1. Bahan - bahan yang memberikan petunjuk terhadap bahan hukum primer dan
bahan hukum sekunder, yang lebih dikenal dengan nama bahan acuan bidang hukum atau bahan rujukan bidang hukum. Misalnya: Abstrak perundang-
undangan, bibliografi hukum, direktori pengadilan, ensiklopedia hukum, indeks majalah hukum, kamus hukum dan seterusnya.
2. Bahan – bahan primer, sekunder dan penunjang diluar bidang hukum, misalnya
yang berasal dari bidang sosiologi, ekonomi, ilmu politik, filsafat dan lain sebagainya yang oleh para peneliti hukum dipergunakan untuk melengkapi
ataupun menunjang data penelitiannya.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu studi kepustakaan library research. Studi kepustakaan meliputi penelitian tentang dokumentasi
yang dilakukan dengan cara mempelajari berbagai peraturan-peraturan dan dokumen yang ada hubungannya dengan permasalahan penelitian sebagai teknik
mendapatkan atau mencari konsepsi konsepsi, teori-teori, asas-asas dan hasil pemikiran lainnya yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
Data juga dapat diperoleh melalui keterangan atau informasi melalui informan atau pihak-pihak yang
terkait langsung.
Universitas Sumatera Utara
4. Analisis Data
Analisa data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar.
57
Dalam penelitian hukum normatif, untuk memperoleh suatu kesimpulan dengan menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif terlebih dulu harus
diketahui konsep ideal atau rumusan-rumusan yang umum dan bersifat ideal, seperti ketentuan-ketentuan perundang-undangan tentang atau teori-teori yang
dipahami secara umum sebagai suatu keharusan TAK di Indonesia. Fakta normatif, fakta sosial atau peristiwa yang hendak ditelusuri dalam hal ini adalah
TAK. Selanjutnya uraian permasalahan atau yang berbenturan pada bagian konsep ideal atau rumusan-rumusan umum.
Penelitian hukum yang normatif legal research biasanya hanya merupakan studi dokumen, yakni
menggunakan sumber-sumber data sekunder saja yang berupa peraturan perundang-undangan, keputusan pengadilan, teori hukum, dan pendapat para
sarjanainforman. Oleh karena itu digunakan metode analisis secara kualitatif dan diberikan penggambaran mengenai mekanisme TAK di Indonesia.
57
Lexy J.Moleong, Metode Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, hal.103.
Universitas Sumatera Utara
BAB II PENGATURAN TERHADAP ORANG ASING YANG MELAKUKAN
PELANGGARAN KEIMIGRASIAN DI INDONESIA
A. Syarat Penindakan Administratif Terhadap Orang Asing Menurut
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011
Pergerakan orang di suatu negara pada tahun 1990-an diperkirakan berkisar 750 juta orang meningkat menjadi 1,4 miliar orang di tahun 2005.
Pergerakan orang lintas negara yang sedemikian besar menyebabkan diperlukan pengaturan mengenai perlintasan orang. Sudah menjadi suatu kebutuhan yang
tidak dapat dihindari bahwa UU Keimigrasian harus mampu mengatur dan menangani setiap permasalahan yang muncul baik secara ex ante maupun secara
ex pose. Peraturan di bidang keimigrasian harus jelas dan padat mengatur sistem mekanisme prosedur yang sederhana namun dapat tuntutan kebutuhan masyarakat
modern. Terlebih dalam menghadapi bentuk-bentuk kejahatan yang menonjol dan memerlukan penanganan serius seperti kejahatan yang dilakukan oleh
sekelompok kejahatan terorganisasi seperti perdagangan manusia dan penyelundupan migran lintas negara. Oleh karena itu diperlukan upaya
pembaruan dalam hukum keimigrasian Indonesia dalam rangka menyelaraskan peraturan keimigrasian dengan konvensi TOC, protokol perdagangan manusia
dan protokol penyelundupan migran
58
Istilah hukum keimigrasian dapat ditemukan dalam penjelasan UU Keimigrasian. Hukum keimigrasian adalah himpunan petunjuk yang mengatur tata
58
M. Iman Santoso, Op.Cit, hal. 171
Universitas Sumatera Utara
tertib orang-orang yang berlalu litas di dalam wilayah Indonesia dan pengawasan terhadap orang asing yang berada di wilayah. hukum keimigrasian masuk dalam
hukum publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara individu dengan negara pemerintah. Dengan adanya pencanangan hukum keimigrasian,
bertambahlah khazanah ilmu hukum di Indonesia dan hukum keimigrasian mendapat tempat dalam tata hukum Indonesia, sehingga kedudukan hukum
keimigrasian sudah dapat disejajarkan dengan hukum-hukum yang telah lahir terlebih dahulu.
59
Demi terlaksananya penegakan hukum di wilayah Negara Republik Indonesia tentunya TAK baik penindakan secara preventif maupun represif harus
dijalankan sesuai dengan UU Keimigrasian. Penindakan yang bersifat hukum administratif adalah hal yang memuat tentang pengaturan, pelayanan, perijinan
dari aspek-aspek keimigrasian yaitu mengenai masuk dan keluar wilayah Indonesia. Di dalam pengaturan terhadap orang asing yang masuk atau keluar
wilayah RI berlaku ketentuan dan peraturan keimigrasia Indonesia, antara lain:
60
1. Setiap orang asing yang masuk dan keluar wilayah negara RI adalah sah
apabila mendapat izin masuk atau izin keluar dari Pejabat Imigrasi yang bertugas melakukan pemeriksaan di TPI
2. Setiap orang asing yang masuk atau keluar wilayah negara RI harus
mempunyai surat perjalanan atas namanya yang sah dan berlaku
59
Abdullah Sjahriful, Memperkenalkan Hukum Keimigrasian Jakarta: Ghalia Indonesia, l993, hal. 58
60
John Sarodja Saleh, Sekuriti dan Inteligen Keimigrasian, Jakarta: Direktorat Jenderal Imigrasi Departemen Hukum dan HAM, 2008, Hal. 65
Universitas Sumatera Utara
3. Pejabat Imigrasi berwenang memeriksa setiap orang asing yang masuk atau
keluar wilayah negara RI 4.
Pejabat Imigrasi berwenang menolak atau memberi izin masuk atau keluar wilayah negara RI
5. Walaupun telah memenuhi persyaratan, tidak diberikan izin masuk kepada
orang asing apabila
61
Tidak dikehendaki masuk dan berada di Indonesia; menderita gangguan jiwa atau penyakit menular yang membahayakan kesehatan umum; diduga akan
menyelenggarakan perbuatan asusila dan atau perbuatan lain yang bertentangan dengan moral, agama atau kebiasaan di Indonesia; patut diduga
tidak dapat meneruskan perjalanan atau tidak akan mendapat izin masuk ke negara lain atau izin kembali ke negara asal tempat tinggalnya; tidak cukup
mempunyai biaya hidup bagi diri sendiri dan atau keluarganya selama berada di Indonesia; memberikan keterangan tidak benar untuk memperoleh atau
memiliki visa atau surat perjalanan palsu atau dipalsukan; berusaha menghindarkan diri dari hukuman di negara lain karena kejahatan yang juga
dapat dipidana menurut hukum di Indonesia. :
Dalam pelaksanaan TAK, untuk menjamin kepastian hukum dan keadilan bagi orang asing yang terkena tindakan keimigrasian tersebut keputusannya
ditetapkan secara tertulis, yang memuat sekurang-kurangnya identitas orang yang
61
Ibid, Hal.66
Universitas Sumatera Utara
terkena TAK, alasan penindakan dan jenis tindakan serta dapat mengajukan keberatan atas tindakan keimigrasian tersebut.
62
Tindakan Administratif Keimigrasian diberlakukan terhadap orang asing telah yang melakukan kegiatan yang berbahaya atau patut diduga berbahaya bagi
keamanan dan ketertiban umum atau juga karena tidak menghormati atau mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Pemantauan merupakan salah satu cara atau kegiatanupaya yang dilakukan untuk mengetahui secara dini setiap peristiwa yang diduga mengandung
unsur-unsur pelanggarankejahatan, baik mengenai keberadaan maupun kegiatan orang asing.
63
Keberhasilan penyelenggaraan, sangat ditentukan oleh kualitas dan kuantitas pelaksanaan dalam menghadapai jenis dan macam pelanggaran
kejahatan seperti halnya bentuk dan sifat pelanggaran di bidang sosial dan budaya, jauh lebih mudah dan ringan dibandingkan pelanggaran politik ataupun pekerjaan
terselubung. Oleh karena itu upaya dalam mencari dan menemukan bahan keterangan perlu perencanaan melalui mekanisme adanya perencanaan yang
matang , organisasi dan koordinasi dengan memperhatikan situasi dan kondisi medan, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cermat dan
tepat, berhasil guna dan berdaya guna.
64
62
Wawancara dengan Anggiat Napitupulu Kasi Penyidikan Wilayah II Direktorat Penyidikan dan Penindakan Direktorat Jenderal Imigrasi, Jakarta, Syarat, Bentuk dan Mekanisme
Tindakan Administratif Keimigrasian menurut UU Keimigrasian, 18 Juni 2012
63
Direktur Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian Direktorat Jenderal Imigrasi, Petunjuk Pemantauan Operasional Keimigrasian tentang Keberadaan Orang Asing, Jakarta:
Departemen Kehakiman RI Direktorat Jenderal Imigrasi, 1999, Hal.2-3
64
Ibid. Hal.2-3
Universitas Sumatera Utara
Tindakan Administratif Keimigrasian dikenakan kepada setiap orang asing di wilayah Indonesia yang:
65
1. Diduga melakukan kegiatan yang berbahaya atau patut diduga akan berbahaya
bagi keamanan. Kegiatan ini dapat berupa: melakukan propaganda atau bersimpati terhadap
ideologi dan nilai-nilai yang bertentangan dengan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945; menghalang-halangi orang untuk melakukan ibadah
menurut agama yang diakui di Indonesia; merusak dan membahayakan dan tidak sesuai dengan norma kesopanan umum; ejekan-ejekan yang
menimbulkan tanggapan keliru terhadap adat-istiadat masyarakat; memberikan gambaran keliru tentang pembangunan sosial dan budaya
Indonesia; menyuburkan perbuatan cabul, melalui tulisan, gambaran dan lainnya dan mabuk-mabukan di tempat-tempat umum; tidak mempunyai biaya
hidup, melakukan pengemisan baik sendiri atau bersama-sama; merusak atau mengganggu tertib sosial dan masyarakat termasuk di lingkungan pekerjaan;
menimbulkan ketegangan kerukunan rumah tangga, atau masyarakat dan merangsang timbulnya kejahatan; mengobarkan semangat atau hasutan yang
dapat mendorong sentimen kesukuan, keagamaan, keturunan dan golongan; dan memberikan kesempatan melakukan perjudian, pengadudombaan, di
antara sesama rekan atau suku dan golongan;
66
65
Kementerian Hukum dan HAM RI Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan HAM Akademi Imigrasi, Kumpulan Peraturan Keimigrasian Edisi 3 Senat Akademi
Imigrasi, Jakarta: Akademi Imigrasi, 2010 .Hal.711
66
Wawancara dengan Anggiat Napitupulu Kasi Penyidikan Wilayah II Direktorat Penyidikan dan Penindakan Direktorat Jenderal Imigrasi, Jakarta, Syarat, Bentuk dan Mekanisme
Tindakan Administratif Keimigrasian menurut UU Keimigrasian, 18 Juni 2012
Universitas Sumatera Utara
2. Tidak menaati perundang-undangan yang berlaku.
Misalnya bagi orang asing yang diduga atau patut diduga akan melakukan pelanggaran keimigrasian dan diduga atau patut diduga akan melanggar
peraturan perundang-undangan lainnya setelah dikoordinasikan dengan instansi yang berwenang
67
Disamping tersebut di atas, TAK juga dapat dikenakan kepada orang asing di wilayah Indonesia yang :
.
68
1. Terdapat cukup bukti bahwa yang bersangkutan bermaksud untuk berada di
Indonesia dan apabila diajukan ke pengadilan akan menggunakan upaya hukum mulai dari banding, kasasi dan jika perlu grasi dan atau akan
digunakan kesempatan oleh orang asing yang menjadi buronan dari negara sendiri terlibat kasus-kasus berat atau pelarian dari negara-negara yang
sedang bergolak; 2.
Menurut pertimbangan politis, ekonomis, sosial dan budaya serta keamanan dipandang lebih efektif dilakukan TAK;
3. Atas pertimbangan dari pejabat yang berwenang memutuskan TAK, bahwa
akan lebih efisien dan efektif dilakukan TAK dari pada tindakan yustisial. Pejabat imigrasi berwenang melakukan TAK terhadap orang asing yang
berada di wilayah Indonesia, dimana warga negara tersebut telah melakukan kegiatan berbahaya atau patut diduga membahayakan keamanan dan ketertiban
67
Wawancara dengan Anggiat Napitupulu Kasi Penyidikan Wilayah II Direktorat Penyidikan dan Penindakan Direktorat Jenderal Imigrasi, Jakarta, Syarat, Bentuk dan Mekanisme
Tindakan Administratif Keimigrasian menurut UU Keimigrasian, 18 Juni 2012
68
SW Yulianti, dkk., Pelaksanaan Pengawasan Orang Asing Dalam Rangka Penegakan Hukum Pidana Di Bidang Keimigrasian, Surakarta: Laporan Penelitian Fakultas Hukum UNS
1998 hal 52-53.
Universitas Sumatera Utara
umum, atau tidak menghormati atau tidak menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku.
69
Setiap orang asing yang masuk atau keluar wilayah Indonesia wajib mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku, seperti Izin Tinggal
dan penjamin. Pada dasarnya setiap orang asing yang masuk Wilayah Indonesia wajib memiliki Visa. Visa merupakan izin masuk suatu Negara sehingga tidak
serta merta orang tersebut mendapatkan izin mendarat. Karena meski telah mendapatkan visa orang tersebut harus melalui proses pemeriksaan imigrasi di
TPI untuk mendapatkan izin mendarat dari pejabat berwenang. Visa diterbitkan oleh perwakilan di luar negeri setelah mendapatkan persetujuan dari kantor pusat
dan telah memenuhi persyaratan formil. Setelah itu visa diterakan di dalam paspor bentuknya dapat berupa cap, stiker label, data elektoronik atau media lainnya.
70
Berdasarkan Visa tersebut, orang asing diberikan izin tinggal di Wilayah Indonesia, tetapi ketentuan itu tidak diberlakukan terhadap orang asing yang
berada di Wilayah Indonesia karena menjadi korban tindak pidana perdagangan orang.
71
Orang asing yang masuk, keberadaan, kegiatan dan keluar dari wilayah Indonesia, antara lain dapat menimbulkan 2 kemungkinan yakni : Pertama, orang
asing mantaati peraturan yang berlaku dan tidak melakukan kegiatan yang berbahaya bagi keamanan dan ketertiban umum, hal ini tidak menimbulkan
masalah keimigrasian maupun kenegaraan. Kedua, orang asing tidak mentaati
69
Redaksi Sinar Grafika, Undang-undang Keimigrasian UU RI No.6 Th.2011, Jakarta: Sinar Grafika,2011, Hal. 40
70
Seksi Penyebaran Informasi Direktorat Lintas Batas dan kerjasama Luar Negeri, Pemeriksaan Paspor, Jakarta: Direktorat Lintas Batas dan kerjasama Luar Negeri Direktorat
Jenderal Imigrasi,2007, Hal. 22-23
71
Redaksi Sinar Grafika, Op. Cit , Hal. 94
Universitas Sumatera Utara
peraturan perundangundangan yang berlaku di Indonesia, hal ini menimbulkan pelanggaran keimigrasian dan dapat dikenakan tindakan hukum.
72
Oleh karena itu, setiap orang yang masukkeluar wilayah Indonesia wajib memiliki dokumen perjalanan yaitu dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat
yang berwenang dari suatu negara, PBB atau organisasi internasional lainnya untuk melakukan perjalanan antar negara yang memuat identitas pemegangnya.
Syarat untuk keluar masuk wilayah RI
73
1. Memiliki dokumen perjalanan paspor
:
2. Visa yang sah dan masih berlaku.
Pelanggaran keimigrasian Immigration Violation yaitu suatu tindakan yang dilakukan orang asing yang tidak sesuai dengan ketentuan atau perizinan
yang telah diberikan kepadanya. Tindakan ini dapat digolongan sebagai:
74
1. Penyimpangan Deviation atau yang dapat dikategorikan kealahan kecil
atau enteng; tidak diketahui atau tidak disengaja oleh yang bersangkutan terjadi kesalahan tersebut; seperti kedatangan orang asing dengan fasilitas
Bebas Visa Wisata BVW ke Indonesia bertujuan mengunjungi keluarganya; orang asing yang mempunyai istri sah di Indonesia kemudian
mengunjungi isterinya dengan fasilitas BVW tersebut. 2.
Penyalahgunaan Abose, ialah penyimpangan yang dapat dikategorikan besar atau berat tentang perizinan yang diberikan namun disalahgunakan
untuk tujuan lain demi kepentingan diri pribadi yang bersangkutan.
72
Wahyudin Ukun, Deportasi Sebagai Instrumen Penegakan Hukum dan Kedaulatan Negara di Bidang Keimigrasian, AKA Press 2004, hlm 4
73
http:tadjuddin.blogspot.com201202tindak-pidana-khusus.html diakses tanggal 13 Juli 2012 pukul 22.00 wib
74
John Sarodja Saleh, Op.Cit, Hal. 70-71
Universitas Sumatera Utara
Misalnya orang asing yang datang dengan fasiltias BVW akan tetapi melakukan kegiatan bekerja untuk mencari uang bagi kepentingan dirinya
pribadi, atau dapat saja terjadi orang asing bekerja tidak hanya pada perusahaan yang mendatangkannya sebagai sponsor tetapi bekerja juga
pada perusahaan lain. 3.
Pengingkaran offence ialah perbuatan yang dilakukan baik oleh warga Indonesia atau orang asing yang bertentangan dengan ketentuan dan
peraturan keimigasian yang dapat dilakukan TAK, seperti: masuk atau keluar wilayah Indonesia tidak melalui TPI dan orang asing yang tidak
memperpajang izin tinggalnya di Indonesia Overstay.
75
Untuk mengurangi atau meminimalisir pelanggaran keimigrasian yang terjadi, maka setiap orang asing yang berada di Wilayah Indonesia wajib
76
a. Memberikan segala keterangan yang diperlukan mengenai identitas diri danatau keluarganya serta melaporkan setiap perubahan status sipil,
kewarganegaraan, pekerjaan, penjamin, atau perubahan alamatnya kepada Kantor Imigrasi setempat; atau
:
b. Memperlihatkan dan menyerahkan dokumen perjalanan atau izin tinggal yang dimilikinya apabila diminta oleh pejabat imigrasi yang bertugas.
Hal ini dilakukan melihat pelanggaran kemigrasian yang terjadi, seperti tidak memenuhi persyaratan, menggunakan dokumen palsu atau memberi
keterangan yang tidak benar mengenai identitas diri, dokumen atau tujuan kedatangannya. Kemudian masa berlaku izin tinggal yang sudah habis, pemalsuan
75
Ibid, Hal.71
76
Redaksi Sinar Grafika, Op. Cit. Hal. 38
Universitas Sumatera Utara
dokumen izin tinggal, tidak mempunyai dokumen izin tinggal yang sah, penyalahgunaan izin tinggal. Dan penyimpangan atau pelanggaran yang
menyangkut kegiatannya, antara lain
77
1. Menyalahgunakan perijinan, yaitu melakukan kegiatan yang menyimpang
dari tujuan kedatangannya di Indonesia, seperti memiliki izin tinggal wisata akan tetapi bekerja di Indonesia.
:
2. Disamping melakukan kegiatan sesuai dengan perijinannya, melakukan
kegiatan-kegiatan lain yang tidak termasuk dalam pemberian izin tinggalnya atau melakukan pekerjaan rangkap.
3. Selama di wilayah Indonesia melakukan kegiatan yang merugikan negara,
pemerintah dan masyarakat atau kegiatan yang membahayakan negara di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial dan pertahanan keamanan.
Untuk kepentingan supremasi dan penegakan hukum serta menjaga kewibawaan negara, termasuk wibawa aparat pintu gerbang negara, maka
terhadap orang asing yang menyalahgunakan izin keimigrasian dikenakan tindakan hukum berupa tindakan hukum administrasi atau langsung dikenakan
tindakan administrasi di bidang keimigrasian, yang disebut TAK berupa pengkarantinaan, deportasi dan penangkalan.
78
77
Wahyudin Ukun, Op.Cit, hlm 6
Pengaturan mengenai masuk dan keluarnya orang asing dari atau ke wilayah Indonesia, meliputi pula pengaturan
mengenai kewajiban bagi penanggung jawab alat angkut. Untuk membatasi yuridiksi pemeriksaan, diatur pula mengenai area imigrasi yakni suatu area
tertentu untuk melakukan pemeriksaan keimigrasian dan merupakan area terbatas
78
Wahyudin Ukun, Telaah Masalah-Masalah Keimigrasian, Jakarta: Adi Kencana Aji, 2003, Hal. 145
Universitas Sumatera Utara
yang hanya dapat dilalui oleh penumpang atau awak alat angkut yang akan keluar atau masuk wilayah Indonesia atau pejabat dan petugas yang berwenang.
79
Berdasarkan apa yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam menjatuhkan TAK oleh pejabat imigrasi harus didasarkan kepada
pertimbangan-pertimbangan yang bersifat objektif. Peran pejabat imigrasi sangat menentukan, dalam memberikan pertimbangan apakah setiap orang asing yang
berada di wilayah Indonesia, akan dikenakan TAK.
B. Bentuk Penindakan Administratif Menurut Undang-undang Nomor 6
Tahun 2011
Dalam pelaksanaan tugas keimigrasian, keseluruhan aturan-aturan hukum keimigrasian ditegakkan kepada setiap orang yang berada di dalam wilayah
hukum negara RI. Penegakan hukum yang ditujukan terhadap lalu lintas orang asing ditujukan pada permasalahan pencegahan dan pemberantasan masalah-
maslah pemalsuan identitas orang asing, pelanggaran pendaftaran orang asing dan pemberian buku pengawasan orang asing, penyalahgunaan izin tinggal, masuk
secara ilegal, atau berada secara ilegal, pemantauanpengawasan administratif dan lapangan, serta kerawanan keimigrasian geografis dan pelintasan.
80
Secara operasional fungsi penegakan hukum juga mencakup penolakan pemberian izin masuk, izin bertolak, izin keimigrasian, TAK. Semua itu
merupakan bentuk penegakan hukum yang bersifat administratif. Bertaian erat dengan fungsi penegakan hukum adalah fungsi keamanan negara security,
79
Redaksi Sinar Grafika, Op.Cit, Hal. 13
80
Iman Santoso, Op.Cit, hal.79-81
Universitas Sumatera Utara
imigrasi berfungsi sebagai penjaga pintu gerbang negara, karena imigrasi merupakan institusi pertama dan terakhir yang menyaring kedatangan dan
keberangkatan orang asing ke dan dari wilayah RI. Pelaksanaan fungsi keamanan diwujudkan dalam bentuk pencegaha dan penangkalan. Penangkalan adalah
larangan yang bersifat sementara terhadap orang-orang tertentu untuk masuk ke wilayah Indonesia berdasarkan alasan tertentu. Pencegahan adalah larangan yang
bersifar senetara terhadap orang-orang tertentu untuk keluar dari wilayah Indonesia berdasarkan alasan tertentu.
81
Bentuk Tindakan Administratif Keimigrasian
82
1. Pembatasan, perubahan dan pembatalan izin keberadaan;
:
2. Larangan berada di suatu tempat atau beberapa tempat tertentu di
Indonesia; 3.
Keharusan untuk bertempat tinggal di suatu tempat tertentu di wilayah Indonesia Rumah Deteni Imigrasi atau sepadan;
4. Pengusiran atau deportasi.
Dalam UU Keimigrasian diberikan atau diterapkan sanksi administratif yang tegas bagi orang asing yang melakukan kegiatan berbahaya atau patut
diduga membahayakan keamanan dan ketertiban umum atau tidak menghormati atau tidak mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku. Secara rinci
menyebutkan bahwa bentuk-bentuk sanksi administratif yang dapat diterapkan bagi orang asing tersebut antara lain adalah
83
81
Ibid, hal 79-81
:
82
http:www.imigrasi.go.idindex.php?option=com_contenttask=viewid=338Itemid =1 diakses tanggal 13 Juli 2012 pukul 22.15 wib
83
Redaksi Sinar Grafika, Op.Cit Hal. 40
Universitas Sumatera Utara
1. Pencantuman ke dalam daftar pencegahan atau penangkalan;
2. Pembatasan, perubahan atau pembatalan Izin Tinggal;
3. Larangan untuk berada di satu atau beberapa tempat tertentu di Wilayah
Indonesia; 4.
Keharusan untuk bertempat tinggal di suatu tempat tertentu di Wilayah Indonesia;
5. Pengenaan biaya beban; danatau
6. Deportasi dari Wilayah Indonesia.
1. Pencantuman ke dalam Daftar Pencegahan atau Penangkalan
Pencegahan adalah larangan yang yang bersifat sementara terhadap orang- orang tertentu untuk keluar negeri dari Wilayah Indonesia berdasarkan alasan
tertentu.
84
Aturan hukum yang yang menjadi pondasi dalam proses pencegahan terhadap orang asing karena adanya alasan keimigrasian diatur dalam UU
Keimigrasian. Pencegahan terhadap orang asing yang masuk dalam daftar hitam black list pencegahan dan penangkalan merupakan wewenang dan tanggung
jawab menteri, yang dalam pelaksanaannya didasarkan pada berbagai pertimbangan berikut
85
a. Hasil pengawasan Keimigrasian dan keputusan TAK;
:
b. Keputusan Menteri Keuangan dan Jaksa Agung sesuai dengan bidang
tugasnya masing-masing dan ketentuan peraturan perundang-undangan;
84
Koerniatmanto Soetoprawiro, Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian Indonesia, Edisi Kedua, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996, Hal. 80
85
Redaksi Sinar Grafika, Op.Cit, Hal. 48
Universitas Sumatera Utara
c. Permintaan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; d.
Perintah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;
e. Permintaan Kepala Badan Narkotika Nasional sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan; danatau f.
Keputusan, perintah, atau permintaan pimpinan kementerianlembaga lain yang berdasarkan undang-undang memiliki kewenangan pencegahan.
Menteri Keuangan, Jaksa Agung, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Kepala Badan Narkotika
Nasional, atau pimpinan kementerianlembaga yang memiliki kewenangan pencegahan dan bertanggung jawab atas keputusan, permintaan, dan perintah
pencegahan yang dibuatnya.
86
Meskipun demikian, dalam kondisi daruratmendesak, para pejabat yang memiliki kewenangan pencegahan dapat
meminta langsung kepada pejabat imigrasi tertentu untuk melaksanakan tindakan pencegahan terhadap orang asing yang menenuhi kriteria untuk dilakukannya
tindakan administratif berupa pencegahan keluar dari wilayah RI, dimana dalam pelaksanaanya dilakukan oleh Menteri dan pejabat imigrasi yang ditunjuk
87
Pencegahan ditetapkan dengan keputusan tertulis oleh pejabat yang berwenang atau mendapat kewenangan. Selanjutnya keputusan memuat sekurang-
kurangnya tiga unsur berikut:
86
Ibid, Hal 49
87
Wawancara dengan Anggiat Napitupulu Kasi Penyidikan Wilayah II Direktorat Penyidikan dan Penindakan Direktorat Jenderal Imigrasi, Jakarta, Syarat, Bentuk dan Mekanisme
Tindakan Administratif Keimigrasian menurut UU Keimigrasian, Tanggal 19 Juni 2012
Universitas Sumatera Utara
1. Nama, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir atau umur, serta foto yang
dikenai pencegahan; 2.
Alasan pencegahan; dan 3.
Jangka waktu pencegahan.
88
Keputusan pencegahan disampaikan kepada orang yang kenakan tindakan pencegahan selambat-lambatnya tujuh hari sejak tanggal keputusan ditetapkan dan
dalam hal keputusan pencegahan dikeluarkan oleh pejabat yang mendapat kewenangan, keputusan tersebut juga disampaikan kepada menteri paling lambat
tiga hari sejak tanggal keputusan ditetapkan dengan permintaan untuk dilaksanakan. Menteri dapat menolak permintaan pelaksanaan pencegahan
apabila keputusan pencegahan dianggap tidak memenuhi ketentuan seperti tidak adanya informasi identitas atau alasan pencegahan atau limit waktu pencegahan
yang akan diberlakukan. Pemberitahuan penolakan pelaksanaan pencegahan oleh Menteri disampaikan kepada pejabat yang akan melaksanakan proses pencegahan
paling lambat tujuh hari sejak tanggal permohonan pencegahan diterima yang disertai dengan alasan penolakan.
89
88
Redaksi Sinar Grafika, Op.Cit, Hal. 49
Menteri atau pejabat imigrasi yang ditunjuk selanjutnya memasukkan identitas orang yang dikenai keputusan pencegahan ke
dalam daftar pencegahan melalui sistem informasi manajemen keimigrasian. Selanjutnya berdasarkan daftar pencegahan, pejabat imigrasi wajib menolak orang
asing yang dikenai pencegahan keluar dari Wilayah Indonesia.
89
Wawancara dengan Friement F.S. Aruan, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan, Syarat, Bentuk dan Mekanisme Tindakan Administratif Keimigrasian menurut UU
Keimigrasian, Tanggal 25 Juni 2012
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal penindakan administratif berupa pencegahan keluar dari wilayah Republik Indonesia karena alasan keimigrasian tersebut, undang-undang
memberikan hak kepada pihak yang akan dikenai tindakan pencegahan untuk mengajukan keberatan kepada pejabat yang mengeluarkan keputusan
pencegahan.
90
Pencegahan ditetapkan dengan keputusan tertulis, yang memuat sekurang-kurangnya identitas orang yang bersangkutan, alasan pencegahan, dan
jangka waktu pencegahan. Pengajuan keberatan dilakukan secara tertulis disertai dengan alasan dan disampaikan dalam jangka waktu berlakunya masa
pencegahan. Namun demikian, pengajuan keberatan tidak dapat menunda proses pelaksanaan pencegahan. Terkait dengan jangka waktu pencegahan berlaku limit
waktu paling lama enam bulan dan setiap kali dapat diperpanjang paling lama enam bulan. Apabila tidak ada keputusan perpanjangan, suatu pencegahan
berakhir demi hukum.
91
Penangkalan adalah larangan yang bersifat sementara terhadap orang- orang tertentu untuk masuk ke wilayah Indonesia berdasarkan alasan tertentu
92
Kewenangan penangkalan merupakan wujud dari pelaksanaan kedaulatan negara untuk menjaga keamanan dan ketertiban umum yang dilaksanakan berdasarkan
alasan keimigrasian
93
90
Wawancara dengan Anggiat Napitupulu Kasi Penyidikan Wilayah II Direktorat Penyidikan dan Penindakan Direktorat Jenderal Imigrasi, Jakarta, Syarat, Bentuk dan Mekanisme
Tindakan Administratif Keimigrasian menurut UU Keimigrasian, Tanggal 19 Juni 2012
. Black list adalah istilah yang dipakai dalam bahasa sehari- hari untuk menggantikan daftar orang-orang yang tidak diperbolehkan
meninggalkan Indonesia dan orang-orang yang tidak diperbolehkan memasuki
91
Koerniatmanto Soetoprawiro, Op.Cit, Hal. 81-82
92
Ibid, Hal. 80
93
Redaksi Sinar Grafika, Op.Cit, Hal.106
Universitas Sumatera Utara
wilayah Indonesia. Di dalam keimigrasian daftar ini disebut “daftar pencegahan dan penangkalan”.
Seperti halnya kewenangan dalam pencegahan, wewenang dan tanggung jawab penangkalan terhadap warga Negara Indonesia dilakukan oleh sebuah tim
yang dipimpin menteri kehakiman dan anggotanya. Dalam kondisi mendesak atau darurat pejabat lain yang berwenang juga dapat meminta kewenangan melakukan
penangkalan kepada menteri, dimana dalam pelaksanaannya dilakukan oleh menteri dan pejabat terkait yang ditunjuk.
94
Keputusan penangkalan ditetapkan dengan tertulis oleh menteri atau pejabat terkait dapat dikeluarkan selambat-
lambatnya tiga hari sejak permintaan pencekalan diajukan oleh pejabat tersebut.
95
Keputusan penangkalan dapat dikeluarkan sekurang-kurangnya hanya jika permintaan pencekalan memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
96
a. Nama, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir atau umur, serta foto yang
dikenai penangkalan; b.
Alasan penangkalan; dan c.
Jangka waktu penangkalan. Jika salah satu unsur tersebut di atas tidak ada maka pejabat menteri dapat
menolak permintaan penangkalan yang diajukan oleh pejabat terkait, yang disampaikan selambat-lambatnya tujuh hari dari sejak tanggal permintaan
penangkalan diterima kepada pejabat bersangkutan, yang disertai dengan alasan penolakan permintaan penangkalan seperti yang dimintakan pejabat terkait.
94
Koerniatmanto Soetoprawiro, Op.Cit, Hal. 82
95
Redaksi Sinar Grafika, Op.Cit, Hal. 52
96
Wawancara dengan Friement F.S. Aruan, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan, Syarat, Bentuk dan Mekanisme Tindakan Administratif Keimigrasian menurut UU
Keimigrasian, Tanggal 25 Juni 2012
Universitas Sumatera Utara
menteri atau pejabat imigrasi yang ditunjuk. Identitas orang yang dikenai keputusan penangkalan akan dimasukkan ke dalam daftar penangkalan melalui
Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian, dan dengan diterbitkannya daftar penangkalan tersebut, maka pejabat imigrasi wajib menolak orang asing yang
dikenai tindakan penangkalan untuk masuk wilayah Indonesia.
97
Masa penangkalan berlaku paling lama enam bulan dan setiap kali dapat diperpanjang paling lama enam bulan. Penangkalan berakhir demi hukum, dan
keputusan penangkalan seumur hidup dapat dikenakan terhadap orang asing yang dianggap dapat mengganggu keamanan dan ketertiban umum. Ketentuan lebih
lanjut mengenai pelaksanaan pencegahan dan penangkalan diatur dengan Peraturan Pemerintah
98
.
2. Pembatasan, Perubahan atau Pembatalan Izin Tinggal