Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Kerangka Konsep Konseptualisasi Tabel 1

diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi. Kelima, pesan nonverbal merupakan cara berkomunikasi yang lebih efesien dibandingkan pesan verbal. Keenam, pesan nonverbal merupakan sarana sugesti paling tepat dalam Rakhmat,2005:287. Hal itu yang menjadi landasan peneliti menetapkan Agen atau tenaga penjual sebagai objek penelitian dalam penelitian ini. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti : “Pengaruh Penggunaan Komunikasi Nonverbal dalam mewujudkan Komunikasi Efektif antara Agen dan konsumen PT. Axa Financial Indonesia cabang Medan ”

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Bagaimanakah Peranan Komunikasi Nonverbal dalam mewujudkan Komunikasi yang Efektif antara Agen dan konsumen PT. Axa Financial Indonesia cabang Medan”.

1.3. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan masalah penelitian yang dirumuskan di atas, selanjutnya peneliti merumuskan pembatasan masalah penelitian dengan maksud agar permasalahan yang diteliti menjadi jelas, terarah, dan tidak terlalu luas sehingga dapat dihindari salah pengertian tentang masalah penelitian. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah : Komunikasi nonverbal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah yang dilakukan oleh Agen asuransi PT. Axa Financial Indonesia ketika berkomunikasi seperti, intonasi, Universitas Sumatera Utara kinesik, proksimitas, penampilan fisik, waktu dan bau, ketika berkomunikasi dengan konsumen PT. Axa Financial Indonesia. Komunikasi diantara mereka dapat dikatakan efektif jika timbulnya saling pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap dan hubungan yang makin baik dan tindakan. 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui proses Komunikasi Nonverbal yang dilakukan oleh Agen Asuransi PT. Axa Financial Indonesia cabang Medan. 2. Untuk mengetahui peranan Komunikasi nonverbal dalam mewujudkan Komunikasi yang Efektif antara Agen dan Konsumen PT. Axa Financial Indonesia cabang Medan. 3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk komunikasi nonverbal yang dilakukan agen asuransi PT. Axa Financial Indonesia dapat mewujudkan komunikasi efektif kepada konsumen.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Secara akademis, penelitian diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan di lingkungan FISIP USU. 2. Secara teoritis, penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam Ilmu Komunikasi khususnya yang berkaitan dengan kajian Komunikasi Nonverbal. Universitas Sumatera Utara 3. Secara praktis, penelitian diharapkan menjadi masukan bagi para agen asuransi di seluruh Indonesia umumnya dan agen Asuransi PT. Axa Financial Indonesia pada khususnya.

I.5. Kerangka Teori

Ketika objek penelitian telah ditetapkan, tahapan penelitian selanjutnya adalah menimbang mengapa peneliti mengkajinya. Permasalahan mengapa membawa topik sentral mengenai teori. Pentingnya teori sebagai sebuah alat bantu membantu peneliti memikirkan hal-hal yang tidak bisa diabaikan, tetapi juga tidak boleh dilebih-lebihkan Stakes, 2007:13-14. Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti masalah. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana penelitian akan disoroti Nawawi, 1995:40. Secara umum, teori theory adalah sebuah system konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan di antara konsep- konsep yang membantu kita memahami sebuah fenomena. Stephen Littlejohn and Karen Foss 2005 menyatakan bahwa system abstrak yang didapatkan dari pengalaman sistematis. Tahun 1986, Jonathan H. Turner mendefinisikan teori sebagai “sebuah proses mengembangkan ide-ide yang membantu kita menjelaskan bagaimana dan mengapa suatu peristiwa terjadi dalam West, 2009:49. Teori tidak hanya menjelaskan bagaimana dan mengapa peristiwa terjadi, teori dapat juga memprediksi peristiwa seperti yang diungkapkan Wilbur Schramm. Teori merupakan suatu perangkat pernyataan yang saling berkaitan, pada abstraksi dengan kadar tinggi, dan daripadanya preposisi bisa dihasilkan dan diuji secara ilmiah dan pada landasannya dapat dilakukan prediksi mengenai perilaku dalam Effendy,2002:241. Universitas Sumatera Utara Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan adalah Komunikasi, Komunikasi Antar Pribadi, Komunikasi Nonverbal, Komunikasi Efektif dan asuransi I.5.I Komunikasi Komunikasi communication adalah proses sosial di mana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka West,2009:5. Menurut Louis Forsdale 1981, ahli komunikasi dan pendidikan, “communication is the process by which a system is established, maintained, and altered by means of shared signals that operate according to rules”. Komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara, dan diubah Muhammad,2007:2 Pada definisi ini komunikasi dipandang sebagai suatu proses. Signal maksudnya adalah signal yang berupa verbal maupun nonverbal yang mempunyai aturan tertentu. Dalam kacamata psikologi Carl I.Hovland mendefinikan komunikasi sebagai “proses dimana seorang komunikator menyampaikan perangsang-perangsang biasanya lambang-lambang dalam bentuk kata-kata untuk merubah tingkah laku orang lain komunikate. Dari defenisi tersebut dapat diketahui bahwa ilmu komunikasi mempelajari dan meneliti perubahan sikap dan pendapat yang diakibatkan oleh informasi yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain Purba,2006:29-30 Universitas Sumatera Utara

I.5.2 Komunikasi Antar Pribadi

Effendi Liliweri, 1991:12 mengemukakan bahwa pada hakekatnya komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara seorang komunikator dengan seorang komunikan. Jenis komunikasi ini dianggap paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku manusia berhubung prosesnya yang dialogis, berupa percakapan dengan arus balik bersifat langsung. Komunikasi antar pribadi ini sangat efektif antara seorang agen dengan prospeknasabah. Dalam hal ini, bagaimana cara penyampaian pesan, isi pesan dan cara penyampaian pesan dapat disampaikan dengan baik oleh agen kepada calon nasabah, agar nasabah dengan mudah memahami apa produk yang ditawarkan, manfaat yang diperoleh, sampai pada menggugah keinginan dan kebutuhan calon nasabah atau produk asuransi yang ditawarkan. Pesan dapat berbentuk lambang verbal dan isyarat non verbal. Lambang verbal adalah bahasa yang dipakai untuk menyampaikan pesan. Isyarat non verbal berupa gerakan anggota tubuh, seperti eye contact, grakan tangan, kaki, bibir, kepala, dan jari. Isyarat non verbal sangat perlu digunakan seorang agen dalam melakukan kegiatan prospecting, terutama mempertahankan eye contact dengan calon prospek yang mengisyaratkan rasa percaya diri agen akan pesan yang disampaikan kepada costumer. Menurut Evert M. Rogers Liliweri, 1991: 13 ada beberapa ciri-ciri komunikasi antar pribadi, yaitu: a. Arus pesan cenderung dua arah b. Konteks komunikasi dua arah c. Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi d. Kemampuan tingkat selektivitas, terutama selektivitas keterpaan tinggi e. Kecepatan jangkauan terhadap khalayak yang besar relatif lambat Universitas Sumatera Utara f. Efek yang mungkin terjadi adalah perubahan sikap. Ada tujuh sifat yang menunjukkan bahwa suatu komunikasi antara dua orang merupakan komunikasi antarpribadi dan bukan komunikasi lainnya yang terangkum dalam pendapat Reardon 1987, Effendy 1986, Porter dan Samovar 1982. Sifat-sifat komunikasi antarpribadi itu adalah: 1 Melibatkan di dalamnya perilaku verbal dan nonverbal; 2 Melibatkan di dalamnya pernyataanungkapan yang spontan, scripted dan contrived; 3 Komunikasi antar pribadi tidaklah statis melainkan dinamis; 4 Melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi dan koherensi; 5 Dipandu oleh tata aturan yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik; 6 Komunikasi antar pribadi merupakan suatu kegiatan dan tindakan; 7 melibatkan di dalamnya bidang persuasif dalam Liliweri,1991:31.

I.5.3 Komunikasi Efektif

Proses komunikasi dikatakan efektif apabila memenuhi lima hal ; pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik, dan tindakan. Pengertian artinya penerimaan yang cermat dari sisi stimuli seperti yang dimaksud oleh komunikator. Kegagalan menerima isi pesan secara cermat disebut kegagalan komunikasi primer primary breakdown in communication. Perlu pemahaman mengenai psikologi pesan dan psikologi komunikator untuk menghindari hal tersebut. Kesenangan, tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan informasi dan membentuk pengertian. Adapula komunikasi yang lazim disebut komunikasi fatis phatic communication yang dimaksudkan untuk menimbulkan kesenangan. Komunikasi inilah yang menjadikan hubungan kita hangat, akrab dan menyenangkan. Dalam hal ini kita perlu mempelajari psikologi tentang sistem komunikasi interpersonal. Mempengaruhi sikap, bisa dikatakan bahwa komunikasi yang kita jalin kebanyakan adalah untuk saling mempengaruhi satu sama lain. Komunikasi membahasakannya dengan, komunikasi persuasive. Komunikasi ini memerlukan pemahaman tentang faktor-faktor pada diri komunikator, dan pesan yang menimbulkan efek pada komunikan, dan tindakan orang dengan manipulasi psikologis sehingga orang itu tersebut bertindak seperti atas kehendaknya sendiri. Hubungan sosial yang baik, sebagai makhluk sosial yang tidak pernah bisa sendiri dalam kehidupannya, manusia mempunyai daftar kebutuhan sosial yang akan menumbuhkan dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain dalam hal interaksi dan asosiasi inclusion, pengendalian dan kekuasaan control, dan cinta kasih sayang affection. Kebutuhan sosial ini hanya bisa dipenuhi dengan komunikasi interpersonal yang efektif. Tindakan, menimbulkan tindakan nyata memang indikator yang baik untuk mengukur seberapa besar efektivitas yang terjalin selama komunikasi berlangsung karena untuk menimbulkan tindakan, kita harus berhasil terlebih dahulu menanamkan Universitas Sumatera Utara pengertian, membentuk dan mengubah sikap atau menumbuhkan hubungan yang baik. Tindakan adalah hasil kumulatif seluruh proses komunikasi. Hal ini bukan saja memerlukan pemahaman tentang seluruh mekanisme psikologis yang terlibat dalam proses komunikasi, tetapi juga faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia Rakhmat,2005:12-16.

I.5.4 Komunikasi Nonverbal

Secara sederhana, pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi nonverbal mencakup semua rangsangan kecuali rangsangan verbal dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima; jadi definisi ini mencakup perilaku yang disengaja juga tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan; kita mengirim banyak pesan nonverbal tanpa menyadari bahwa pesan tersebut bermakna bagi orang lain Samovar,1991:179. Batasan lain mengenai komunikasi nonverbal dikemukakan oleh beberapa ahli lainnya, yaitu : a. Frank E.X. Dance dan E. Carl E. Larson : komunikasi nonverbal adalah sebuah stimuli yang tidak bergantung pada isi simbolik untuk memaknainya a stimulus not dependent on symbolic content for meaning. b. Edwar Sapir : komunikasi nonverbal adalah sebuah kode yang luas yang ditulis tidak dimanapun juga, diketahui oleh tidak seorang pun dan dimengerti oleh semua an elaborate code that is written nowhere, known to none, and understood by all. c. Malandro dan Barker yang dikutip dari Ilya Sunarwinadi : komunikasi antar budaya memberikan batasan-batasannya sebagai berikut : - Komunikasi nonverbal adalah komunikasi tanpa kata-kata - Komunikasi nonverbal terjadi bila individu berkomunikasi tanpa menggunakan suara. - Komunikasi nonverbal adalah setiap hal yang dilakukan oleh seseorang yang diberi makna oleh orang lain. - Komunikasi nonverbal adalah studi mengenai ekspresi wajah, sentuhan, waktu, gerak, isyarat, bau, perilaku mata dan lain-lain Sendjaja,2005:228- 229. Universitas Sumatera Utara Kategori komunikasi nonverbal dalam Sendjaja Sasa Djuarsa antara lain vocalic atau paralanguage, kinesic yang mencakup gerakan tubuh, lengan dan kaki, serta ekspresi wajah facial expression, perilaku mata eye behavior, lingkungan yang mencakup objek benda dan artefak, proxemics yang merupakan ruang dan teritori pribadi, haptics sentuhan, penampilan fisik tubuh dan cara berpakaian, chronomics waktu dan olfaction bau Sendjaja,2005:6.17. Perasaan seseorang lebih banyak dikomunikasikan secara nonverbal ketimbang lewat kata-kata. Bahasa tubuh akan selalu menjadi indikator yang paling terpercaya untuk menyampaikan perasaan, pendirian dan emosi. Tanpa disadari, dalam kehidupan sehari-hari kita terus memperlihatkan pikiran-pikiran yang ada dalam benak kita. Bentuk komunikasi yang relatif baru, yakni berbicara, telah memenuhi perannya untuk menyampaikan informasi fakta dan data, sementara tubuh memenuhi perannya untuk mengungkapkan perasaan Borg,2009:24. Kita dapat memahami perasaan seseorang dengan melihat tanda-tanda komunikasi nonverbalnya. Berdasarkan perkiraan ada 700,000 bentuk komunikasi nonverbal yang biasa dipakai umat manusia dari berbagai budaya yang berbeda. Setiap budaya mempunyai bentuk komunikasi nonverbalnya masing-masing. Beberapa mempunyai pengertian yang sama, namun tidak jarang tanda nonverbalnya yang sama mempunyai pengertian yang berbeda, bahkan bertentangan Rakhmat,2005:316. Mark L. Knapp dalam Rakhmat,2005:287 menyebut lima fungsi pesan nonverbal yaitu repetisi mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal, substitusi menggantikan lambing-lambang verbal, kontradiksi menolak pesan verbal atau memberikan makna yang lain terhadap pesan verbal, komplemen Universitas Sumatera Utara melengkapi dan memperkaya makna pesan verbal, dan aksentuasi menegaskan pesan verbal atau menggaris bawahinya. Dalam perkembangannya sekarang ini, fungsi komunikasi nonverbal dipandang sebagai pesan-pesan yang holistic, lebih daripada sebagai fungsi pemrosesan informasi sederhana. Fungsi-fungsi holistic mencakup indentifikasi pembentukan dan manajemen kesan, muslihat, emosi, dan struktur percakapan. Hickson dan Stacks menegaskan bahwa fungsi holistic tersebut dapat diturunkan dalam 8 fungsi, yaitu pengendalian terhadap percakapan, control terhadap perilaku orang lain, ketertarikan atau kesenangan, penolakan atau ketidaksenangan, peragaan informasi kognitif, peragaan informasi afektif, penipuan diri self-deception dan muslihat terhadap orang lain Sendjaja,2005:234.

1.5.5 Asuransi

Asuransi adalah suatu alat untuk mengurangi resiko dengan menggabungkan sejumlah unit yang menyebabkan kerugian guna mengumpulkan taksiran kerugian yang mungkin terjadi. Sedangkan menurut sudut pandang yang ditanggung asuransi adalah alat yang memungkinkan menukar biaya kecil tertentu dengan kerugian besar yang belum tentu di bawah suatu perjanjian dimana mereka yang beruntung lolos dari kerugian akan membantu mereka yang tidak beruntung dengan mengganti kerugian yang mereka derita itu Hasyim, 1995 : 30. Yang dijual oleh perusahaan asuransi adalah janji-janji yang dicantumkan dalam suatu kontrak yang dikenal dengan sebutan polis. Kontrak asuransi merumuskan kapan perusahaan asuransi akan membayar yang ditanggung dan jumlah yang akan dibayarkan. Universitas Sumatera Utara Di dalam sebuah perusahaan asuransi, tentu saja ada yang bertugas untuk memasarkan produk jasa asuransi tersebut kepada calon nasabah.Seseorang yang bertugas memasarkan produk jasa asuransi tersebut biasanya dikenal dengan agen. Langkah awal seorang agen dengan mendata semua nama atau calon nasabah yang memungkinkan untuk dia prospek. Nama-nama itu akan dihubungi melalui telepon ataupun bertatap muka langsung untuk mengagendakan waktu presentasi. Agen tidak akan memaksa menjelaskan produk asuransi di sembarang tempat, melainkan pada waktu yang tepat yaitu saat calon nasabah tidak sibuk. Langkah selanjutnya adalah presentasi produk asuransi. Prospecting akan dilakukan agen dengan menjalin komunikasi antar pribadi terhadap calon nasabah. Agen asuransi adalah front-line atau ujung tombak bagi perusahaan asuransi. Biasanya sebagian besar agen tersebut merupakan mitra bagi perusahaan asuransi, artinya mereka bukan merupakan pegawai tetap yang setiap bulan harus digaji oleh perusahaan, pendapatan mereka berdasarkan angka penjualan yang mereka peroleh. Agen sebagai petugas dinas luar perusahaan asuransi merupakan tenaga utama dalam memasarkan program-program asuransi. Agen bertindak sebagai perantara antara penanggung dan tertanggung, mewakili perusahaan asuransi dalam pemberian jasa pelayanan asuransi. Agen memberikan penjelasan mengenai besarnya manfaat asuransi kepada calon nasabah kemudian membantu calon nasabah untuk memiliki polis asuransi dan juga membantu tertanggung menghadapi masalah-masalah yang berkenaan dengan polis asuransinya. Universitas Sumatera Utara

I.6. Kerangka Konsep

Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dapat mengantar pada rumusan hipotesis Nawawi,1995:33. Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan menggenaralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari pengamatan. Bungin mengartikan konsep sebagai generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama Kriyantono,2007:149. Adapun konsep yang diteliti adalah sebagai berikut:

I.7. Konseptualisasi Tabel 1

Konseptualisasi Unit Analisis Indikator Pengertian Indikator Komponen Nonverbal Intonasinada suara Paralanguage Vocalics: halus, lembut, gemulai,sopan. Kinesik kinesics : ekspresi kesenangan, Intonasinadasuara Paralanguage Vocalics : yaitu tinggi-rendahnya, panjang-pendeknya dan cepat-lambatnya nada suara seorang agen PT. Axa Financial Indonesia saat berinteraksi dengan Konsumen, termasuk didalamnya desah,menjerit,merintih,menelan,dan menguap. Dalam hal ini intonasi bersifat lembut, halus, gemulai dan sopan. Kinesik kinesics : yaitu yang mencakup gerakan tubuh, lengan, dan kaki, serta ekspresi Universitas Sumatera Utara minat.responsif, tertawa ,tersenyum, perhatian,mendorong motivasi,menyetujui. Proksimitas Proxemics: fase akrab 6-18 inchi, fase personal 30 inchi sampai 4 feet. Penampilan fisik tubuh dan cara berpakaian : berpakaian rapi, penggunaan kosmetik. Waktu chronomics : tepat waktu Bau olfaction : penggunaan parfum atau wangi-wangian. wajah facial expression, perilaku mata eye behavior dari seorang Agen PT. Axa Financial Indonesia saat berinteraksi dengan konsumen, misalnya ekspresi kesenangan, minat, tertawa, tersenyum, responsif, memperhatikan, mendorong motivasi, dan menyetujui. Proksimitas proxemics : yaitu cara Agen PT. Axa Financial Indonesia menetapkan ruang dan teritori pribadinya saat berinteraksi dengan konsumen, berdasarkan fase akrab 6-8 inchi dan fase personal 30 inchi – 4 feet. Penampilan fisik tubuh dan cara berpakaian yaitu meliputi keadaan fisik Agen PT. Axa Financial Indonesia, dalam hal ini kerapian dalam berpenampilan serta keputusan untuk memakai pakaian dan kosmetik. Waktu chronomics yaitu komitmen Agen PT. Axa Financial Indonesia terhadap waktu, yaitu tepat waktu saat menghadiri pertemuan lain baik bersifat formal maupun informal. Bau olfaction yaitu penggunaan wangi- wangian atau parfum yang digunakan oleh Agen PT. Axa Financial Indonesia. Komunikasi Pengertian Pengertian artinya penerimaan yang cermat atas Universitas Sumatera Utara Efektif Kesenangan Pengaruh pada sikap Hubungan yang makin baik Tindakan stimuli yang dimaksud oleh Agen PT. Axa Financial Indonesia terhadap konsumen, yaitu ditandai adanya kesamaan pemikiran Frame of reference dan kesamaan pengalaman Field of experience. Kesenangan artinya komunikasi yang menjadikan hubungan antara Agen PT. Axa Financial Indonesia dan konsumen berjalan hangat, akrab, dan menyenangkan. Mempengaruhi Sikap yaitu bahwa komunikasi pesan oleh Agen PT. Axa Financial Indonesia kepada konsumen dapat mempengaruhi konsumen. Hal ini ditandai dengan adanya penambahan pemahaman atau pengetahuan kognitif, timbulnya kesenangan afektif dan sikap patuh konatif. Hubungan sosial yang baik yaitu terciptanya suatu hubungan yang harmonis antara Agen PT. Axa Financial Indonesia dan konsumen. Hal ini ditandai dengan adanya saling pengertian mutual understanding, saling percaya mutual confidence, dan saling menguntungkan mutual favorable. Tindakan yaitu menimbulkan tindakan nyata Universitas Sumatera Utara oleh konsumen sebagai akumulasi dari keseluruhan penyampaian pesan komunikasi oleh Agen PT. Axa Financial Indonesia. Hal tersebut ditandai dengan tindakan hormat kepada Agen PT. Axa Financial Indonesia. Universitas Sumatera Utara

BAB II URAIAN TEORITIS

II.1 KOMUNIKASI II.1.1 Sejarah Perkembangan Komunikasi Manusia Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi. Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Profesor Wilbur Schramm menyebutnya bahwa berkomunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi dalam Cangara, 1998: 1-2. Harold D. Lasswell salah seorang peletak dasar ilmu komunikasi lewat ilmu politik menyebut tiga fungsi dasar yang menjadi penyebab, mengapa manusia perlu berkomunikasi : Pertama, adalah hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya. Melalui komunikasi manusia dapat mengetahui peluang-peluang yang ada untuk dimanfaatkan, dipelihara dan menghindar pada hal-hal yang dapat mengancam alam sekitarnya. Melalui komunikasi manusia dapat mengetahui suatu kejadian atau peristiwa. Bahkan melalui komunikasi manusia dapat mengembangkan pengetahuannya, yakni belajar dari pengalaman maupun melalui informasi yang mereka terima dari lingkungan sekitarnya. Kedua, adalah upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Proses kelanjutan suatu masyarakat sesungguhnya tergantung bagaimana masyarakat itu bisa beradaptasi dengan lingkungannya. Penyesuaian di sini bukan saja pada kemampuan manusia memberi tanggapan terhadap gejala alam seperti banjir, gempa bumi dan musim yang memperngaruhi perilaku manusia, tetapi juga lingkungan Universitas Sumatera Utara