4. Mencari informasi dari sumber sendiri. Orang-orang dogmatis hanya
mempercayai sumber informasi mereka sendiri. 5.
Secara kaku mempertahankan dan membela sistem kepercayaannya. Ia akan mempertahankan setiap jengkal dari wilayah kepercayaan sampai titik darah
penghabisan.
6. Tidak mampu membiarkan inkonsistensi. Orang dogmatis tidak tahan hidup
dalam suasana inkosisten. Informasi yang tidak konsisten dengan desakan dari dalam dirinya akan ditolak, distorsi atau tidak dihiraukan sama sekali.
Agar komunikasi interpersonal yang kita lakukan melahirkan hubungan interpersonal yang efektif, dogmatism harus digantikan dengan sikap terbuka.
II.3. Komunikasi Nonverbal
Manusia dalam keberadaannya memang memiliki keistimewaan dibandingkan dengan makhluk lainnya. Selain kemampuan daya pikirnya super rational, manusia
juga memiliki keterampilan berkomunikasi yang lebih indah dan leboh canggih super sophisticated of communication, sehingga dalam berkomunikasi mereka bisa mengatasi
rintangan jarak dan waktu. Manusia mampu menciptakan simbol-simbol dan memberi arti pada gejala-gejala alam yang ada di sekitarnya, sementara hewan hanya dapat
mengandalkan bunyi atau bau secara terbatas Cangara,2006:93-94.
Hingga kini belum ada suatu teori pun yang diterima luas mengenai bagaimana bahasa itu muncul di permukaan bumi. Ada dugaan kuat bahasa nonverbal muncul
sebelum bahasa verbal. Di duga makhluk-makhluk yang mirip manusia dan menggunakan alat pemotong dari batu ini namun masih seperti kera berkomunikasi
secara naluriah, dengan bertukar tanda gerakan tubuh, termasuk gerakan tangan dan lengan, sedikit lebih maju dari komunikasi hewan primata masa kini.
Sekitar 5000 tahun lalu manusia melakukan transisi komunikasi dengan memasuki era tulisan, sementara bahasa lisan pun terus berkembang. Transisi paling
dini dilakukan bangsa Sumeria dan bangsa Mesir kuno, lalu bangsa Maya dan bangsa Cina yang mengembangkan sistem tulisan mereka secara independen. Menjelang kira-
kira 500 sebelum Masehi, bangsa Yunani telah menggunakan alfabet secara luas. Akhirnya alfabet Yunani itu diteruskan ke Roma tempat tulisan itu disempurnakan.
Sistem tulisan dan bahasa lisan itu terus berkembang hingga kini. Kita pun memasuki era cetak pada abad ke 15, yang beberapa abad kemudian disusul oleh era radio, era
televisi dan kini era komputer.
Bahasa dapat didefenisikan sebagai seperangkat simbol dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut,yang digunakan dan dipahami suatu
komunitas. Bahasa tertulis Thai misalnya terdiri dari 44 konsonan dan 32 vokal. Suaranya dikombinasikan dengan lima nada yang berbeda untuk menghasilkan bahasa
yang bermelodi. Kelas-kelas orang yang berbeda menggunakan kata ganti orang, kata benda, dan kata kerja yang berbeda pula menunjukkan status sosial dan keintiman.
Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan dan maksud kita. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang merepresentasikan berbagai
aspek realitas individual kita. Konsekuensinya, kata-kata adalah abstraksi realitas kita yang tidak mampu menimbulkan reaksi totalitas objek atau konsep yang diwakili kata-
kata itu. Misalnya kata rumah, realitas apa yang diwakili oleh kata rumah sangat beragam, ada rumah bertingkat, rumah tembok dan rumah sakit, dan lain-lain. Bila kita
Universitas Sumatera Utara
menyertakan budaya sebagai variabel dalam proses abstraksi itu, problemnya menjadi semakin rumit. Ketika anda berkomunikasi dengan seseorang dari budaya lain. Ketika
anda berkomunikasi dengan orang dari budaya sendiri proses abstraksi untuk merepresentasikan pengalaman anda akan jauh lebih mudah Mulyana,2005:237-241.
Pemberian arti pada simbol adalah suatu proses komunikasi yang dipengaruhi oleh kondisi sosial budaya yang berkembang pada suatu masyarakat karena itu dapat
disimpulkan bahwa : -
Semua kode memiliki unsur nyata. -
Semua kode memiliki arti. -
Semua kode tergantung pada persetujuan para pemakainya. -
Semua fungsi memiliki fungsi. -
Semua kode dapat dipindahkan, apakah melalui media atau saluran-saluran komunikasi lainnya.
Bahasa mengembangkan pengetahuan kita, agar kita dapat menerima sesuatu dari luar dan juga berusaha untuk menggambarkan ide-ide kepada orang lain. Begitu
pentingnya peranan bahasa dalam pengembangan ilmu pengetahuan, sebuah pengadilan di Inggris tahun 1970 menjatuhkan hukuman penjara kepada seorang ibu karena lalai
mengajar anaknya untuk bisa berbahasa.
Menurut para ahli, ada 3 teori yang membicarakan sehingga orang bisa memiliki kemampuan berbahasa. Teori pertama disebut operant conditioning yang dikemukakan
oleh seorang ahli psikologi behavioristik yang bernama BF. Skinner 1957. Teori ini menekankan unsur rangsangan stimulus dan tanggapan response atau lebih dikenal
dengan istilah S-R. teori menyatakan bahwa, jika suatu organisme dirangsang oleh stimuli dari luar maka orang cenderung akan memberi reaksi. Anak-anak mengetahui
bahasa karena ia diajar oleh orang tuanya atau meniru apa yang diucapkan oleh orang lain.
Teori kedua ialah teori kognitif cognitive theory yang dikembangkan oleh psikologi kognitif Noam Chomsky. Teori ini menekankan kompetensi bahasa pada
manusia lebih dari apa yang dia tampilkan. Bahasa memiliki korelasi dengan pikiran. Karena itu Chomsky menyatakan bahwa kemampuan berbahasa yang ada pada manusia
adalah pembawaan biologis yang dibawa dari lahir. Pendapat ini didukung oleh Eric Lenneberg 1964 bahwa seorang anak manusia bagaimanapun ia diisolasi ia tetap
memiliki potensi untuk bisa berbahasa.
Teori ketiga disebut mediating theory atau teori penengah. Teori ini dikembangkan oleh ahli psikologi behavioristik Charles Osgood. Teori mediasi
menekankan bahwa manusia dalam mengembangkan kemampuannya berbahasa, tidak saja bereaksi terhadap rangsangan stimuli yang diterima dari luar, tetapi juga
dipengaruhi oleh proses internal yang terjadi dalam dirinya. Osgood memberi contoh pada bayi yang lapar akan menangis dan menyentak-nyentakkan tangan dan kakinya
sebagai isyarat yang ditujukan kepada ibunya. Dorongan internal ini mendukung reaksi anak untuk membentuk dan mengidentifikasi arti terhadap sesuatu yang ada di luar
dirinya atau lingkungannya. Tanpa bahasa manusia tidak bisa berpikir, bahasalah yang mempengaruhi persepsi dan pola-pola berpikir seseorang. Kata Benyamin Lee Whorf
dan Edward Sapir 1965 dalam hipotesisnya Cangara,2006:95-99.
Menurut Larry L. Barker, bahasa memiliki tiga fungsi : penamaan naming atau labelling, interaksi dan transmisi informasi. Penamaan atau penjulukan merujuk pada
Universitas Sumatera Utara
usaha mengidentifikasi objek, tindakan atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dlaam komunikasi. Fungsi interaksi menekankan berbagi gagasan dan
emosi yang dapat mengundang simpati dan pengertia atau kemarahan dan kebingungan. Melalui bahasa informasi dapat disampaikan kepada orang lain. Anda juga menerima
informasi setiap hari, sejak bangun tidur hingga anda tidur kembali dari orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung melalui media massa. Fungsi bahasa inilah
yang disebut fungsi transmisi. Keistimewaan bahasa sebagai sarana transmisi informasi yang lintas waktu, dengan menghubungkan masa lalu , masa kini dna masa depan,
memungkinkan berkesinambungan budaya dan tradisi kita Mulyana,2005:242-243.
Secara sederhana, komunikasi nonverbal dapat didefenisikan sebagai berikut : Non berarti tidak, Verbal bermakna kata-kata words, sehingga komunikasi nonverbal
dimaknai sebagai komunikasi tanpa kata-kata. Menurut Adler dan Rodman dalam bukunya Understanding Human Communication, batasan yang sederhana itu tersebut
merupakan langkah awal untuk membedakan apa yang disebut dengan vocal communication yaitu tindak komunikasi yang menggunakan mulut dan verbal
communication yaitu tindak komunikasi yang menggunakan kata-kata. Dengan demikian, definisi kerja dari komunikasi nonverbal adalah pesan lisan dan bukan lisan
yang dinyatakan melalui alat lain di luar alat kebahasaan oral and nonoral message expressed by other than linguistic means Sendajaja,2005:227-228.
Untuk memahami dengan lebih jelas, kita dapat melihat tabel mengenai tipe komunikasi berikut ini.
Gambar 5
Tabel Tipe-Tipe Komunikasi Komunikasi Vokal Komunikasi Nonvokal
Komunikasi Verbal Bahasa Lisan
Spoken Word Bahasa Tertulis
written words
Universitas Sumatera Utara
Komunikasi Nonverbal Nada Suara tone of voice
Desah sighs Jeritan scream
Kualitas Vokal voqal qualities
Isyarat gesture Gerakan movement
Penampilan appearance
Ekspresi wajah facial expression
Sendjaja,2005:228 Dalam kebanyakan peristiwa komunikasi yang berlangsung, hampir selalu
melibatkan penggunaan lambang-lambang verbal dan nonverbal secara bersama-sama. Keduanya, bahasa verbal dan nonverbal, memiliki sifat holistic, bahwa masing-masing
tidak dapat saling dipisahkan. Ketika kita menyatakan terima kasih bahasa verbal, kita melengkapinya dengan tersenyum bahasa nonverbal. Kita setuju terhadap pesan yang
disampaikan orang lain dengan anggukan kepala bahasa nonverbal. Dua peristiwa tersebut merupakan contoh bahwa bahasa verbal dan nonverbal bekerja secara bersama-
sama dalam menciptakan makna suatu perilaku komunikasi Sendjaja,2005:225. Komunikasi nonverbal digunakan untuk memastikan bahwa makna yang
sebenarnya dari pesan-pesan verbal dapat dimengerti atau dapat dipahami. Keduanya, komunikasi verbal dan nonverbal, kurang dapat beroperasi secara terpisah, satu sama
lain saling membutuhkan guna mencapai komunikasi efektif Sendjaja,2004:234. Dale G. Leathers penulis Nonverbal Communication menyebut enam alasan
komunikasi nonverbal sangat penting, yaitu pertama, faktor-faktor nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal. Kedua, perasaan dan emosi lebih
cermat disampaikan lewat pesan nonverbal daripada pesan verbal. Ketiga, pesan
nonverbal menyampaikan makna dan maksud relative bebas dari penipuan, distorsi, dan
kerancuan. Keempat, pesan nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi. Kelima, pesan
Universitas Sumatera Utara
nonverbal merupakan cara berkomunikasi yang lebih efesien dibandingkan pesan verbal. Keenam, pesan nonverbal merupakan sarana sugesti paling tepat dalam
Rakhmat,2005:287. Sebelum jauh membicarakan tentang komunikasi nonverbal, penulis coba untuk
menjelaskan tentang kedudukan dan perbedaan mendasar antara komunikasi verbal dan nonverbal. Secara sekilas telah diruaikan bahwa antara komunikasi verbal dan
nonverbal merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, dalam arti kedua bahasa tersebut bekerja bersama-sama untuk menciptakan suatu makna. Namun,
keduanya juga memiliki perbedaan-perbedaan. Dalam pemikiran Don Stacks dan
kawan-kawan, ada tiga perbedaan utama diantara keduanya yaitu kesengajaan pesan the intentionality of message, tingkat simbolisme dalam tindakan atau pesan the
degree of symbolism in the act or message, dan pemrosesan mekanisme processing mechanism Sendjaja:2005:229.
1. Kesengajaan intentionality
Satu perbedaan utama antara komunikasi verbal dan nonverbal adalah persepsi mengenai niat intent. Pada umumnya niat ini menjadi penting ketika kita
membicarakan lambang atau kode verbal. Michael Burgoon dan Michael Ruffner menegaskan bahwa sebuah pesan verbal adalah komunikasi kalai pesan tersebut
dikirimkan oleh sumber dengan sengaja dan diterima oleh penerima dengan sengaja pula.
Komunikasi nonverbal tidak banyak dibatasi oleh niat atau intent tersebut. Sebab, komunikasi nonverbal cenderung kurang dilakukan dengan sengaja dan kurang
halus apabila dibandingkan dengan komunikasi verbal.
2. Perbedaan-perbedaan simbolik symbolic differences.
Komunikasi nonverbal lebih alami, ia beroperasi sebagai norma dan perilaku yang didasarkan pada norma. Mehrabian menjelaskan bahwa komunikasi verbal
dipandang lebih eksplisit dibanding bahasa nonverbal yang bersifat implicit. Artinya, isyarat-isyarat verbal dapat didefenisikan melalui sebuah kamus yang eksplisit dan lewat
aturan sintaksis kalimat, namun hanya ada penjelasan yang samar-samar dan informasi mengenai signifikasi beragam perilaku nonverbal.
Universitas Sumatera Utara
3. Mekanisme pemprosesan processing mechanism.
Satu perbedaan utama dalam pemrosesan ada dalam tipe informasi pada setiap belahan otak. Secara tipikal, belahan otak sebelah kiri adalah tipe informasi yang lebih
tidak berkesinambungan dan berubah-ubah, sementara otak sebelah kanan, tipe informasinya lebih berkesinambungan dan alami.
Berdasarkan pada perbedaan tersebut, pesan-pesan verbal dan nonverbal berbeda dalam konteks struktur pesannya. Komunikasi nonverbal kurang terstruktur. Aturan-
aturan yang ada ketika kita berkomunikasi secara nonverbal adalah lebih sederhana dibanding komunikasi nonverbal yang mempersyaratkan aturan-aturan tata bahasa dan
sintaksis. Komunikasi nonverbal secara tipikal diekpresikan pada saat tindak komunikasi berlangsung. Selain itu, komunikasi nonverbal mempersyaratkan sebuah
pemahaman mengenai konteks dimana interaksi tersebut terjadi, sebaliknya komunikasi verbal justru menciptakan konteks tersebut Sendjaja:2005:229-231.
Menurut Littlejohn 1978 dalam perbagai ulasan tentang komunikasi atau isyarat nonverbal selalu kita lihat dua kelompok teori yang selalu berkaitan yaitu :
1 Struktur isyarat-isyarat nonverbal.
2 Fungsi yang dimainkannya.
Bentuk-bentuk dari isyarat nonverbal telah dikelompokkan pula dengan beberapa langkah. Satu dari sekian banyak di antaranya terlihat dalam metode
penggunaan yang dikemukakan oleh Eisenberg dan Smith dalam tiga kerangka analisis: 1.
Kinesik 2.
Proksemik 3.
Paralinguistik
Teori Kinesik dari Birdwhistell
Menurut Birdwhistell bahwa komunikasi nonverbal merupakan suatu proses yang sinambung karena sebenarnya tidak ada satu saluranpun yang digunakan secara
tetap, yang pasti lebih dari satu saluran tetap digunakan. Komunikasilah yang membahas proses itu terjadi dan kelanjutannya.
Satu dari sekian banyak kaitan penemuannya yang terpenting antara aktivitas
tubuh dengan bahasa dikemukakannya dalam paradigma analogi linguistik kinesik sebagai berikut : keaslian studi tentang gerak tubuh merupakan indikasinya yang
pertama bahwa struktur kinesik itu pararel dengan struktur bahasa. Melalui studi tentang gerakan tubuh dalam konteksnya maka semua sistem kinesik menjadi jelas bentuknya
yang menakjubkan seperti adanya kata-kata dalam suatu bahasa. Penemuan ini berubah menjadi suatu penyelidikan terhadap pelbagai komponen dari bentuk-bentuk gerakan
tubuh yang amat kompleks yang akhirnya menjadi jelas, bahwa ada perilaku tubuh yang fungsinya berhubungan nyata dengan pelbagai bunyi ucapan dalam bahasa sebagaimana
ditunjukkan dalam kesederhadaan maupun kerumitan kata-kata. Akibatnya dapat juga
Universitas Sumatera Utara
menerangkan betapa luasnya suatu struktur perilaku sebagaimana juga ditunjukkan dalam suatu kalimat dalam paragraph tertentu.
Dalam karyanya : kinesik dan konteks, ia menggarisbawahi tujuh anggapan dasarnya atas teori yang dibangunnya, yaitu :
1 Seperti banyaknya kejadian alam lainnya, maka tidak ada gerakan tubuh atau
suatu pernyataan manusia tanpa membawa arti tertentu dalam konteks penampilan dirinya.
2 Seperti juga pada aspek-aspek lain dari perilaku manusia, maka sebenarnya
penampilan tubuh, gerakannya, dan pengungkapannya dalam wajah merupakan suatu pola yang merupakan subyek yang ditelaah secara sistematis.
3 Sebagaimana juga adanya kemungkinan bahwa pemahaman gerak tubuh itu
sebagiannya dapat diterangkan secara biologis namun dengan cara lain pun sistimatik gerakan tubuh anggota suatu masyarakat tertentu bisa diterangkan
sebagai suatu fungsi dari sistem sosial yang dimiliki suatu kelompok tertentu.
4 Aktivitas tubuh yang nyata seperti aktivitas gelombang suara yang didengar,
secara sistematis mempengaruhi perilaku orang lain yang menjadi anggota suatu kelompoknya.
5 Demikian juga masih ada cara lain yang dipertunjukkan seorang sebagai
perilaku maka hal itupun bisa diterangkan melalui suatu penyeledikan fungsi komunikasinya.
6 Suatu pengertian sebenarnya ditarik dari fungsi-fungsi perilaku seseorang dan
apa yang dilaksanakannya, ini merupakan satu penyelidikan juga. 7
Sebagian dari sistem biologis dan pengalaman hidup yang khusus dari setiap orang akan memberikan kontribusinya pada unsur-unsur ideosinkratik pada
sistem kinesik yang dimilikinya. Tetapi kepribadian atau kualitas gejala dari unsur-unsur ini hanya bisa ditetapkan menyusul suatu analisis dalam suatu
sistem yang luas dari bagian tersebut.
Beberapa gerakan disebutnya dengan kines. Suatu kines sebenarnya merupakan abstraksi dari arah perilaku seseorang yang diwariskan oleh kelompok yang sama, yang
menggambarkan perilaku berbeda dengan kelompok yang lain. Dengan kata lain, suatu arah atau maksud gerakan atau posisi seseorang menentukan pula keberadaan orang itu.
Gerakan dari mata ataupun tangan merupakan contoh dari apa yang disebut dengan kines itu. Dan kines akhirnya dapat dibedakan dari suatu kelompok budaya
dengan kelompok budaya lainnya. Kines yang dikelompokkan disebut dengan kinemes yang sekaligus menggambarkan dalam fungsi komunikasinya. Seperti juga gejala yang
terlihat dalam linguistic, maka kinemes yang dipunyai sebuah kelompok relatif berhubungan erat dengan pertukaran kines yang mereka lakukan.
Kinesik dapat dipergunakan dalam tiga tingkatan, yaitu : 1
Prekinesik, merupakan studi psikologis dari aktivitas gerakan tubuh sebagai bagian dari kenyataan sosialnya. Ini merupakan tanda pendahuluan untuk
mengalisis perilaku komunikasi.
2 Mikrokinesik, merupakan studi tentang analisis unit-unit perilaku.
3 Kinesik Sosial, merupakan studi perilaku dalam konteks dan bangunan kinesik
dalam kenyataan komunikasi Liliweri,1991:76-81.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Ekman dan Friesen, semua perilaku nonverbal dapat dikelompokkan ke dalam satu dari lima tipe, tergantung pada sumber perbuatan, penandaan atau koding
dan penggunaannya. 1
Ilustrator, cenderung merupakan isyarat yang menyertai perkataan untuk menciptakan pesan visual yang mendukung atau memperkuat isi pesan dan yang
lebih seringnya berasal dari alam bawah sadar kita. Misalnya, kita mungkin memberikan isyarat dengan menggerakkan ke atas telapak tangan yang
menghadap ke atas ketika kita menggambarkan bagaimana kenaikan harga rumah selama 10 tahun terakhir.
2 Lambang emblem, biasanya menggantikan kata-kata. Salah satu yang paling
populer adalah ,mengacungkan ibu jari ke atas sebagai tanda setuju. Emblem yang muncul dari budaya dapat bersifat acak atau memiliki kemiripan dengan
objek yang diwakilinya.
3 Tampilan yang mempengaruhi, ini adalah gerakan yang cenderung membagi
emosi menjadi negatif atau positif. Gerakan-gerakan ini meliputi ekspresi wajah, isyarat yang berhubungan dengan anggota badan, postur tubuh, dan gerakan.
Wajah adalah sumber penunjukkan perasaan yang kaya, namun bagian lainnya juga memiliki peran penting. Perilaku menunjukkan perasaan bersifat intrinsik,
komunikatif, interaktif dan selalu informatif Borg,2009:58-59.
4 Adaptor, yang berfungsi untuk membantu meredakan ketegangan tubuh,
misalnya menggaruk kepala atau menggoyangkan kaki. Dalam hal ini terdapat beberapa jenis adaptor, yaitu:
-
Adaptor yang ditujukan kepada tubuh sendiri self-adaptor, seperti menggaruk, menepuk, meremas, menggenggam,dsb.
- Adaptor pengganti alter-adaptor adalah perilaku yang ditujukan kepada
tubuh orang lain, seperti menepuk punggung seseorang. -
Adaptor objek object-adaptor, yaitu perilaku kepada benda, seperti memainkan pena di tangan.
5 Regulator, yang digunakan untuk mengontrol atau mengkoordinasikan interaksi.
Misalnya kita menggunakan kontak mata dalam percakapan untuk menunjukkan perhatian kepada lawan bicara. Regulator utamanya bersifat interaktif, intrinsik,
dan ikonik serta berasal dari pembelajaran budaya cultural learning Morrisan,2009:95-96.
Intonasinada suara Paralanguage Vocalics, parabahasa atau vokalika
vocalic merujuk pada aspek-aspek selain ucapan yang dapat dipahami, misalnya kecepatan berbicara, nada tinggi atau rendah, intensitas volume suara, intonasi,
dialek,dan sebagainya. Terkadang kita bosan mendengarkan pembicaraan orang, bukan karena isi pembicaraannya, melainkan karena cara menyampaikannya yang lamban dan
monoton.
Universitas Sumatera Utara
Tinggi rendahnya suara pitch karena aspek suara yang satu ini bisa mengekspresikan beragam makna yang berbeda. Misalnya, mudah bagi kita untuk
mengetahui bagaimana sebuah nada suara bisa menunjukkan perbedaan antara membuat sebuah pernyataan atau mengajukan pertanyaan: “Mereka sudah kembali” sebagai
lawan dari “Mereka sudah kembali?”. Kita bisa memberitahukan perasaan kita yang sedang bosan dengan menggunakan suara datar, atau kita bisa pula mengekspresikan
rasa keterkejutan dengan menaikkan nada suara.
Kecepatan atau tempo, kita mengetahui bahwa sesuatu yang diekspresikan dengan cepat menunjukkan adanya urgensi, sedangkan perkataan yang lebih lambat atau
tenang mengindikasikan makna yang sepenuhnya berbeda. Kenyaringan suara merupakan aspek lain yang juga dapat menyampaikan makna
yang berbeda. Secara umum, kita menganggap suara yang sangat nyaring atau keras sebagai suatu wujud ekspresi kemarahan. Tiga aspek dari gaya bicara ini memberikan
ritme bagi suara. Orang dengan suara yang atraktif memiliki sebuah “kelebihan” yang terbukti dapat menyenangkan orang lain. Sebuah pepatah sederhana: “cara kita bernafas
adalah cara kita bersuara” Borg,2009:191-194.
Kinesik kinesics, karena kita hidup, semua anggota badan kita senantiasa
bergerak. Lebih dari dua abad yang lalu Blaise Pascal menulis bahwa tabiat kita adalah bergerak; istirahat sempurna adalah kematian.
Ekspresi wajah dan tatapan mata, orang cenderung menyakini apa yang dikatakan pada wajah daripada kata-kata yang mereka dengar. Titik pusat dari wajah
adalah mata. Mata mengungkapkan sebagian besar informasi, tempat kedua diduduki oleh ekspresi wajah kita. Jadi apapun alasan untuk menyembunyikan perasaan yang
sebenarnya sesekalo meringis, menyipitkan mata atau mengangkat alis bisa membuka kedok. Kontak mata merupakan salah satu cara nonverbal untuk:
- Menunjukkan kesukaankeakraban dan bagaimana hubungan tersebut
berjalan kita lebih sering memandang orang kita sukai daripada yang tidak kita sukai.
- Melatih kontrol misalnya, orang mungkin akan memperbanyak kontak mata
ketika mereka sedang mencoba menegaskan sebuah pokok persoalan atau bersikap persuasive.
- Mengatur interaksi mata digunakan untuk mengarahkan “momentum” dari
sebuah percakapan, setelah memulainya terlebih dahulu. -
Memberikan informasi mengenai suasana hati dan karakter seperti perhatian, kompetensi, kredibilitas, kegemaran, sekaligus pelepasan dari
sebuah ikatan Borg,2009:83-85.
Banyak penelitian yang dilakukan terkait dengan wajah. Namun penelitian Charles Darwin yang pertama kali menyoroti pentingnya memperlajari ekspresi wajah
dan berbagai emosi yang ditunjukkan melalui wajah. Secara umum, telah diterima bahwa, oleh semua budaya, terdapat 6 jenis emosi yang mudah untuk diidentifikasi.
Enam emosi universal :
Universitas Sumatera Utara
- Kebahagiaan
- Kesedihan
- Keterkejutan
- Muak
- Rasa Takut
- Marah Borg,2009:127-128.
Isyarat tangan, kita sering menyertai ucapan kita dengan isyarat tangan. Perhatikan ketika orang sedang menelepon. Meskipun lawan bicara tidak melihat, ia
menggerak-gerakkan tangannya. Isyarat tangan atau “berbicara dengan tangan” termasuk apa yang disebut emblem, yang dipelajari, yang punya makna dalam suatu
budaya atau subkultur.
Di Amerika, orang memanggil orang lain untuk mendekat dengan satu jari atau semua jari menghadap ke atas, sementara tangannya bergerak ke arah pemanggil. Di
banyak Negara lain di Asia, Timur Tengah, Mediterania dan Amerika Selatan, orang yang memanggil orang lain dengan melengkungkan tangan dengan telapak menghadap
ke bawah dan gerakan tangan berlawanan arah dengan cara Amerika. Orang Indonesia atau Pakistan yang memanggil orang Amerika dengan cara Indonesia atau cara Pakistan
sering dianggap melambaikan tangan untuk berpisah, sehingga yang dipanggil malah pergi Mulyana,2005:317-319.
Gerakan Kepala, di beberapa Negara anggukan kepala malah berarti “tidak”, seperti di India sementara isyarat “ya” di Negara itu adalah menggelengkan kepala.
Orang Inggris seperti orang Indonesia, menganggukkan kepala untuk menyatakan bahwa mereka mendengar dan tidak berarti menyetujui. Di Yunani, orang mengatakan
tidak dengan menyentakkan kepalanya ke belakang dan menengadahkan wajahnya Mulyana,2005:322.
Postur Tubuh dan Posisi kaki, postur tubuh sering bersifat simbolik. Kita cenderung mengapresiasi orang yang bertubuh tinggi dan seimbang. Banyak orang yang
berusaha mati-matian untuk memperoleh psotur tubuh yang ideal dengan mengontrol makanan, berolahraga, mengkonsumsi obat atau jamu, dan bahkan menjalani bedah
plastik.
Postur tubuh memang mempengaruhi citra diri. Beberapa peneltian dilakukan untuk mengetahui hubungan antara fisik dan karakter atau temperamen. Klasifikasi
bentuk tubuh yang dilakukan William Sheldon misalnya menunjukkan hubungan antara bentuk tubuh dan temperamen. Ia menghubungkan tubuh yang gemuk endomorph
dengan sifat malas dan tenang; tubuh yang atletik mesomorph dengan sifat asertif dan kepercayaan diri; dan tubuh yang kurus ectomorph dengan sifat introvert yang lebih
menyenangi aktivitas mental daripada aktivitas fisik Mulyana,2005:323-324.
Mehrabian menyebut tiga makna yang dapat disampaikan postur : immediacy, power dan responsiveness. Immediacy adalah ungkapan kesukaan atau ketidaksukaan
Universitas Sumatera Utara
terhadap individu yang lain. Postur yang condong kea rah yang diajak bicara menunjukkan kesukaan atau penilaian positif. Power mengungkapkan status yang tinggi
pada diri komunikator. Individu mengkomunikasikan responsiveness bila ia bereaksi secara emosional pada lingkungan, secara positif dan negatif. Bila postur kita tidak
berubah, kita mengungkapkan sikap yang tidak responsif Rakhmat,2005:290.
Proksimitas Proxemics, pada tahun 1960-an seorang antropolog Erikaka
bernama Edward hall memperkenalkan konsep proxemics yang berasal dari kata proximity jarak atau dengan kata lain kedekatan. Dia berbicara mengenai ruang pribadi
dan bagaimana kita makhluk yang cenderung menjaga daerah kekuasaan kita, sering menciptakan gelembung yang tak kasat mata di sekitar kita sebagai bentuk
perlindungan. Data zona yang tepat :
- Sangat dekat: 0-6 inchi. Jarak sedekat ini hanya bisa diakses oleh beberapa
pasangan atau orang misalnya anak-anak yang kita tidak keberatan bila bersentuhan dengan mereka.
- Dekat: 6-8 inchi. Hanya orang-orang yang paling pentin seperti kekasih,
kerabat dekat, teman dekat, dokter yang diperbolehkan untuk mengaksesnya. Jika ada orang asing atau orang yang belum dikenal dengan dekat, atau
orang yang tidak disukai, menerobos masuk ruang ini, maka kita merasa tidak nyaman.
- Personal: 18 inchi – 4 kaki, atau sepanjang lengan. Kita bisa melakukan
jabat tangan di zona ini. ini adalah jarak interaksi yang ideal di dunia Barat, untuk hampir seluruh interaksi. Kita akan melihat jarak ini dalam acara-acara
sosial, mungkin acara dan pesta di kantor, atau acara-acara pertemanan. Sommer mencatat bahwa jika kita berdiri di luar zona ini, maka tindakan ini
bisa menumbuhkan perasaan negatif pada diri orang lain.
- Sosial: 4-12 kaki. Orang yang tidak begitu familier dengan kita tapi mungkin
dia harus berinteraksi dengan kita, misalnya pedagang atau karyawan toko. -
Publik: 12 kaki atau lebih. Ketika berbicara dengan sekelompok orang dalam sebuah acara resmi, jarak ini dianggap sebagai jarak yang bisa diterima dari
barisan yang paling depan. Biasanya, tidak terjadi interaksi sosial dalam zona ini Borg,2009:289-294.
Penampilan fisik tubuh dan cara berpakaian, setiap orang punya persepsi
mengenai penampilan fisik seseorang baik itu busananya model, kualitas, bahan, warna dan juga ornament lain yang dipakainya, seperti kaca mata, sepatu, tas, jam
tangan, kalung, gelang, cincin, dan sebagainya. Seringkali orang juga memberi makna tertentu pada karakteristik fisik orang yang bersangkutan, seperti bentuk tubuh, warna
kulit, model rambut, dan sebagainya.
Busana, nilai-nilai agama, kebiasaan, tuntutan lingkungan tertulis atau tidak, nilai kenyamanan dan tujuan pencitraan, semua itu mempengaruhi cara kita berdandan.
Banyak subkultur atau komunitas mengenakan busana yang khas sebagai simbol keanggotaan mereka dalam kelompok tersebut. Orang mengenakan jubah atau jilbab
Universitas Sumatera Utara
sebagai tanda keagamaan keyakinan mereka. Di Indonesia dokter berjas putih, bidan berseragam purih, tentara berseragam hijau dan murid SD berseragam putih merah.
Sebagian orang berpandangan bahwa pilihan seseorang atas pakaian mencerminkan kepribadiannya, apakah ia orang yang konservatif, religious, modern
atau berjiwa muda. Kita memang cenderung mempersepsi dan memperlakukan orang yang sama dengan cara berbeda bila ia mengenakan pakaian berbeda. Misalnya, kita
akan merasa cukup nyaman berbicara dengan orang yang berkemeja polos biasa. Namun saat lain kita akan merasa canggung ketika berbicara dengan orang yang sama
namun berpakaian lengkap jas dan dasi atau berpakaian militer lengkap dengan tanda pangkatnya.
Waktu chronomics, waktu menentukan hubungan antarmanusia. Waktu
berhubungan erat dengan perasaan hati dan perasaan-perasaan manusia. Kronemika chronemics adalah studi dan interpretasi atas waktu sebagai pesan. Edward T. Hall
membedakan konsep waktu menjadi dua waktu: waktu monokronik M dan waktu polikronik P.
Penganut waktu polikronik memandang waktu sebagai suatu putaran yang kembali dan kembali lagi. Mereka cenderung mementingkan kegiatan-kegiatan yang
terjadi dalam waktu ketimbang waktu itu sendiri, menekankan keterlibatan orang-orang dan menyelesaikan transaksi alih-alih menepati jadwal waktu. Sebaliknya penganut
waktu monokronik cenderung mempersepsi waktu sebagai berjalan lurus dari masa silam ke masa depan dan memperlakukannya sebagai entitas yang nyata dan bisa
dipilah-pilah, dihabiskan, dibuang, dihemat, dipinjam, dibagi, hilang atau bahkan dibunuh, sehingga mereka menekankan penjadwalan dan kesegeraan waktu. Waktu P
dianut kebanyakan budaya Timur, Eropa Selatan Italia,Yunani, Spanyol, Portugal dan Amerika latin, sedangkan waktu M dianut kebanyakan budaya Barat Eropa Utara,
Amerika Utara dan Australia.
Bandingkan cara berjalan mahasiswa di Amerika dengan mahasiswa di Yogyakarta. Mahasiswa Amerika menggunakan sepatu roda dan skateboard untuk
mengejar waktu kuliah, agar memperoleh tempat duduk paling strategis; mahasiswa Indonesia menggunakan benda-benda itu untuk gaya-gayaan Mulyana,2005:366-367.
Bau olfaction, bau-bauan, terutama yang menyenangkan wewangian, seperti
deodorant, eau de toilette, eau de cologne dan parfum telah berabad-abad digunakan orang untuk menyampaikan pesan, mirip dengan cara yang dilakukan hewan.
Kebanyakan hewan menggunakan bau-bauan untuk memastikan kehadiran musuh, menandai wilayah mereka, mengidentifikasi emosional dan menarik lawan jenis. Suku-
suku primitive di pedalaman telah lama menggunakan tumbuh-tumbuhan sebagai bahan wewangian. Pada zaman Nabi Muhammad, wanita yang ayahnya meninggal dunia,
dianjurkan untuk berkabung dengan tidak menggunakan wewangian selama masa itu. Namun kaum pria dianjurkan untuk menggunakan wewangian pada saat mereka
melaksanakan salat Jumat.
Bau tubuh memang amat sensitive. Kita enggan berdekatan dengan orang yang bau badan, bau ketiak apalagi bau mulut. Beberapa sering kita melakukan hal-hal
Universitas Sumatera Utara
berikut sebelum kita pergi ke suatu acara istimewa dan bertemu dengan orang yang istimewa pula : menggosok badan dengan sabun mandi, menyikat gigi, berkumur-
kumur dengan cairan pembersih mulut dan pembunuh kuman, lalu mengenakan pakaian segar, sepatu yang bebas bau, menggunakan deodorant, mengoleskan parfum dan
akhirnya mengunyah permen Mulyana,2005:352-353.
Sentuhan hapstic, banyak riset menunjukkan bahwa orang yang berstatus
lebih tinggi sering menyentuh orang berstatus lebih rendah daripada sebaliknya. Jadi sentuhan bisa berarti kekuasaan. Menurut Heslin, terdapat lima kategori sentuhan, yang
merupakan suatu dari sangat impersonal hingga yang sangat personal. Kategori-kategori tersebut adalah sebagai berikut :
- Fungsional-profesional. Di sini sentuhan bersifat dingin dan berorientasi
bisnis, misalnya pelayan took membantu pelanggan memilih pakaian. -
Sosial-sopan. Perilaku dalam situasi ini membangun dan memperteguh pengharapan, aturan, dan praktik sosial yang berlaku, misalnya berjabat
tangan.
- Persahabatan-kehangatan. Kategori ini meliputi setiap sentuhan yang
menandakan afeksi atau hubungan yang akrab, misalnya dua orang yang saling merangkul setelah lama berpisah.
- Cinta-keintiman. Kategori ini merujuk pada sentuhan menyatakan
keterikatan emosional atau ketertarikan. Misalnya mencium pipi orang tua dengan lembut.
- Rangsangan seksual. Kategori ini berkaitan erat dengan kategori
sebelumnya, hanya saja motifnya bersifat seksual. Rangsangan seksual tidak otomatis bermakna cinta atau keintiman Mulyana,2005:336-337.
Karakteristik komunikasi nonverbal menurut Ronald Adler dan George Rodman, komunikasi nonverbal memiliki empat karakteristik yaitu keberadaannya,
kemampuannya menyampaikan pesan tanpa bahasa verbal, sifat ambiguitasnya dan keterikatannya dalam suatu kultur tertentu Sendjaja,2005:239.
II.4. Teori Interaksi Simbolik II.4.1 Sejarah Teori Interaksi Simbolik