Komunikasi Efektif URAIAN TEORITIS

berhadapan dengan sebuah situasi dan berusaha untuk memaknai situasi tersebut. Untuk bisa berfikir maka seseorang memerlukan bahasa dan harus mampiu untuk berinteraksi secara simbolik. Bahasa adalah software untuk bisa mengaktifkan mind. Kontribusi terbesar Mead untuk memahami proses berfikir adalah pendapatnya yang menyatakan bahwa manusia memiliki kemampuan yang unik untuk memerankan orang lain take the role of the other. Sebagai contoh, pada masa kecil, anak-anak sering bermain peran sebagai orang tuanya, berbicara dengan teman imajiner, dan secara terus menerus sering menirukan peran-peran orang lain. Pada saat dewasa seseorang akan meneruskan untuk menempatkan dirinya pada posisi orang lain dan bertindak sebagaimana orang itu bertindak. Setelah dipahami bahwa meaning, languange,dan thought memiliki keterikatan yang sangat erat, maka kita dapat memperkirakan konsep Mead tentang diri self. Mead menolak anggapan bahwa seseorang bisa mengetahui siapa dirinya melalui introspeksi. Ia menyatakan bahwa untuk mengetahui siapa diri kita maka kita harus melukis potret diri kita melalui sapuan kuas yang datang dari proses taking the role of the other. Membayangkan apa yang dipikirkan orang lain tentang kita. Para interaksionis menyebut gambaran mental ini sebagai the looking glass self dan hal itu dikonstruksi secara sosial. Penganut interaksionisme simbolik menyatakan bahwa self adalah fungsi dari bahasa. Tanpa pembicaraan tidak akan ada konsep diri, oleh karena itu untuk mengetahui siapa dirinya, seseorang harus menjadi anggota komunitas. Merujuk pendapat Mead self diri adalah proses mengkombinasikan I dan me. I adalah kekuatan spontan yang tidak dapat diprediksi. Ini adalah bagian dari diri yang tidak terorganisir. Sementara me adalah gambaran diri yang tampak dalam the looking glass dari reaksi orang lain. Me tidak pernah dilahirkan. Me hanya dapat dibentuk melalui interaksi simbolik yang terus menerus mulai dari keluarga, teman bermain, sekolah dan seterusnya. Oleh karena itu seseorang membutuhkan komunitas untuk mendapatkan konsep dirinya. Seseorang membutuhkan the generalized other, yaitu berbagai hal orang, obyek atau peristiwa yang mengarahkan bagaimana kita berpikir dan berinteraksi dalam komunitas. Me adalah organized community dalam diri seseorang individu Santoso,2010:22-24.

II.5. Komunikasi Efektif

Komunikasi efektif adalah sejauh mana komunikator mampu berorientasi kepada komunikannya. Berorientasi artinya melihat dan memahami tingkat akal budi decoder interpreter berikut peralatan jasmaniah receiver yang dimiliki komunikan ; mengingat hal ini terkait dengan pemilihan bentuk pesan, makna pesan, struktur pesan Universitas Sumatera Utara dan cara penyajian pesan, termasuk pula penentuan saluranmedia yang harus anda lakukan sebagai komunikator Vardiansyah,2004:111. Menurut Roger hubungan interpersonal akan terjadi secara efektif apabila kedua pihak memenuhi kondisi berikut : - Bertemu satu sama lain secara personal. - Empati secara tepat terhadap pribadi yang lain dan berkomunikasi yang dapat dipahami satu sama lain berarti. - Menghargai satu sama lain, bersifat positif dan wajar tanpa menilai atau keberatan. - Menghayati pengalaman satu sama lain dengan sungguh-sungguh, bersikap menerima dan empati satu sama lain. - Merasa bahwa saling menjaga keterbukaan dan iklim yang mendukung dan mengurangi kecenderungan gangguan arti. - Memperlihatkan tingkah laku yang percaya penuh dan memperkuat perasaan aman terhadap yang lain. Pace dan Boren 1973 mengusulkan cara-cara untuk menyempurnakan hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal cenderung menjadi sempurna bila kedua pihak mengenal standar berikut : - Mengembangkan suatu pertemuan personal yang langsung satu sama lain mengkomunikasikan perasaaan secara langsung. - Mengkomunikasikan suatu pemahaman empati secara tepat dengan pribadi orang lain melalui keterbukaan diri. - Mengkomunikasikan suatu kehangatan pemahaman yang positif mengenai orang lain dengan gaya mendengarkan dan berespons. - Mengkomunikasikan keaslian dan penerimaan satu sama lain dengan ekspresi penerimaan secara verbal dan nonverbal. - Berkomunikasi dengan ramah tamah, wajar, menghargai secara positif satu sama lain melalui respons yang tidak bersifat menilai. - Mengkomunikasikan satu keterbukaan dan iklim yang mendukung melalui konfrontasi yang bersifat membangun. - Berkomunikasi untuk menciptakan kesamaan arti dengan negoisasi arti dan memberikan respons yang relevan Muhammad,2007:176-177.

II.6. Asuransi