Band keluar, yaitu Kolous Sidabutar dan Pardi Sidabutar--dan juga Mr.Hope Cooper tidak mau lagi menjadi produser musik mereka.
Akan tetapi Amput mengatakan bahwa keluarnya 2 personil tersebut dikarenakan mereka sedang fokus di keluarga. Berikut penuturanya dalam bahasa
Batak Toba ketika penulis mewawancarainya:
… molo si Pardi dohot si Kolous ’dang di kaluar hon lae, alai kaluar sandiri halaki, disebabhon halaki naong fokus tu geleng na, kaluarga ma di dokhon. Molo
produser nami i lain cerita lae’molo si produser nami i, ai dang adong ketidakjolason masalah aha lae pembayaran, i ma lae, makanya so nari dang
Mr.Hope Cooper i produsr nami lae, alai ahu sandiri ma pimpinan di si, sekaligus produser nami di album taon yang kedua on ... wawancara penulis dengan Ampu
Sidabutar 22 Mei 2011
Sekarang di album mereka yang kedua, Marsada Band mendapat personil baru yang mengantikan Pardi Sidabutar dan Kolous Sidabutar, dengan Tonny
Sidabutar dan Gultom Sialagan. Pada saat sekarang ini Juli 2011 album kedua mereka sedang diliris di Jakarta. Sesuai wawancara penulis dengan Amput Sidabutar
yang menjadi pimpinan grup Marsada and ini, beliau lah orang yang sekaligus mencari channel produser untuk album mereka yang kedua ini. Namun walau biarpun
album mereka yang kedua belum diluncurkan ke masyarakat, tapi Amput menegaskan bahwa album mereka yang kedua ini akan sukses seperti album mereka yang pertama.
3.5 Sistem Perekrutan Anggota
Di dalam sebuah grup yang ingin dibentuk pasti ada cara-cara bagaimana band ini mendapatkan personil dan personil tersebut mau bergabung dengan grup mereka.
Sama halnya dengan grup Marsada Band. Dalam pembahasan ini penulis juga sempat melakukan wawancara dengan bagaimana Marsada Band terbentuk dan bagaimana
cara Marsada Band mendapatkan personil. Sistem perekrutan anggota dari Marsada Band ini, diambil dari kumpulan-
kumpulan pemuda Batak yaitu lapo tuak. Dari sinilah perekrutan anggota dari
Universitas Sumatera Utara
Marsada Band, berikut penuturan Amput Sidabutar kepada penulis melalui wawancara,
…
Kalau masalah mengambil anggota, saya ke kedai tuak. Di situ banyak saya jumpai orang-orang yang pintar nyanyi, macam si Tonny Sidabutar sama
Gultom Sialagan. Memang kalu di lihat sedikit remeh ya.. karena saya ambil dari kedai tuak, tapi saya nggak salah pilih, orang kita batak kan malo-malo do
marende kan lae’…
Wawancara penulis dengan Amput Sidabutar 24 Juni 2011.
Dari wawancara di atas tergabar dengan jelas kepada kita bahwa pada dasarnay orang-orang Batak Toba banyak yang memiliki bakat di bidang menyanyi sebagai
bahagian dari kehidupan mereka sehari-hari. Kemahiran bakat ini, dalam budaya Batak Toba biasanya diekspresikan terutama di lapo-lapo atau pakter tuak, yaitu kedai
minuman tadisional Batak Toba yang menjual minuman tuak dan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
3.6 Keberadaan
Sebahagian besar personil dari Marsada Band bertempat tinggal di Desa Tomok, Lottung, dan Tuk-tuk. Ketiga desa ini terletak di Kabupaten Samosir. Di
Desa Tuk-tuk inilah pertama kalinya mereka mengapresiasikan diri hingga terbentuknya Marsada Band.
Rumah Marlundu Sidabutar yang juga terdapat di daerah Tuk-tuk merupakan sekertariat sekaligus menjadi tempat latihan rutin grup Marsada. Selain sebagai
Rumah tinggal dan sekertariat tempat ini juga merupakan salah satu cafe yang menyediakan musik live.
Gambar 3.1: Cafe Anju, Rumah Kediaman Marlundu Sidabutar, Sekaligus
Sebagai Sekertariat dan Tempat Latihan Marsada Band
Selain beraktivitas musik di grup Marsada masing masing dari personil Marsada juga memiliki aktivitas bermusik di grup lain. Artinya mereka tidak
Universitas Sumatera Utara
diwajibkan untuk mengabdi di Marsada Band saja tetapi boleh cari rezeki di tempat atau grup kesenian lain. Yang penting niat untuk meneruskan dan membangun
Mrsada Band harus dihidupkan terus. Sampai saat ini masih tetap berkarya dalam menampilkan kesenian Batak
Toba dengan ikut serta dalam beberapa event hingga mancanegara. Bahkan, dalam waktu terdekat Marsada akan turut menampilkan karya-karyanya dalam rangka hari
ulang tahun Kabupaten Humbang Hasundutan. Selain itu menurut penuturan Amput Sidabutar; dalam waktu dekat ini mereka
akan meluncurkan album mereka yang ke dua yang diberi judul Samosir Na Jogi. Dalam album ini mereka akan membuat komposisi lagu dengan sentuhan irama lagu
yang lebih cepat temponya disbanding dengan album sebelumnya. Selain itu hingga saat ini mereka masih tetap melakukan latihan rutin setiap hari Minggu.
Kreativitas musik yang mereka buat dengan mengubah gaya musik Batak. Mereka menggunakan lagu-lagu Batak yang sudah ada. Sebut saja lagu Maria yang
diciptakan oleh Joe Harlen Simanjuntak, dan Pulau Samosir yang diciptakan oleh Nahum Situmorang. Di tempat ini jugalah Marsada Band terbetuk biarpun pada saat
itu hanya berjumlah 3 orang saja. Akan tetapi pesan dari Norma Br.Manurung itu terwujud dengan suksesnya album pertama Marsada Band samapi ke semenanjung
Eropah dan Sumatera Utara khususnya Medan. Eksistensi dari Marsada Band di daerah Tarutung, yang dimana seringnya
mereka melakukan pertunjukan di daerah ini. Dengan kata lain mata pencaharian mereka lebih banyak dihasilkan dari daerah tersebut, dengan banyak masyarakat
Tarutung yang menyukai dengan hasil karya dan kretivitas yang mereka punya dalam mengkosep sebuah musik dengan menggunakan lagu-lagu Batak yang sudah ada.
Universitas Sumatera Utara
3.7 Sistem Pembelajaran dan Proses Latihan