Studi Kepustakaan Metode Penelitian

gambar agar lebih jelas dan terbukti. Serta alat perekam suara, pada saat melakukan wawancara. Kemudian studi kepustakaan sebagai informan awal yang dijadikan acuan dengan membaca buku-buku serta mencari tahu dengan menggunakan internet yang berhubungan dengan objek penelitian. Agar dapat berjalan dengan lancar sampai selesainya penulisan karya ilmiah ini. Metode penelitian yang penulis gunakan dalam tulisan ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu suatu penelitian yang berdasarkan atas tujuannya dalam menggambarkan dan menafsirkan data yang dijumpai di lapangan. Metode ini bertujuan untuk menggambarkan dengan jelas sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala, kelompok tertentu, menentukan frekuensi atau penyebaran dari suatu gejala lain dalam suatu masyarakat Koentjaraning-rat,1990:29. Dalam rangka kerja penelitian ini, penulis juga berpedoman pada disiplin etnomusikologi. Seperti yang disarankan Curt Sachs dalam Nettl 1964:62 yaitu penelitian etnomusikologi dibagi dalam dua jenis pekerjaan yakni kerja lapangan field work dan kerja laboratorium deks work. Kerja lapangan meliputi studi kepustakaan, observasi, wawancara, dan perekaman lagu. Sedangkan kerja laboratorium meliputi pembahasan dan penganalisisan data yang telah diperoleh selama penelitian. Sehingga melalui pendekatan ini penulis lebih terfokus dan memusatkan objek yang ingin diteliti untuk dituliskan kedalam karya ilmiah ini serta dapat dipertangung jawabkan.

1.5.1 Studi Kepustakaan

Maksud dari studi kepustakaan adalah mendapat data berupa tulisan yang bersal dari buku-buku, jurnal, majalah seni, skripsi-skripsi di Perpustakaan Departemen Etnomusikologi. Universitas Sumatera Utara Sehingga pada tahap awal dalam kerja lapangan ini, penulis terlebih dahulu melakukan studi kepustakaan yaitu mencari buku, makalah, skipsi-skripsi Etnomusikologi dan literatur-literatur yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini. Studi kepustakaan ini dipergunakan untuk mengetahui konsep-konsep dan teori-teori yang erat kaitannya dengan apa yang akan diteliti. Studi ini merupakan landasan bagi penulis dalam melakukan penelitian. 1. Buku-buku yang digunakan adalah Kebudayaan Musik Pasifik, Timur Tengah, dan Asia yang diterjemahkan oleh Muhammad Takari 1993. Bku aslinya adalah dalam bahasa Inggris oleh William P. Malm, 1977. Music Cultures of the Pacific, Near East, and Asia. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall. Buku ini menjadi panduan untuk menganalisis melodi lagu-lagu yang dipertunjukkan dan digarap kembali oleh Marsada Band. Untuk penulisan karya ilmiah ini, penulis juga mencari tahu lewat internet. 2. Tulisan ilmiah lainnya yang digunakan untuk enambah wawasan adalah skripsi Ruth Apulina Sitompul yang berjudul Musik Populer Barat dalam Kehidupan Generasi Muda di Medan: Suatu Kajian Sosiomusikologis. Dalam skripsi ini dibahas pengaruh musik terhadap generasi muda ditinjau dari aspek sosiologi dan psikologi. Ruth Apulina Sitompul mengatakan musik populer yang diciptakan seorang atau lebih disukai dan diminati masyarakat cepat menyebar luas, sarana penyebarannya adalah media massa elektronik. Musik populer sangat dekat dengan masyarakat khususnya generasi muda karena dapat mewakili jiwa mereka dan menunjukkan hubungan antara sosiologi dan musik. Dalam skripsi ini juga dibahas tentang masyarakat khususnya generasi muda dalam kehidupan sehari-hari mempunyai hubungan dengan dunia musik dan saling mempengaruhi timbal balik. 3. Skripsi Ivo Kesuma yang berjudul Musik Populer Batak Toba: Suatu Observasi Musikologi-diskografis. Di dalam skripsi ini dikaji perkembangan musik populer Batak Toba dan minat umum masyarakat Batak Toba secara umum di dalam penyimpulannya minat masyarakat Batak Toba tersebut terhadap musik yang berasal Universitas Sumatera Utara dari tradisinya sendiri sangat umum khususnya generasi muda, lagu-lagu populer Batak Toba merupakan gambaran tentang kehidupan masyarakat Batak Toba. 4. Buku yang berjudul Musik dan Ideologi Pasar karangan C. Teguh Budiarto. Di dalam buku ini diutarakan bahwa musik tidak hhanya enak didengarkan melainkan juga bisa melenakan pendengarnya. Musik modern telah kehilangan auura, telah kehilangan pamornya. Penyebabnya musik tidak lagi otonom dalam penciptaannya, dia hanya menjadi alat ideologis kelompok tertentu. Tegasnya, musik telah menjadi propaganda pihak-pihak tertentu. Termasuk menjadi alat kepentingan pasar, ketika kaum borjuis memperhitungkan pasar dalam segala bidang seiring dengan meningkatnya industrialisasi—industri budaya dan perdagangan seni. 4. Peter Manuel dalam bukunya yang bertajuk Popular Music of the non- Western Worlds: An Introduction Survey. Dalam buku in dikaji secara umum keberadaan mussik-musik populer yang ada di seluruh dunia di luar kebudayaan Barat. Misalnya saja musik-musik populer di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. 5. Untuk mengkaji fungsi musik populer Batak Toba dalam masyarakatnya, peneliti menggunakan teori fungsionalisme. Teori ini pada prinsipnya menyatakan bahwa segala aktivitas kebudayaan sebenarnya bermaksud memuaskan suatu rangkaian dan kebutuhan-kebutuhan naluri manusia yang berhubungan dengan kehidupannya, misalnya: kesenian timbul karena pada mulanya manusia hendak memuaskan kebutuhan nalurinya akan keindahan; ilmu pengetahuan timbul karena kebutuhan naluri manusia untuk selalu ingin tahu. Dalam konteks seni dangdut, seni ini muncul karena berbagai kebutuhan dalam budaya masyarakat Indonesia. 6. Buku lainnya yang menjadi panduan untuk mengkaji fungsi musik populer dalam budaya etnik Batak Toba, terutama penerimaan masyarakat Batak Toba terhadap lagu-lagu garapan Marsada Band dan fungsinya, adalah karya Merriam yang berjudul The Anthropology of Music 1964. Sebagai salah seorang ahli teori fungsionalisme dalam etnomusikologi, secara implisit mengemukakan gagasan bahwa fungsi itu memiliki dua pengertian, yaitu sebagai penggunaan uses dan fungsi sebagai fungsi function. Music is used in certain situations and becomes a part of them, but it may or may not also have a deeper function. If the lover uses song to w[h]o his love, the function of such music may be analyzed as the continuity and perpetuation of the biological group. When the supplicant uses music to approach his god, he is employing a particular mechanism in conjunction with other mechanisms such as dancer, prayer, organized ritual, and ceremonial acts. The function of music, on the other Universitas Sumatera Utara hand, is inseparable here from the function of religion which may perhaps be interpreted as the establishment af a sense of security vis- vis the universe. Use them, refers to the situation in which music is employed in human action; function concerns the reason for its employment and particularly the broader purpose which it serves 1964:210. Menurut Merriam, seperti kutipan di atas, musik dipergunakan dalam situasi tertentu yang menjadi bagian darinya--fungsi ini dapat atau tidak dapat menjadi fungsi yang lebih dalam. Ia memberikan contoh, jika seseorang menggunakan nyanyian untuk kekasihnya, maka fungsi musik seperti itu dapat dianalisis sebagai kontinuitas dan kesinambungan keturunan. Mekanismenya fungsional seperti itu adalah melalui penari, pembaca doa, ritual yang diorganisasikan, dan kegiatan-kegiatan seremonial. Penggunaan menunjukkan situasi musik dipakai dalam kegiatan manusia; sedangkan fungsi memperhatikan pada sebab yang ditimbulkan oleh pemakaiannya, dan terutama tujuan-tujuan yang lebih jauh dari apa yang dilayaninya. 7. Untuk mengkaji respons masyarakat Batak Toba terhadap musik populer Batak Toba yang digarap dan dipertunjukkan oleh Marsada Band, penulis mempergunakan teori perilaku musik. Seperti yang dikemukakan oleh R. Douglas Greer. Music behaviors include performance, composition, analytical conceptualization e.g., verbal behavior, and listening. One may assume responsibility for music instruction and not regard oneself as responsible for music learning. Many, if not all, professional musicians have some responsibility for music instruction: performer, musicologists, composers, theoriests, and conductors commit a portion of their careers to educationally related tasks such as children’s concerta and academic appointments. Indeed, it is difficult to think of a single musician who is not concerned in some manner with music instruction. Although many rerecognize this association with music instruction, some musicians do not regard themselves as being responsible for music learning Greer 1975:3. Menurut Greer seperti kutipan di atas perilaku musik mencakup pertunjukan, komposisi, konseptualisasi analitis misalnya perilaku verbal atau bahasa, dan belajar dengan cara mendengar. Sebagian besar musisi seniman, musikolog, komposer, ahli teori, dan dirigen memiliki berbagai respons dalam menginstruksikan musik yang diajarkannya. Dalam tulisan ini akan dikaji secara terfokus pada perilaku masyarakat Universitas Sumatera Utara Batak Toba dalam merespons musik populer Batak Toba yang digarap dan dipertunjukkan oleh Marsada Band. 1.5.2 Pegumpulan Data di Lapangan 1.5.2.1 Observasi