yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan UU Keimigrasian dimana secara keseluruhan sudah mengikuti pelatihan PPNS Selama dua bulan.
214
Petugas yang berwenang melakukan penindakan administratif masih merupakan suatu pekerjaan yang dilekatkan pada bidang atau kegiatan yang ada,
sehingga tugas penindakan yang menjadi tanggung jawab pejabat yang berwenang melakukan penindakan administratif belum sepenuhnya dapat ditangani. Pada
umumnya pejabat yang berwenang melakukan penindakan administratif memerlukan konsentrasi tinggi dan sangat spesifik dalam penindakan pelanggaran
keimigrasian sehingga diperlukan keahlian atau pelatihan khusus terkait Tindakan Administrati Keimigrasian. Agar pelaksanaan penegakan hukum dapat dilakukan
secara optimal dan efektif serta dapat memotivasi pejabat yang berwenang melakukan penindakan administratif untuk meningkatkan keahlian dan
wawasannya, perlu dilakukan pembinaan kepegawaian melalui penyusunan jabatan fungsional.
215
Tanpa didukung oleh petugas yang profesional TAK sebagai langkah mengurangi peningkatan pelanggaran keimigrasian akan sulit
dilakukan. Oleh karena itu dibutuhkan petugas-petugas imigrasi yang ahli dibidang penindakan keimigrasian, melalui pendidikan-pendidikan atau
penataran-penataran seminar-seminar khusus diadakan untuk itu.
216
2. Sarana dan Prasarana
214
Wawancara dengan Suparman, Kasubbag Mutasi dan Adm. Jabatan Fungsional Bag. Kepegawaian Sekretariat Direktorat Jenderal Imigrasi, Kendala-kendala dalam pelaksanaan
Tindakan Administratif Keimigrasian, Tanggal 22 Agustus 2012
215
Wawancara dengan Friement F.S. Aruan, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan, Tanggal 28 Juni 2012
216
Wawancara dengan Anggiat Napitupulu Kasi Penyidikan Wilayah II Direktorat Penyidikan dan Penindakan Direktorat Jenderal Imigrasi, Jakarta, Tanggal 22 Juni 2012
Universitas Sumatera Utara
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin pesat sedikit banyak ikut mempengaruhi dan memberi warna tertentu pada pola pikir dan pola
tindak manusia dalam menghadapi masalah untuk menemukan cara pencegahan dan penindakan.
Hal inilah yang menjadi salah satu kendala dalam pelaksanaan TAK di Direktorat Jenderal Imigrasi. Penggunaan fasilitas-fasilitas baik hardware atau
software yang up to date akan mempengaruhi pelaksanaan TAK itu sendiri. Fasilitas-fasilitas ini seperti kendaraan operasional proses penindakan, teknologi
informasi yang up to date serta sistem informasi software dalam proses penindakan. Dengan adanya alat-alat teknologi atau inovasi yang semakin canggih
antara lain seperti, komputer maka pada dasarnya beban tugas semakin diperingan namun dilain pihak dapat menimbulkan kerawanan karena tidak
mustahil program tertentu misalnya seperti dalam komputer dapat dibajak atau dibobol.
217
Seiring dengan inovasi-inovasi atau alat-alat teknologi yang semakin cangggih, maka kualitas SDM juga harus sudah dipersiapkan terlebih dahulu
untuk mencegah kerawanan-kerawanan yang dikhawatirkan seperti yang sudah dikemukakan sebelumnya.
218
217
John Sarodja Saleh, Op.Cit, Hal. 122-123
218
Wawancara dengan Friement F.S. Aruan, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan, Kendala-kendala dalam pelaksanaan Tindakan Administratif Keimigrasian, Tanggal 27
Juni 2012
Universitas Sumatera Utara
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengantisipasi kerawanan- kerawanan dalam upaya peningkatan sarana dan prasarana atau fasilitas
operasional pelaksanaan TAK adalah:
219
a. Pendidikan education dan penyadaran awareness petugas TAK
Direktorat Jenderal Imigrasi tentang keuntungan dan pentingnya peningkatan fasilitas operasional dalam pelaksanaan TAK.
b. Mendiagnosis kesiapan readiness atau kondisi saat ini existing
dalam upaya peningkatan fasilitas operasional, seperti penggunaan teknologi.
c. Mempersiapkan Infrastruktur pendukung
d. Sosialisasi kepada seluruh petugas TAK dan orang asing, dengan
adanya fasilitas operasional demi menunjang kinerja pelaksanaan TAK.
3. Standard Operational Procedure SOP