolahan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. Hal ini sangat
memungkinkan sebagai penyebab terjadinya kontaminasi pada air minum isi ulang oleh bakteri dan zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan. Operator terutama pria,
masih ada yang merokok, menggaruk dan berkuku panjang ketika bekerja. Operatorpenanggung jawabpemilik, tidak memiliki surat keterangan telah mengkuti
Universitas Sumatera Utara
kursus Hygiene sanitasi depot air minum, sehingga Operatorpenanggung jawabpemilik tidak memahami kaidah-kaidah hygiene sanitasi dalam proses
produksi air minum. Menurut Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi Depot Air
Minum, Operator harus memakai pakaian kerja yang bersih, berseragam, memakai tutup rambut dan khusus dipakai pada waktu bertugas, serta memakai tanda pengenal
sehingga hanya petugas resmi yang bekerja. Operator harus melaksanakan praktek perilaku hidup bersih dan sehat PHBS, tidak merokok sewaktu bekerja, tidak
meludah atau bersin sembarangan, cara memegang galon yang bersih dan selalu membiasakan mencuci tangan pada waktu melayani konsumen.
Ada tiga kelompok penderita penyakit yang tidak boleh dilibatkan dalam penanganan makanan da minuman, yaitu penderita penyakit infeksi saluran
pernafasan, pencernaan dan penyakit kulit. Karena jenis penyakit tersebut dapat dipindahkan kepada orang lain melalui makananminuman yang diolah dan disajikan
oleh penderita. Orang sehatpun sebetulnya masih membawa milyaran mikroorganisme di dalam mulut, hidung, kulit dan saluran pencernaannya. Dengan
demikian pekerja harus mengikuti prosedur yang memadai untuk mencegah kontaminasi pada produk yang ditanganinya. Prosedur yang penting bagi pekerja
pengolah makananminuman adalah pencucian tangan, kebersihan, dan kesehatan diri. Sulistyandari, 2009.
5.3.10 Pengawasan Tikus, Lalat dan Kecoa