− Lingkungan Psikologis Pertimbangan Kejiwaan seseorang ketika menerima
pesan −
Dimensi Waktu Musim, Pagi, Siang, dan Malam Cangara,2006:26-27. Gambar 4
Unsur-unsur komunikasi
Cangara,2006:23
II.1.6 Proses Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Proses komunikasi ada dua
tahap yaitu Primer dan Sekunder.
a. Proses Komunikasi Secara Primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang symbol sebagai
media, bahasa, kial gesture, isyarat, gambar, warna, dan sebagainya. Dalam proses komunikasi, media yang paling banyak digunakan adalah bahasa, karena mampu
menterjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain dalam bentuk ide, informasi atau opini.
Kata-kata mengandung dua jenis pengertian :
•
Denotatif yaitu, kata-kata yang memiliki arti sebagaimana tercantum dalam kamus atau sebenarnya dictionary meaning
•
Konotatif yaitu, kata-kata yang memiliki arti emosional atau mengandung penilaian tertentu kiasan emotional or evaluate meaning
Bahasa memegang peranan penting dalam proses komunikasi. Wilbur Schramm, ahli komunikasi dalam karyanya “Communication research in the USA” menyebutkan
LINGKUNGAN SUMBER
PESAN MEDIA
PENERIMA EFEK
UMPAN BALIK
Universitas Sumatera Utara
bahwa komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator sesuai dengan kerangka acuan frame of reference, paduan pengalaman dan pengertian
collection of experiences and meanings yang pernah diperoleh komunikan Effendy, 1999:11-12.
b. Proses Komunikasi Secara Sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua
setelah memakai lambang sebagai media pertama dipakai karena relatif jauh atau jumlahnya banyak. Sarana itu, surat, telepon, fax, koran, majalah, radio, TV, film, e-
mail, internet, dan lain-lain karena komunikan sebagai sasarnnya berada di tempat yang relatif jauh.
Jadi, proses komunikasi sekunder merupakan sambungan dari komunikasi primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu, maka dalam menata lambang-
lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus memperhitungkan ciri-ciri atau sifat media yang akan digunakan. Penentuan media yang
akan digunakan sebagai hasil pilihan dari sekian banyak alternatif perlu didasari pertimbangan siapa komunikan yang akan dituju. Komunikan media surat, poster, atau
papan pengumuman akan berbeda dengan komunikan surat kabar, radio, televisi, film, atau media lainnya. Setiap media memiliki ciri atau sifat tertentu yang efektif dan
efisien untuk dipergunakan bagi penyampaian suatu pesan tertentu pula Effendy, 1999:16.
II.1.7 Fungsi Komunikasi
Menurut Effendy fungsi komunikasi secara garis besar dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Menyampaikan Informasi to inform - Mengajarkan to educate
- Memperoleh hiburan to entertain - Membujuk to persuade
Pada fungsi komunikasi to inform menyampaikan informasi, ditujukan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak atau publik yang di lakukan oleh
komunikator guna menjadikan khalayak atau publik atau komunikan dapat menambah wawasan dan pengetahuan. Sedangkan fungsi to educate mendidik, dilakukan oleh
komunikator untuk memberikan pendidikan dan pengetahuan yang bermanfaat baik secara formal, non formal maupun informal sehingga mendorong pembentukan watak
dan pendidikan keterampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan. Fungsi komunikasi to entertain menghibur, yaitu fungsi yang dilakukan
oleh komunikator untuk memberikan hiburan kepada khalayak atau publik atau komunikan. Dan fungsi terakhir adalah To influence mempengaruhi yaitu membujuk,
mempengaruhi atau membentuk suatu opini seseorang maupun publik, meyakinkan
Universitas Sumatera Utara
tentang informasi-informasi yang diberikannya sehingga benar-benar mengetahui situasi yang terjadi di lingkungannnya Effendy, 1999:8.
II.1.8 Tujuan Komunikasi
Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, tujuan komunikasi adalah sebagai berikut :
1. Perubahan sikap Attitude Change. Memberikan informasi pada komunikan
dengan tujuan agar komunikan akan berubah sikapnya. 2.
Perubahan pendapat Opinion Change. Memberikan berbagai informasi pada komunikan agar komunikan merubah pendapat dan persepsinya terhadap tujuan
informasi yang disampaikan.
3. Perubahan perilaku Behaviour Change. Memberikan berbagai informasi pada
komunikan dengan tujuan agar komunikan berubah perilakunya. 4.
Perubahan sosial Social Change Social Participation. Memberikan berbagai informasi pada komunikankhalayak dengan tujuan agar khalayak mau
mendukung dan ikut serta terhadap tujuan informasi yang disampaikan Effendy,1999:8.
II.2 Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi antar pribadi pada dasarnya merupakan jalinan hubungan interaktif antara seorang individu dan individu lain dimana lambang-lambang pesan secara efektif
digunakan, terutama lambang-lambang bahasa. Penggunaan lambang-lambang bahasa verbal, terutama yang bersifat lisan didalam kenyataan kerapkali disertai dengan bahasa
isyarat terutama gerak atau bahasa tubuh body language, seperti senyuman, menggeleng atau menganggukkan kepala. Komunikasi antar pribadi pada umumnya
dipahami lebih bersifat pribadi private dan berlangsung secara tatap muka face to face.
II.2.1 Pengertian Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi antar pribadi sebenarnya merupakan proses sosial dimana orang- orang yang terlibat didalamnya saling mempengaruhi. Sebagaimana diungkapkan oleh
Universitas Sumatera Utara
De Vito 1976 dalam Liliweri 1991:12 bahwa, komunikasi antar pribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari seorang dan diterima oleh orang lain, atau sekelompok
orang dengan efek dan umpan balik yang langsung.
Effendy 1986 mengemukakan bahwa pada hakikatnya komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara seorang komunikator dengan seorang komunikan. Jenis
komunikasi tersebut dianggap paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku manusia berhubung prosesnya yang dialogis Liliweri,1991:12.
Sifat dialogis itu ditunjukkan melalui komunikasi lisan dalam percakapan yang menampilkan arus balik yang langsung. Jadi komunikator mengetahui tanggapan
komunikan pada saat itu juga, komunikator mengetahui dengan pasti apakah pesan- pesan yang dia kirimkan itu diterima atau ditolak, berdampak positif atau negatif. Jika
tidak diterima maka komunikator akan member kesempatan seluas-luasnya kepada komunikan untuk bertanya.
Pendapat lain dari Dean C. Barnlund 1968 mengemukakan bahwa komunikasi antar pribadi biasanya dihubungkan dengan pertemuan antara dua orang, atau tiga orang
atau mungkin empat orang yang terjadi secara sangat spontan dan tidak berstruktur. Menurut Rogers dalam Depari 1988 mengemukakan bahwa komunikasi antar pribadi
merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi. Juga Tan 1981 mengemukakan bahwa interpersonal
communication komunikasi antar pribadi adalah komunikasi tatap muka antara dua orang atau lebih Liliweri, 1991:12.
II.2.2 Ciri-Ciri dan Sifat Komunikasi Antar Pribadi
Adapun ciri-ciri komunikasi antar pribadi Liliweri, 1991:14-19 adalah: 1.
Komunikasi antar pribadi biasanya terjadi spontan dan sambil lalu. 2.
Komunikasi antar pribadi tidak mempunyai tujuan terlebih dahulu. 3.
Komunikasi antar pribadi terjadi secara kebetulan di antara peserta yang tidak mempunyai identitas yang jelas.
4. Komunikasi antar pribadi mempunyai akibat yang disengaja maupun yang tidak
disengaja. 5.
Komunikasi antar pribadi seringkali berlangsung berbalas-balasan. 6.
Komunikasi antar pribadi menghendakii paling sedikit melibatkan hubungan dua orang dengan suasana yang bebas, bervariasi, adanya keterpengaruhan.
7. Komunikasi antar pribadi tidak dikatakan tidak sukses jika tidak membuahkan
hasil. 8.
Komunikasi antar pribadi menggunakan lambang-lambang bermakna. Ada tujuh sifat yang menunjukkan bahwa suatu komunikasi antara dua orang
merupakan komunikasi antarpribadi dan bukan komunikasi lainnya yang terangkum dalam pendapat Reardon 1987, Effendy 1986, Porter dan Samovar 1982. Sifat-sifat
komunikasi antarpribadi itu adalah: 1 Melibatkan di dalamnya perilaku verbal dan nonverbal; 2 Melibatkan di dalamnya pernyataanungkapan yang spontan, scripted
dan contrived; 3 Komunikasi antar pribadi tidaklah statis melainkan dinamis; 4 Melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi dan koherensi; 5 Dipandu oleh
tata aturan yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik; 6 Komunikasi antar pribadi
Universitas Sumatera Utara
merupakan suatu kegiatan dan tindakan; 7 melibatkan di dalamnya bidang persuasif Liliweri,1991:31.
II.2.3 Tujuan Komunikasi Antar Pribadi
Adapun tujuan dari komunikasi antar pribadi adalah sebagai berikut : 1.
Mengenal diri sendiri dan orang lain Salah satu cara mengenal diri sendiri adalah melalui komunikasi antar pribadi.
Komunikasi antar pribadi memberikan kesempatan bagi kita untuk memperbincangkan diri kita sendiri, dengan membicarakan tentang diri kita sendiri pada orang lain. Kita
akan mendapatkan perspektif baru tentang diri kita sendiri dan memahami lebih mendalam tentang sikap dan perilaku kita. Pada kenyataanya, persepsi-persepsi diri kita
sebagian besar merupakan hasil dari apa yang kita pelajari tentang diri kita sendiri dari orang lain melalui komunikasi antar pribadi.
2. Mengetahui dunia luar
Komunikasi antar pribadi juga memungkinkan kita untuk memahami lingkungan kita secara baik yakni tentang objek, kejadian-kejadian dan orang lain. Banyak
informasi yang kita miliki dengan interaksi antar pribadi. 3.
Menciptakan dan memelihara hubungan Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, hingga dalam kehidupan sehari-hari
orang ingin menciptakan dan memelihara hubungan dekat dengan orang lain. Dengan demikian banyak waktu yang digunakan dalam komunikasi antar pribadi bertujuan
untuk menciptakan dan memelihara hubungan sosial dengan orang lain. Hubungan demikian mengurangi kesepian dan ketegangan serta membuat kita merasa lebih positif
tentang diri kita sendiri.
4. Mengubah sikap dan perilaku
Dalam komunikasi antar pribadi sering kita berupaya menggunakan sikap dan perilaku orang lain. Keinginan memilih suatu cara tertentu, mencoba makanan baru,
membaca buku, berfikir dalam cara tertentu, dan sebagainya. Singkatnya banyak yang kita gunakan untuk mempersuasikan orang lain melalui komunikasi antar pribadi.
5. Bermain dan mencari hiburan
Bermain mencakup semua kegiatan untuk memperoleh kesenangan. Pembicaraan- pembicaraan lain yang hampir ama merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
memperoleh hiburan. Seringkali hal tersebut tidak dianggap penting, tapi sebenarnya komunikasi yang demikian perlu dilakukan, karena memberi suasan lepas dari
keseriusan, ketegangan, kejenuhan dan sebagainya.
6. Membantu orang lain
Kita sering memberikan berbagai nasehat dan saran pada teman-teman yang sedang menghadapi masalah atau suatu persoalan dan berusaha untuk
menyelesaikannya. Hal ini memperlihatkan bahwa tujuan dari proses komunikasi antar pribadi adalah membantu orang lain Widjaja, 2000 :12.
Universitas Sumatera Utara
II.2.4 Faktor-Faktor yang Menumbuhkan Hubungan Antar Pribadi
Pola-pola komunikasi antarpribadi interpersonal mempunyai efek yang berlainan pada hubungan antarpribadi. Tidak benar anggapan orang bahwa makin sering
orang melakukan komunikasi antarpribadi dengan orang lain, makin baik hubungan mereka. Bila diantara komunikator dan komunikan berkembang sikap curiga, maka
makin sering mereka berkomunikasi makin jauh jarak yang timbul. Yang menjadi soal bukanlah intensitas melainkan kualitas dari komunikasi terjadi. Ada beberapa faktor
yang dapat menumbuhkan hubungan antarpribadi yang baik, yaitu: sikap percaya, sikap suportif dan keterbukaan.
a. Sikap percaya trust
Secara ilmiah percaya didefinisikan sebagai mengandalkan perilaku orang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi
yang penuh resiko Griffin, 1967:224-234 dalam Rakhmat, 2005:130. Menurut Johnson 1981, mempercayai meliputi membuka diri dan rela menunjukkan
penerimaan dan dukungan kepada orang lain. Keuntungan mempercayai orang lain di paparkan oleh Rakhmat 2004:130.
Pertama, rasa percaya meningkatkan komunikasi interpersonal karena membuka saluran komunikasi, memperjelas pengiriman dan penerimaan informasi, serta memperluas
pengiriman peluang komunikan untuk mencapai maksudnya. Kedua, hilangnya kepercayaan pada orang lain akan menghambat perkembangan hubungan interpersonal
yang akrab. Bila anda merasa kawan anda tidak jujur dan tebuka, anda pun akan memberikan respon yang sama. Akibatnya hubungan akan berlangsung secara dangkal
dan tidak mendalam.
Sejauhmana kita percaya kepada orang lain dipengaruhi oleh faktor personal dan situasional. Menurut Deutsch 1958, harga diri dan otoritarianisme mempengaruhi
percaya. Orang yang harga dirinya positif akan cenderung mempercayai orang lain, sebaliknya orang yang mempunyai kepribadian otoriter cenderung sukar mempercayai
orang lain.
Universitas Sumatera Utara
Ada tiga faktor utama yang dapat menumbuhkan sikap percaya atau mengembangkan komunikasi yang didasarkan pada sikap saling percaya, yaitu:
menerima, empati, dan kejujuran. Menerima adalah kemampuan berhubungan dengan orang lain tanpa menilai dan
tanpa berusaha mengendalikan. Menerima adalah sikap yang terlihat orang lain sebagai manusia, sebagai individu yang patut dihargai.
Sikap menerima tidaklah semudah yang dikatakan. Kita selalu cenderung menilai dan sukar menerima. Akibatnya, hubungan antarpribadi tidak akan berlangsung
seperti apa yang kita harapkan. Bila kita tidak bersikap menerima, kita akan mengkritik, mengecam atau menilai. Sikap seperti ini akan menghancurkan rasa percaya. Orang
enggan pula menerima kita karena takut pada akibat-akibat buruk yang akan timbul dari reaksi kita. Sikap menerima menggerakkan percaya, karena tidak akan merugikan orang
lain.
Menerima tidaklah berarti menyetujui semua perilaku orang lain atau rela menanggung akibat-akibat perilakunya. Menerima berarti tidak menilai orang
berdasarkan perilakunya yang tidak kita senangi. Betapapun jeleknya perilakunya kita tetap berkomunikasi dengannya sebagai personal, bukan sebagai objek Rakhmat, 2005:
131-132.
Empati adalah faktor kedua yang menumbuhkan sikap percaya pada diri orang lain. Empati telah didefinisikan bermacam-macam. Empati dianggap sebagai memahami
orang lain yang tidak mempunyai arti emosional bagi kita Freud, 1921 ; sebagai keadaan ketika pengamat bereaksi secara emosional karena ia menanggapi orang lain
mengalami atau siap mengalami suatu emosi Scotland, et al, 1978:12 ; sebagai “imaginative intellectual and emotional participation in another person’s experience”
Bennet, 1979.
Definisi terakhir dikontraskan dengan pengertian simpati. Dalam simpati kita menempatkan diri kita secara imaginatif pada posisi orang lain. Dalam empati, kita
tidak menempatkan diri kita pada posisi orang lain; kita ikut serta secara emosional dan intelektual dalam pengalaman orang lain. Berempati artinya membayangkan diri kita
pada kejadian yang menimpa orang lain. Dengan empati kita berusaha melihat seperti orang lain melihat, merasakan seperti orang lain merasakan.
Kejujuran adalah faktor yang ketiga yang menumbuhkan sikap percaya. Menerima dan empati mungkin saja dipersepsi salah oleh orang lain. Sikap menerima
dapat ditanggapi sebagai sikap acuh tak acuh, dingin dan tak bersahabat; empati dapat ditanggapi sebagai pura-pura. Supaya ditanggapi sebenarnya, kita harus jujur
mengungkapkan diri kita kepada orang lain. Kita harus menghindari terlalu banyak melakukan “penopengan” atau “pengelolahan kesan”. Kita tidak menaruh kepercayaan
kepada orang yang tidak jujur atau sering menyembunyikan isi hatinya atau membungkus pendapat dan sikapnya dengan lambang-lambang verbal dan non verbal.
Kejujuran menyebabkan perilaku kita dapat diduga. Ini mendorong orang lain untuk percaya kepada kita Rakhmat, 2005:133
b. Sikap suportif