sekumpulan konsep dan pendekatan yang spesifik. Ilmu ini menggunakan teori-teori dan metodologi-metodologi dalam disiplin ilmu antropologi, sosiologi, sejarah, teori
sastera, semiotik, analisis struktural, teori feminimisme, etnologi, analisis gerak-gerik, psikologi perseptual, estetika, dan teori seni pertunjukan itu sendiri. Untuk
memberikan perspektif persembahan yang terintegrasi, tari dan musik tidak hanya dipelajari sebagai pertunjukan yang berdiri sendiri, tetapi juga sebagai bagian dari
teater, ritual, dan kehidupan sosiobudaya.
1.4.2 Teori
Untuk mengkaji musik Batak yang digarap dan dipertunjukkan kembali oleh Marsada Band, penulis menggunakan teori semioti pertunjukan. Seperti yang
dikemukakan oleh owzan dan Pavis dalam Takari 2008, pendekatan seni salah satunya mengambil teori semiotika dalam usaha untuk memahami bagaimana makna
diciptakan dan dikomunikasikan melalui sistem simbol yang membangun sebuah peristiwa seni. Dua tokoh perintis semiotik adalah Ferdinand de Saussure seorang ahli
bahasa dari Swiss dan Charles Sanders Pierce, seorang filosof dari Amerika Serikat. Saussure melihat bahasa sebagai sistem yang membuat lambang bahasa itu terdiri dari
sebuah imaji bunyi sound image atau signifier yang berhubungan dengan konsep signified. Setiap bahasa mempunyai lambang bunyi tersendiri.
Peirce juga menginterpretasikan bahasa sebagai sistem lambang, tetapi terdiri dari tiga bagian yang saling berkaitan: 1 representatum, 2 pengamat interpretant,
dan 3 objek. Dalam kajian kesenian berarti kita harus memperhitungkan peranan seniman pelaku dan penonton sebagai pengamat dari lambang-lambang dan usaha kita
untuk memahami proses pertunjukan atau proses penciptaan. Peirce membedakan lambang-lambang ke dalam tiga kategori: ikon, indeks, dan simbol. Apabila lambang
Universitas Sumatera Utara
itu menyerupai yang dilambangkan seperti foto, maka disebut ikon. Jika lambang itu menunjukkan akan adanya sesuatu seperti timbulnya asap akan diikuti api, disebut
indeks. Jika lambang tidak menyerupai yang dilambangkan, seperti burung garuda melambangkan negara Republik Indonesia, maka disebut dengan simbol.
Dengan mengikuti pendekatan semiotik, maka dua pakar pertunjukan budaya, Tadeuz Kowzan dan Patrice Pavis dari Perancis, mengaplikasikannya dalam
pertunjukan. Kowzan menawarkan 13 sistem lambang dari sebuah pertunjukan teater--8 berkaitan langsung dengan pemain dan 5 berada di luarnya. Ketiga belas
lambang itu adalah: kata-kata, nada bicara, mimik, gestur, gerak, make-up, gaya rambut, kostum, properti, setting, lighting, musik, dan efek suara.
Meriam 1964:44-47 mengatakan apa yang dikerjakan oleh etnomusikologi di lapangan ditentukan oleh rumusan metodenya yang tidak hanya dari aspek saja, tetapi
sosial budaya, psikologi, dan estetika yang baik. Oleh karena itu ada enam area pemeriksaan untuk diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah ini, antara lain:
1. kebudayaan material musik,
2. studi terhadap teks nyanyian,
3. studi terhadap kategori musik,
4. studi terhadap para pemusik,
5. studi dengan penekanan pada penggunaan dan fungsi musik, dan
6. studi tentang musik sebagai aktivitas kreatif kebudayaan.
Melalui teori di atas, penulis mengarahkan tulisan ini dengan pembahasan utama yaitu studi terhadap poin keenam yaitu tentang musik sebagai aktivitas dan
kreativitas kebudayaan yang dilakukan oleh Marsada Band dalam merubah musik terhadap lagu-lagu batak dari musisi-musisi batak terdahulu.
Universitas Sumatera Utara
Bila dilihat dalam pokok permasalahan yang berbicara gaya dan karakter, disini penulis juga menjelaskan apa itu gaya dan karakter. Menurut Jeff Todd Titon
yang dimaksud gaya dan karakter adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan organisasi bunyi musikal itu sendiri, anatara lain:
1. elemen-elemen nada yaitu, tengga nada, modus, melodi, harmoni, sistem laras,
dan lain-lain, 2.
elemen-elemen waktu yaitu, ritme dan metrik, 3.
elemen warna suara yaitu, kualitas suara dan warna suara instrumen, dan 4.
intensitas bunyi yaitu, keras dan lembut. Keseluruhan ini tergantung pada aspek estetika suatu kebudayaan musik.
Dengan kata lain, gaya dan nilai estetika secara bersamaan diciptakan suatu bunyi musikal yang dapat dikenal suatu kelompok masyarakat dan memahaminya sebagai
milik sendiri. Dari uraian konsep dan teori yang tertera diatas inilah yang akan penulis bahas dalam tulisan karya ilmiah ini terhadap objek yang diteliti.
1.5 Metode Penelitian