Syarat penampungan air baku harus terbuat dari bahan tara pangan dan diletakkan pada posisi yang tidak terkena sinar matahari langsung, sebab jika terkena
matahari langsung dapat membuat kualitas air baku berubah. Tangki pengangkutan harus terbuat dari bahan tara pangan, tahan korosi dan
bahan kimia yag dapat mencemari air. Mudah dibersihkan, disanitasi dan didesinfeksi, bagian luar dan dalam minimal 3 tiga bulan sekali Depperindag,
2004.
5.2.6 Desinfeksi
Hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa cara desinfeksi yang digunakan seluruh depot air minum menggunakan sinar ultra violet. Sinar ultraviolet
dapat membunuh semua jenis mikroba bila intensitas dan waktunya cukup. Peralatan
desinfeksi sangat menentukan hasil olahan yang diperoleh. Alat desinfeksi yang
digunakan harus masih dalam masa pakai sehingga dapat berfungsi secara efektif untuk membunuh mikro organisme yang ada dalam air sehingga air minum yang
dihasilkan aman dan sehat untuk di konsumsi. Sementara pada depot air minum yang diteliti masih ada ditemukan yang menggunakan alat desinfeksi tidak dalam masa
pakai, sehingga dari hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya bakteri Escherichia coli dalam air minum yang akan dikonsumsi oleh masyarakat.
Desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh kuman patogen. Tetapi jika alat desinfeksi yang digunakan tidak sesuai dengan ketentuan akan sangat merugikan
masyarakat. Banyak penyakit yang akan timbul jika mengkonsumsi air minum yang mengandung kuman pathogen. Unit pengolahan air di perusahaan memiliki alat
desinfeksi seperti ozonator dan lampu UV. Tindakan desinfeksi selain menggunakan
Universitas Sumatera Utara
ozon, dapat ditambahkan cara lain yang efektif seperti penyinaran Ultra Violet KepMenPerinDag RI, 2004. Tindakan desinfeksi dengan cara penyinaran Ultra
Violet UV dapat dilakukan pada panjang gelombang 254 nm atau kekuatan 2537 °A dengan intensitas minimum 10.000 mw detik per cm².
5.2.8 Pelayanan Konsumen
Dari penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa ada beberapa depot yang belum memenuhi syarat, hal ini terlihat dari penggunaan wadah yang akan diisi
tidak dalam keadaan bersih. Pada beberapa depot wadah yang dibawa oleh pelanggan tidak dicuci terlebih dahulu, melainkan hanya membilas bagian dalam botol,
kemudian langsung diisi air minum lalu ditutup dengan penutup botol yang tidak saniter. Hal ini dapat terjadi karena sebagian besar depot air minum tidak memiliki
sarana pencucian galon yang mana syarat pencucian galon pada depot air minum yaitu menggunakan mesin penyikat dan dilakukan dalam ruangan yang tertutup.
Pengelola maupun karyawan sama sekali tidak memperhatikan hygiene sanitasi dalam pengolahan produk usahanya, mereka hanya mengutamakan
keuntungan tanpa memperdulikan akibat dari kelalaian mereka dalam menjalankan usahanya. Jika terjadi wabah akibat mengkonsumsi hasil produk usahanya maka
pengelola juga akan mengalami kerugian besar, berdasarkan peraturan yang mengatur tentang usaha depot air minum ditegaskan bahwa jika terjadi keracunan atau wabah,
maka akan diberikan sanksi berupa peringatan atau yang paling buruk usahanya akan ditutup atau ditarik izin usahanya.
Penggunaan mesin pembersih dapat menghindari kontak antara produk dengan pekerja Asfawi, 2004. Proses pencucian galon dalam garis besarnya adalah
Universitas Sumatera Utara
mencampurkan air bersih dengan bahan desinfektan yang tidak berbahaya dalam wadah, kemudian masukkan larutan tersebut kedalam galon. Berikutya mencuci
bagian luar galon dan kemudian disemprot dengan menggunakan air panas pada suhu 60-85°C.
5.2.9 Karyawan