Kualitas Bakteriologis Air Kerangka Konsep Jenis Penelitian

3. Water based Penyakit yang ditularkan dengan cara ini memiliki agen penyebab yang menjalani sebagian siklus hidupnya dalam tubuh vektor atau sebagai intermediat host yang hidup didalam air, contohnya Schistosomiasis dan penyakit akibat Dracunculus medinensis. Badan air yang potensial terhadap berjangkitnya jenis penyakit ini adalah badan air yang terdapat di alam, yang berhubungan erat dengan kehidupan sehari – hari seperti menangkap ikan, mandi, cuci dan sebagainya. 4. Water – related insect vector Agen penyakit ditularkan melalui gigitan serangga yang berkembang biak di dalam air. Air yang merupakan salah satu unsur alam yang harus ada dalam lingkungan manusia akan merupakan media yang baik bagi insekta untuk berkembang biak. Contoh penyakit melalui cara ini adalah filariasis, dengue, malaria, dan yellow fever.

2.5. Kualitas Bakteriologis Air

Sarana air di alam pada umumnya mengandung kuman, baik air hujan, air tanah, air danau, maupun air sungai. Jumlah dan jenis bakteri bervariasi serta berbeda sesuai dengan tempat dan kondisi yang mempengaruhinya. Idealnya air bersih tidak mengandung organisme patogen, harus bebas dari bakteri yang menunjukkan indikasi kontaminasi tinja manusia. Kuman Escherichia coli pada umumnya mempunyai jumlah yang besar dalam tinja manusia, jadi pendeteksiannya perlu dilakukan setelah beberapa kali tingkat pengenceran. Terdapatnya organisme coli tinja, terutama Escherichia coli lebih meyakinkan adanya pencemaran oleh tinja Sunarjo, 1994. Universitas Sumatera Utara Alasan memilih kuman Escherichia coli menjadi indikator pencemaran air adalah : 1. Lebih tahan dibandingkan kuman usus patogen Karena lebih tahan dibanding dengan bakteri usus lainnya, maka dapat dipastikan bakteri patogen usus sudah tidak ada apabila kuman Escherichia coli tidak ditemukan dalam pemeriksaan air. 2. Banyak ditemukan dalam tinja Karena di dalam tinja terdapat jumlah yang besar, maka bakteri mudah ditemukan dalam tinja yang diperiksa. 3. Biayanya murah Untuk pemeriksaan hanya dibutuhkan media yang sederhana dengan biaya yang murah

2.6. Escherichia coli

Escherichia coli adalah salah satu bakteri yang tergolong koliform dan hidup secara normal didalam kotoran manusia maupun hewan, oleh karena itu disebut juga koliform fekal. Escherichia coli adalah bakteri yang bersifat gram negatif, berbentuk batang dan tidak membentuk spora Fardiaz, 1992 Menurut Adams 2004, sel Escherichia coli mempunyai ukuran panjang 2,0 – 6,0, tersusun tunggal, berpasangan. Escherichia coli tumbuh pada suhu udara 10 – 40 C, dengan suhu optimum 37 C, pH optimum pertumbuhannya adalah 7,0 – 7,5. Bakteri ini sangat sensitif terhadap panas. Bakteri yang secara tipikal mesofilik ini juga dapat tumbuh pada sekitar 7 – 10 C. Jika disimpan dibawah 10 C maka bakteri tipe mesofilik juga akan tumbuh sangat lambat. Universitas Sumatera Utara

2.6.1. Sifat – Sifat Escherichia coli

Menurut Supardi 1999, salah satu jenis dari organisme coliform yang paling umum digunakan sebagai indikator adanya polusi diantara kelompok coliform secara keseluruhan. Organisme coliform merupakan salah satu grup bakteri heterogen, bentuk batang, gram negatif, dan kuman ini digunakan sebagai indikator adanya polusi yang berasal dari kotoran manusia atau hewan dan menunjukkan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air, makanan, susu dan produk – produk susu. Sebetulnya bakteri akan mati bila dipanaskan pada suhu 100 C. Karenanya, air yang akan dipakai minum sebaiknya direbus terlebih dahulu hingga mendidih. Tehnik lain untuk mematikan bakteri adalah dengan dibekukan hingga 0 C. Namun, tidak semua bakteri mati dalam suhu 0 C Anonimous, 2008. Klasifikasi Escherichia coli berdasarkan sifat – sifat virulensinya, yaitu : 1. Escherichia coli Enteropatogenik EPEC Escherichia coli Enteropatogenik adalah penyebab penting diare pada bayi, khususnya di negara berkembang dan tidak membahayakan bagi sebahagian orang dewasa. Mungkin ditularkan melalui air yang digunakan untuk mencuci botol. Karenanya botol susu bayi sebaiknya direbus setelah dicuci untuk mencegah diare. EPEC melekat pada sel mukosa usus kecil. Akibat dari infeksi EPEC adalah diare cair, yang biasanya sembuh sendiri tetapi dapat juga menjadi kronik. Masa inkubasinya 8 – 24 jam dengan rata – rata 11 jam. Gejala yang dapat ditimbulkan apabila terinfeksi Escherichia coli jenis ini antara lain : panas dingin, sakit kepala, kram usus, diare berair. Universitas Sumatera Utara 2. Escherichia coli Enteroinvasif EIEC Menyebabkan penyakit yang sangat mirip dengan shigellosis. Sering terjadi pada anak – anak di negara berkembang dan para wisatawan yang menuju ke Negara tersebut. Strainnya bersifat non laktosa atau melakukan fermentasi laktosa dengan lambat serta bersifat tidak bergerak. Menimbulkan penyakit melalui invasinya ke sel epitel mukosa usus. Cukup membahayakan karena dapat menyebabkan penyakit disentri. Biasanya ditandai dengan tinja yang mengandung darah. 3. Escherichia coli Enterotoksigenik ETEC Escherichia coli Enterotoksigenik adalah penyebab yang sering dari “diare wisatawan” dan sangat penting menyebabkan diare pada bayi di negara berkembang. Faktor kolonisasi ETEC yang spesifik untuk manusia menimbulkan perlekatan ETEC pada sel epitel usus kecil. Beberapa strain ETEC menghasilkan eksotoksin tidak tahan panas. Orang – orang yang tinggal di daerah pinggiran dimana organisme semacam ini umumnya memiliki antibodi dan jarang mengalami diare pada pemaparan kembali Escherichia coli. Sedangkan ETEC menghasilkan enterotoksin tahan panas dapat menimbulkan diare yang berat. Masa inkubasinya 8 – 48 jam dengan rata – rata 26 jam. Gejala yang dapat ditimbulkan apabila terinfeksi Escherichia coli jenis ini antara lain : diare, muntah, dehidrasi dan shock. 4. Escherichia coli Enterohemoragik EHEC Bakteri yang sangat berbahaya dalam penelitian Dewayanthi-Hariyadi-et.al,2001, dinyatakan bakteri ini hidup dalam daging mentah. Peneliti lain juga Universitas Sumatera Utara menemukannya pada air limbah rumah potong ayam. Menghasilkan verotoksin yaitu suatu sel ginjal dari monyet hijau Afrika. Bentuk diare sangat berat dengan sindroma uremia hemolitik, suatu penyakit akibat gagal ginjal akut, anemia hemolitik mikroangiopatik, dan trombositopenia. Banyak kasus kolitis hemoragik dan komplikasinya dapat dicegah dengan memasak daging sapi sampai matang. 5. Escherichia coli Enteroagregatif EAEC Menyebabkan diare akut dan kronik pada masyarakat sedang berkembang. Bakteri ini ditandai dengan pola khas perlekatannya pada sel manusia. Bahaya besar sehubungan dengan air minum apabila air tersebut telah tercemar oleh buangan atau kotoran manusia atau hewan berdarah panas. Bila pengotoran semacam itu baru saja terjadi, dan bila hal tersebut disebabkan oleh penderita atau pembawa penyakit menular seperti demam usus atau disentri, air tersebut kemungkinan mengandung bibit – bibit penyakit yang masih hidup Supardi, 1999.

2.6.2. Penyakit – Penyakit yang Disebabkan Oleh Escherichia coli

Bakteri ini dapat menyebabkan terjadinya epidemic penyakit – penyakit saluran pencernaan makanan, seperti, kolera, typus, disentri, diare, dan penyakit cacing. Bibit penyakit ini berasal dari faeces manusia yang menderita penyakit – penyakit tersebut. Indikator yang menunjukkan bahwa air rumah tangga sudah dikotori faeces adalah dengan adanya Escherichia coli dalam air tersebut, karena dalam faeces manusia, baik sakit maupun sehat terdapat bakteri. Escherichia coli dapat juga menimbulkan pneumonia, endokarditis, infeksi pada luka dan abses pada berbagai organ. Bakteri ini juga merupakan penyebab Universitas Sumatera Utara utama meningitis pada bayi yang baru lahir dan penyebab infeksi tractus urinarius pyelonephritis cysticis pada manusia yang dirawat dirumah sakit infeksi nasokomial. Pencegahan infeksi bakteri ini dilakukan dengan perawatan yang sebaik – baiknya di rumah sakit, antara lain : pemakaian antibiotik secara tepat, tindakan antiseptik secara benar. Penyakit yang dapat timbul akibat terjadinya pencemaran bakteri Escherichia coli adalah : 1. Diare Escherichia coli yang menyebabkan diare sangat sering ditemukan diseluruh dunia. Escherichia coli ini diklasifikasikan oleh ciri khas sifat – sifat virulensinya dan setiap grup menimbulkan penyakit melalui mekanisme yang berbeda. Gejala diare adalah tinja encer dengan frekuensi empat kali atau lebih dalam sehari, yang kadang – kadang disertai dengan muntah, badan lesu atau lemah, panas, tidak nafsu makan, serta darah dan lendir dalam faeces. Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit natrium dan kalium, sehingga bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan irama jantung maupun perdarahan otak. 2. Infeksi saluran kemih Penyebab yang paling lazim infeksi saluran kemih dan merupakan penyebab infeksi saluran kemih pertama kira – kira 90 wanita muda. Gejala yang ditimbulkan yaitu : sering kencing, disuria, hematuria, dan piuria. Kebanyakan infeksi ini disebabkan oleh Escherichia coli dengan sejumlah tipe antigen O. Universitas Sumatera Utara 3. Sepsis Bila pertahanan inang normal tidak mencukupi, Escherichia coli dapat memasuki aliran darah dan menyebabkan sepsis. Bayi yang baru lahir dapat sangat rentan terhadap sepsis Escherichia coli karena tidak memiliki antibodi IgM. Sepsis dapat terjadi akibat infeksi saluran kemih. 4. Meningitis Escherichia coli merupakan salah satu penyebab utama meningitis pada bayi. Escherichia coli dari kasus meningitis ini mempunyai antigen. Antigen ini bereaksi silang dengan polisakarida simpai golongan B dari N meningitidis. Universitas Sumatera Utara

2.7. Kerangka Konsep

Ada Escherichia coli Memenuhi syarat Tidak memenuhi syarat Tidak Ada Escherichia coli Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum berdasarkan modifikasi Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 651MPPKep 102004 tentang persyaratan Teknis Depot Air Minum dan Perdagangannya dengan Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum, Ditjen P2PL Depkes RI Tahun 2006: - Lokasi - Bangunan - Akses terhadap fasilitas sanitasi - Sarana pengolahan air minum - Air baku - Penampungan air baku - Desinfeksi - Pelayanan Konsumen - Karyawan - Pekarangan Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan Fisik depot air minum isi ulang berdasarkan form DAM 4 pada Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum, Ditjen P2PL Depkes RI Tahun 2006 - Sumber air baku - Proses pengolahan - Tabung filter - Mikro filter - Peralatan pompa - Peralatan sterilisasi - Pencucian botol - Pengisian botol - Pengawasan tikus, lalat dan kecoa - Pencahayaan Karakteristik Responden : - Umur - Tingkat Pendidikan - Lama Usaha Universitas Sumatera Utara BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survei yang bersifat deskriptif yaitu dengan melihat pelaksanaan hygiene sanitasi dan analisis laboratorium untuk mengetahui kandungan bakteri Escherichia coli yang terdapat pada depot air minum isi ulang di Kecamatan Tanjungpinang Barat Tahun 2012. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi dan Pemeriksaan Kandungan Nitrat pada Depot Air Minum Isi Ulang di Kota Padang Tahun 2012

2 95 120

Hygiene Sanitasi Dan Pemeriksaan Kandungan Bakteri Escherichia Coli Pada Sop Buah Yang Dijual Di Pasar Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2011

10 96 104

Hygiene Sanitasi Dan Pemeriksaan Kandungan Bakteri Escherichia Coli Pada Es Kolak Durian Yang Dijajakan Di Jalan Dr. Mansyur Kelurahan Padang Bulan Kota Medan Tahun 2010

5 57 94

Hygiene Sanitasi Dan Pemeriksaan Kandungan Bakteri Escherichia Coli Pada Es Krim Yang Dijajakan Di Kecamatan Medan Petisah Kota Medan Tahun 2009

7 54 74

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DENGAN JUMLAH BAKTERI Escherichia coli DALAM AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

10 54 60

Kandungan Bakteriologis, Flourida Pada Air Minum Isi Ulang dan Evaluasi Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum di Wilayah Kecamatan Denpasar Barat Pada Tahun 2016.

3 6 40

Identifikasi Bakteri Escherichia Coli pada Air Minum Isi Ulang yang Diproduksi Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Padang Selatan

0 0 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi dan Pemeriksaan Kandungan Nitrat pada Depot Air Minum Isi Ulang di Kota Padang Tahun 2012

0 0 51

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi dan Pemeriksaan Kandungan Nitrat pada Depot Air Minum Isi Ulang di Kota Padang Tahun 2012

0 0 8

PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN HYGIENE SANITASI DAN PEMERIKSAAN KANDUNGAN NITRAT PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KOTA PADANG TAHUN 2012 SKRIPSI Ditujukan Sebagai Salah Satu Syarat

0 0 14