secara semi profesional. Penulis dalam penelitian ini menyaksikan dan meneliti pertunjukan langsung live dan juga mempergunakan pertunjukan rekaman dalam
vdeo komersial. Di dalam video pertama mereka juga pada beberapa bahagian dimasukkan klip-
klip gambar ketika mereka pertunjukan langsung, terutama di kawasan Toba dan Samosir. Pertunjukan yang penulis maksud dalam konteks penelitian ini
mencakuppenampilan mereka bernyayi, dengan kostumnya, tortor yang mengiringinya, alat-alat musik yang mereka pertunjukkan, komunikasi estetis dengan
pennton, dan hal-hal sejenis.
4.2 Promosi dan Garapan Lagu-lagu Batak oleh Marsada Band
Lagu-lagu Batak yang dipertunjukkan oleh Marsada Band dikenal baik oleh masyarakat karena teknik garapannya. Oleh karena itu perlu dianalisisi bagaimana
teknik-teknik garapan yang dilakukan oleh Marsada Band, sehingga dapat mengangkat popularitasnya sebagai kelompok musik populer Batak Toba yang
kemunculannya adalah relatif baru. Berdasarkan kajian penulis, strategi manajerial dan garapan lagu-lagu Batak
yang dilakukan oleh Marsada Band ini adalah seperti uraian berikut ini. 1 Yang pertama, dalam menentukan lagu mana yang akan dipertunjukkan oleh Marsada
Band, mereka melakukan uji materi dengan cara demokrasi yaitu meminta pertimbangan kepada semua personil Marsada Band. Tujuan utama darimusyawarah
ini adalah untuk menentukan rasa estetis lagu yang mereka pilih, dan mereka percaya kalau telah terpilih, mudah-mudahan akan diterima oleh masyarakat.
Contohnya dalam album pertama mereka lagu-lagu Batak Toba yang terpilih sebanyak empat belas repertoar, terdiri dari tujuh pencipta, dan empat yang anonim.
Universitas Sumatera Utara
Ketujuh pencipta itu pun termasuk para pencipta yang terkenal dalam konteks budaya musi populer dan tradisi Btak Toba. Ketujuh penciptanya adalah: Joe Harlen
Simanjuntak, Abidin Simamora, Parhiutan Manik, Nahum Situmotran, Daulat Hutagaol, Bactiar Simanjuntak, dan Erick Silitonga. Rata-rata satu pencipta satu lagu,
kecuali Nahum Sitmorang ada empat lagu yang dipilih oleh Marsada Band. Kemudian untuk meberikan variasi suasana, maka diambil empat lagu instrumentalia, yang
dalam tradisi musik Batak Toba lazim disajikan dalam ensambel gondang hasapi. Keempat repertoar gondang ini menurut kajian penulis adalah karena Marsada
Band ingin memberikan variasi terhadap musik vokal yang dominan dalam album tersebut. Demikian pula daam pertunjukan langsung di penas, Marsada Band selalu
menggunakan lagu-lagu instrumentalia ni, disertai dengan tortor Batak Toba. Inilah salah satu teknik pemilihan lagu dan repertoar dalam rangka penggarapan atau
kreativitas. Selnjutnya 2 yang kedua adalah kreativitas mereka dalam mempromosikan
kelompoknya sebagai salah satu grup musik asli Tanah Batak, yang ingin mengembangan kebudayaan Batak secara umum. Ini bahagian dari menaring peminat,
penikmat, dan audiensnya. Agar para penikmat dan pencinta Marsada Band menghargai kualitas dan “jam terbangnya” maka dalam album pertama mereka dalam
bahagian awal mereka ini melakukan promosi. Adapun kata-kata tersebut selengkapnya adalah sebagai berikut: Marsada Band adalah salah satu grup musik dari
Tano Batak Pulo Samosir yang telah melaukan tur kebudayaan ke dunia luar, bahkan Semenanjung Eropa, Album ini adalah salah satu eksistensi mereka dalam
mengali kembali musik tradisi Batak yang telah lama dinanti oleh para pencinta musik dan lagu Batak. Semoga berkenan.
Universitas Sumatera Utara
Begitu pula di akhir video klip mereka menyisipkan promosi, dengan kalimat- kalimat dalam bahasa Inggris, Indonesia, dan Toba sendiri. Selengkapnya dalam
bahasa Inggris adalah sebagai berikut. Marsada, a dymamic group of young musicians from Sumatra,
Indonesia. Part of the Toba-Batak indigenous group, their native home and source of inspiration for their music is the beautiful tropical island of
Samosir in Lake Toba, the largest volcanic lake in the world. Dari promosi di atas menjelaskan kepada kita bahwa Marsada Band adalah
kelompok pemusik yang berusia relatif muda, dengan ciri khasnya yang dinamik, yang berasal dari Pulau Sumatera, Indonesia. Mereka adalah bahagian dari kelompok
etnik Batak Toba. Mereka mengambil inspirasi kebudayaan dari kediaman natif mereka. Selain itu, mereka juga mengambil inspirasi musiknya dari keindahan alam
tropis Pulau Samosir, di tengah Danau Toba, yang merupakan danau vulkanik terbesar di dunia ini. Promosi ini tentunya ditujukan kepada penikmat atau peminat
internasional. Selanjutnya dalam promosi Indonesia, Marsada Band ini mendeskripsikan
kelompoknya sebagai berikut. Marsada satu kelompok musisi muda yang dinamis dari
Sumatera, Indonesia. Bagian dari kelompok adat Batak, rumah asli mereka adalah sumber inspirasi bagi musik mereka, pulau tropis
Samosir yang indah terletak di Danau Toba, danau vulaknik ternesr di dunia.
Promosi mereka dalam bahasa Indonesia seperti terurai di atas, adalah memiliki maksud yang sama dengan promosi mereka dalam bahasa Inggris.
Sementara promosi di bahagian akhir mereka juga menunjukkan hal yang sama, namun disampaikan dalam bahasa Batak Toba sebagai berikut.
Marsada, sada kongsi naposo uning-uningan nadenggan sian Sumatra, Indonesia. Turpuk sian habalgaon ni bangso Batak-Toba,
Universitas Sumatera Utara
jabu Batak sada mula ni parbinotoan ni uning-uningan dohot haulion ni pulo na tropis di Bagas di Danau Toba, danau vulkanik naumbalga
di luat portibi on. Dengan berbagai strategi kreativitas promosi seperti tersebut, Marsada Band
dan kelompok manajernya sadar, bahwa dalam dunia industri musik diperlukan menjual image, yang khas, unik, dan menarik. Itulah salah satu garapan promosinya.
Kemudian 3 yang ketiga, garapan lagu-lagu Batak Toba yang dipertunjukkan ole Marsada Band adalah berdasar kepada kreativitas akulturasi. Proses ini adalah
menggali akar budaya Batak Toba sendiri, seperti instrumentasi, gaya melodi, gaya ritme, dipadukan dengan gaya musik dunia seperti harmoni Eropa, balanga dari
budaya Afrika dan Afroamerika, dan lain-lainnya. Marsada Band umumnya menggabungkan unsur-unsur budaya musik Barat, dunia, dan Batak Toba sendiri.
Penggabungan atau akulturasi ini menjadi daya tarikan estetika tersendiri lagu-lagu Marsada Band. Walau terjadi akulturasi, Marsada Band teap memelihara dan
mempertahankan dominasi kebudayaan Batak. Selain itu dalam konteks akulturasi ini, Marsada Band tetap mengedepankan alat-alat musik akustik, walau sekali-kali juga
menggunakan alat musik elektronika, namun ini hanya sekedar sebagai “penghias” alat musik akustik. Ini semua tidak terlepas dari keinginan Marsada Band untuk tetap
memelihara konsep gondang, baik itu sabangunan atau gondang hasapi yang memang adalah alat-aat musik akustik di dalam tradisinya. Namun sentuhan-sentuhan
kreativitas budaya populer juga dicoba dimasukkan di sana-sini dalam musik dan lagu garapan Marsada Band ini.
Jadi dapat dikatakan bahwa Marsada Band melakukan akulturasi yang kreatif dengan cara mengambil unsu-unsur budaya musik luar namun dengan tetap menjaga
unsur budaya Batak Tobanya. Ini semua tidak lain dari tujuan yang mereka bangun
Universitas Sumatera Utara
yaitu agar musik yang mereka sajikan dapat diterima secara meluas di kalangan orang-orang Batak, dan sekali gus dihargai oleh para peminat musik Batak dari luar
budaya Batak sendiri, termasuk mereka yang berasal dari Eropa. Bahkan salah seorang warga negara Inggris sempat pernah menjadi produser mereka.
Yang keempat 4 Marsada Band mengolah lgu-lagu Batak dengan cara membuatkan melodi-melodi sisipan yang mereka cipta sendiri, baik dalam bentuk
melodi sisipan awal prelude atau juga melodi sisipan tengah interlude. Sehingga lagu tersebut menjadi khas identitas Marsada Band. Contoh yang paling jelas adalah
ketika mereka membuat melodi awal lagu Sitogol, yang free meter, mereka membuat melodi yang khas, tidak sebagaimana lazimnya melodi asal. Begitu juga prelude pada
lagu Maria yang berupa petikan-petikan gitar melodi memang khas digarap oleh Marsada Band. Begitu juga dalam lagu Boasama, prelude petikan gitar ini juga
mengawali pertunjukan mereka. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa krativias mencipta melodi-melodi sisipan menjadi ciri dan identitas Marsada Band. Contoh
kreativitas garapan melodi prelude dan adalah sebagai berikut ini.
Notasi 4.1 Contoh Melodi Prelude pada Lagu Maria
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Yang kelima 5 menurut pengamatan penulis, kreativitas musikal dalam menggarap lagu-lagu Batak Toba ini, Marsada Band mencoba membuat garapan
musik yang enak didengar easy listening bagi para pendengarnya. Ini dapat ditandai dengan penggunaan akord yang sekitar maor, minor, dan tingkaan-tingkatan tertentu
Universitas Sumatera Utara
saja. Marsada Band tidak mencoba memasukkan akord-akord yang relatif kompleks, sebagaimana halnya dalam musik jazz pada umumnya. “Kesederhaan” progresi akord
ini memang lazim dipertunjukkan oleh para pemusik-pemusik Batak di Tanah Batak. Baik dalam lapo-lapo tuak, ata pertunjukan-pertunjukan resmi. Ini salah satu strategi
membumikan musik garapan mereka untuk diterima oleh masyarakat umum. Yang keenam 6 Marsada band sadar dengan garapan pertunjukan supaya
menarik penonton dengan melibatkn tampilan tortor tari. Ini penting bagi Marsada Band untuk menjaga variasi komunikasi dengan penonton atau penikmatnya. Dalam
pengamatan penulis, ketika Marsada Band mengadakan pertunjukan langsung, mereka selalu meminta penonton untuk manortor bersama. Ini penting untuk menjaga
komunikasi pertunjukan. Bagaimanapun antara tortor denga gondng, dalam konteks kebudayaan tradisinal Batak Toba memang saling mendukung dan menyatu dalam
pertunjukannya.
4.3 Deskripsi Pertunjukan Lagu-lagu Batak dalam Album Pertama Marasada Band