Beberapa penelitian tentang TAK yang ada sebelum penelitian ini, memiliki latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan dan tujuan
penelitian yang berbeda dari penelitian ini. Selain itu penelitian dilakukan dengan menjunjung tinggi kode etik penulisan karya ilmiah, dengan demikian penelitian
ini benar keasliannya dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan akademis.
F. Kerangka Teori dan Konsep
1. Kerangka Teori
Teori adalah generalisasi yang abstrak mengenai beberapa fenomena. Dalam menyusun generalisasi, teori selalu memakai konsep-konsep. Generalisasi
adalah proses melalui mana suatu observasi mengenai satu fenomena tertentu berkembang menjadi suatu observasi mengenai lebih dari suatu fenomena.
24
Kerangka teori adalah kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, tesis dari para penulis ilmu hukum dibidang hukum yang berkaitan dengan
perlindungan hukum dan yang menjadi bahan perbandingan, pegangan teori yang mungkin disetujui atau tidak disetujui sebagai masukan eksternal dalam penulisan
tesis ini.
25
Imigrasi berasal dari Bahasa Latin “ migratio” yang artinya perpindahan orang dari suatu tempat atau negara menuju ke tempat atau negara lain. Ada
istilah emigratio yang mempunyai arti berbeda, yaitu perpindahan penduduk dari suatu wilayah atau negara ke luar menuju atau negara lain.. Sebaliknya, istilah
24
Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Edisi Revisi, Cetakan IV, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2010, hal. 43
25
M.Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian Bandung: CV.Mandar Maju, 1994 hal.80
Universitas Sumatera Utara
immigratio dalam bahasa Latin mempunyai arti perpindahan penduduk dari suatu negara untuk masuk kedalam negara lain. Pada hakekatnya emigrasi dan
imigrasi itu menyangkut hal yang sama yaitu perpindahan penduduk antar negara, tetapi yang berbeda adalah cara memandangnya. Ketika seseorang pindah
ke negara lain, peristiwa ini dipandang sebagai peristiwa Emigrasi, namun bagi negara yang didatangi orang tersebut peristiwa itu disebut Imigrasi
26
Oxford Dictionary of Law juga memberikan defenisi imigrasi sebagai berikut: “ Immigration is the act af entering a country other than one’s native
country with the intention of living there permanently.” Dari defenisi ini dipahami bahwa perpindahan itu mempunyai maksud yang pasti, yakni untuk tinggal
menetap dan mencari nafkah di satu tempat baru. Oleh karena itu orang asing yang bertamasya, atau mengunjungi suatu konferensi internasional, atau
merupakan rombongan misi kesenian olahraga, atau juga menjadi diplomat tidak dapat disebut sebagai seorang Imigran.
.
27
Orang asing adalah orang bukan Warga Negara Indonesia.
28
Setiap orang asing yang berada di Wilayah Indonesia wajib memberikan segala keterangan
yang diperlukan mengenai identitas diri danatau keluarganya serta melaporkan setiap perubahan status sipil, kewarganegaraan, pekerjaan, penjamin, atau
perubahan alamatnya kepada Kantor Imigrasi setempat rangka pengawasan keimigrasian
29
26
M. Iman Santoso, Op.Cit, hal. 14-15.
.
27
Ibid, hal. 14-15
28
Pasal 9 UU Keimigrasian, lihat juga Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan
29
Pasal 71 UU Keimigrasian
Universitas Sumatera Utara
Sebagai salah satu institusi atau perpanjangan tangan pemerintah, keimigrasian menjadi bagian dari urusan pemerintahan negara dalam memberikan
pelayanan keimigrasian, penegakan hukum, keamanan negara, dan fasilitator pembangunan kesejahteraan masyarakat.
30
Apabila membicarakan fungsi keimigrasian maka tidak dapat tidak dikaitkan dengan teori kedaulatan, karena teori ini merupakan landasan dasar
bekerjanya fungsi keimigrasian. Negara dikatakan berdaulat karena kedaulatan merupakan suatu sifat atau ciri hakiki negara. Prinsip kedaulatan ini dicantumkan
dalam piagam PBB pada pasal 2 ayat 1 yaitu persamaan derajat kedaulatan setiap negara anggota PBB.
31
Pada perkembangannya muncul kosep kedaulatan modern yang tidak terbatas pada wilayah suatu negara, membuka kemungkinan perluasan yurisdiksi
suatu negara bersinggungan dengan hukum internasional dan dengan yurisdiksi negara lain. Hal ini disadari pada pemahaman bahwa hubungan antar negara atau
bangsa berlandaskan atas kemerdekaan dan persamaan dan setiap negara merupakan anggota yang berdaulat. Penjabaran dari teori yurisdiksi ini tidak
hanya terbatas pada yurisdiksi teritorial saja tetapi juga yurisdiksi yang menyangkut suatu negara meskipun peristiwanya terjadi di negara lain.
32
Kata ‘kedaulatan’ berasal dari bahasa Inggris, yaitu ‘souvereignty’ yang berasal dari kata Latin ‘superanus’ berarti ‘yang teratas’. Kedaulatan berarti
kekuasaan tertinggi, suatu sifat atau ciri hakiki sebuah negara. Ruang berlaku
30
Pasal 1 Butir 3 UU Keimigrasian.
31
M. Iman Santoso, Perspektif Imigrasi : Dalam United Nation Convention Against Transnational Organized Crime, Jakarta: Perum Percetakan Negara RI, 2007, hal.18
32
M. Iman Santoso, Op.Cit, hal.18
Universitas Sumatera Utara
kekuasaan tertinggi ini dibatasi oleh batas wilayah negara itu, artinya suatu negara hanya hanya memiliki kekuasaan tertinggi di dalam batas wilayahnya. Jadi
pengertian kedaulatan sebagai kekuasaan tertinggi mengandung dua pembatasan penting dalam dirinya yaitu:
33
1. Kekuasaan terbatas pada batas wilayah negara yang memiliki kekuasaan itu,
2. Kekuasaan ini berakhir ketika kekuasaan suatu lain negara dimulai
Bodin yang merupakan penggagas founder doktrin kedaulatan secara ilmiah mengemukakan bahwa kedaulatan negara menunjukkan adanya
kekuasaaan legislatif dan negara berbeda dengan komunitas lainnya karena negara mempunyai kekuasaan tertinggi atau disebut summa potestas. Kedaulatan
adalah kekuasaan membuat hukum sebagai alat untuk melaksanakan kedaulatan dengan efektif. Pendapat Bodin ini diperkuat oleh Hobbes bahwa tidak ada
pembatasan untuk membuat hukum oleh negara yang mempunyai kedaulatan, tidak ada prinsip hukum alam yang ada adalah kemampuan untuk mengatur secara
efektif pembatasan kekuasaan mutlak dan penguasa the ruler. Jadi Bodin dan pengikutnya lebih melihat kedaulatan dari azas ketertiban dalam negeri atau dari
aspek intern, yaitu kekuasaan tertinggi negara untuk mengurus wilayah dan rakyatnya.
34
Jean Bodin menyatakan bahwa kedaulatan merupakan atribut dan ciri khusus suatu negara. Dalam perkembangannya, pengertian kedaulatan mengalami
berbagai perubahan, dimana negara dikatakan berdaulat apabila negara tersebut
33
Ibid, hal.33-34
34
Ibid, hal.33-34
Universitas Sumatera Utara
mampu dan berhak mengatur dan mengurus sendiri kepentingan-kepentingan dalam dan luar negeri dengan tidak bergantung kepada negara lainnya.
35
Dalam konteks hubungan internasional, prinsip kedaulatan, prinsip kedaulatan negara state souvereignty merupakan salah satu prinsip penting di
dalam hukum internasional bahkan termasuk salah satu prinsip atau doktrin jus cogens. Prinsip kedaulatan negara menetapkan bahwa suatu negara memiliki
kekuasaan atas suatu wilayah teritorial serta hak-hak yang kemudian timbul dari penggunaan kekuasaan teritorial. Kedaulatan mengandung arti bahwa negara
mempunyai hak kekuasaan penuh untuk melaksanakan hak teritorialnya dalam batas-bats wilayah negara yang bersangkutan.
36
Konsep kedaulatan teritorial yang menandakan bahwa di dalam wilayah kekuasaan ini yurisdiksi dilaksanakan oleh negara terhadap orang-orang dan harta
benda yang menyampingkan negara-negara lain. Kedaulatan teritorial dilukiskan
oleh Max Huber, Arbitrator dalam Island of Palmas Arbitration, dengan istilah-
istilah: “Kedaulatan dalam hubungan antara negara-negara menandakan kemerdekaan.
Kemerdekaan berkaitan dengan suatu bagian dari muka bumi adalah hak untuk melaksanakan di dalamnya, terlepas dari negara lain, fungsi-fungsi suatu
negara.”
37
35
Suryo Sakti Hadiwijoyo, Perbatasan Negara dalam Dimensi Hukum Internasional, Jakarta: Graha Ilmu, 2011, hal. 41.
36
M. Iman Santoso, Op.Cit, hal.33
37
J.G Starke, Pengantar Hukum Internasional, diterjemahkan oleh: Bambang Iriana Djajaamadja dari buku J.G Starke, Introduction to International Law, Butterworth Co Ltd,
1989, Edisi Kesepuluh Jakarta: Sinar Grafika, 2008, hal.210-211
Universitas Sumatera Utara
Pelaksanaan yurisdiksi oleh suatu negara terhadap harta benda, orang tindakan atau peristiwa yang terjadi di dalam wilayahnya jelas diakui oleh hukum
internasional untuk semua negara anggota masyarakat internasional. Prinsip
tersebut telah dikemukakan dengan tepat oleh Lord Macmillan: ”
Adalah suatu ciri pokok kedaulatan dalam batas-batas ini seperti semua negara merdeka yang berdaulat, bahwa negara harus memiliki yurisdiksi
terhadap semua orang dan benda didalam bata-batas teritorialnya dan dalam semua perkara perdata dan pidana yang timbul di dalam batas-batas teritorial
ini”.
38
Yurisdiksi teritorial suatu negara meliputi kewenangan legislatif, kewenangan administratif dan kewenangan yudisial. Ketiga kewenangan diakui
sebagai tiga lingkungan yurisdiksi, yaitu Jurisdiction to prescribe, Jurisdiction to adjudicate, Jurisdiction to enforce. Dalam konteks pemberlakuan UU
Keimigrasian perlu dipertimbangkan perluasan yurisdiksi karena sifat-sifat transnasional. Perluasan yurisdiksi UU Keimigrasian akan berbenturan dengan
yurisdiksi negara lain, namun demikian Konvensi Transnational Organized Crime TOC telah memberikan jalan keluar untuk menghindari hal tersebut yaitu
mencantumkan ketentuan tentang kerja sama internasional yang tetap menjungjung tinggi ketentuan mengenai prinsip kedaulatan negara state
sovereignty.
39
Istilah Transnational Organized Crimes TOC merujuk pada UN
Convention against Transnational Organized Crime
38
J.G Starke, Op.Cit, hal 270-271
atau yang juga dikenal dengan Konvensi Palermo dan ketiga protokolnya. Kejahatan yang memenuhi
karakteristik TOC adalah dilakukan lebih dari satu negara; dilakukan di satu
39
M. Iman Santoso, Op.Cit, hal.19
Universitas Sumatera Utara
negara namun bagian penting seperti persiapan, perencanaan, pengarahan dan pengendalian dilakukan di negara lain; dilakukan di satu negara tetapi melibatkan
kelompok kriminal yang terlibat dalam kegiatan kriminal di lebih dari satu negara; dilaksanakan di satu negara tetapi berdampak pada negara lain. Berdasarkan
parameter dalam konvensi tersebut, beberapa jenis kejahatan yang diakui sebagai kejahatan terorganisir lintas negara adalah: money-laundering artikel 7, korupsi
artikel 8 dan 9, perdagangan manusia protokol I, penyelundupan migran Protokol II serta produksi dan perdagangan gelap senjata api.
40
Masyarakat internasional mengakui bahwa setiap negara mempunyai hak eksklusif reserved domaindomestic jurisdiction of state karena adanya prinsip
kedaulatan negara dalam batas wilayah negara yang bersangkutan tanpa ada keterkaitan atau pembatasan dari hukum internasional. Yurisdiksi ini bersumber
pada kedaulatan negara yang melahirkan kewenangankekuasaan negara berdasarkan hukum internasional untuk mengatur segala sesuatu yang terjadi
dalam negara.
41
Negara yang berdaulat memiliki hak-hak lain berupa kekuasaan, yaitu:
42
a. Kekuasaan eksklusif untuk mengendalikan persoalan domestik;
b. Kekuasaan untuk menerima dan mengusir orang asing;
c. Hak-hak istimewa perwakilan diplomatiknya di negara lain;
d. Yuridiksi penuh atas kejahatan yang dilakukan dalam wilayahnya.
40
http:www.politik.lipi.go.idindex.phpinkegiatan125-diskusi-kejahatan-transnasional- bersama-deplu, Diakses Tanggal 27 Juli 2012 Pukul 17.00 Wib
41
Ibid, hal.42
42
Ibid, hal.40
Universitas Sumatera Utara
Pengertian kekuasaan sendiri menurut definisi yang telah diterima secara umum adalah kemampuan seseorangsekelompok orangsuatu badan untuk
mempengaruhi orang lain agar bersikapbertindak sesuai dengan keinginan yang memiliki kemampuan itu. Kekuasaan harus pula dibedakan dengan kewenangan.
Kewenangan adalah kekuasaan yang ada pada seseorangsekelompok orang yang mempunyai dukungan mendapat pengakuan dari masyarakat.
43
Menurut Bagir Manan, wewenang dalam bahasa hukum tidak sama dengan kekuasaan macht. Kekuasaan hanya menggambarkan hak untuk berbuat
atau tidak berbuat. Dalam hukum, wewenang sekaligus berarti hak dan kewajiban rachten en plichten. Kewenangan memiliki kedudukan penting dalam kajian
hukum hukum administrasi negara. Begitu pentingnya kedudukan kewenangan ini, sehingga F.A.M Stroink dan J.G. Steenbeek menyebutnya sebagai konsep inti
dalam Hukum Administrasi Negara, “ Het begrip bevoegdheid is dan ook een kernbegripin het staats-en administratief recht”.:
44
Fungsi Keimigrasian merupakan fungsi penyelenggaraan administrasi negara atau penyelenggaraan administrasi pemerintahan, oleh karena itu sebagai
bagian dari penyelenggaraan kekuasaan eksekutif, yaitu fungsi administrasi negara dan pemerintahan, maka hukum keimigrasian dapat dikatakan bagian dari
bidang hukum administrasi negara.
45
43
http:www.bpkpenabur.or.idfilesHal.10010720Membedah20Konsep20Kedaulat an.pdf, Diakses Tanggal 27 Maret 2012 20.36 wib
44
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011 , Hal.98-99
45
Bagir Manan, “Hukum Keimigrasian dalam Sistem Hukum Nasional”, Jakarta: Rapat Kerja Nasional Keimigrasian, 14 Januari 2000 Hal. 7.
Universitas Sumatera Utara
Fungsi yang disebut administrasi negara secara umum merupakan jenis yang sama seperti legislasi dan yurisdiksi, yakni fungsi hukum dalam arti kata
yang lebih sempit mengenai penciptaan dan penerapan norma-norma hukum. Fungsi organ administratif tertinggi, yakni pemerintah, adalah berupa
partisipasinya yang didelegasikan kepadanya oleh konstitusi dalam pembuatan undang-undang,dalam pemberlakuan kewenangan yang didelegasikan oleh
konstitusi untuk menandatangani perjanjian internasional, dalam penyusunan peraturan dan perintah administratif yang ditujukan kepada organ dan subjek
administratif dibawahnya.
46
Tindakan paksa dari administratif yang tidak memiliki karakter sanksi ini sebenarnya merupakan fungsi eksekutif yang jelas berbeda dari fungsi yudikatif.
Kekhasan dari tindakan paksa ini terletak pada fakta bahwa perbuatan yang diinginkan adalah ditimbulkan dengan jalan mewajibkan kepada organ negara
bukan individu perseorangan. Jenis administrasi ini data disebut administrasi langsung sebagai lawan dari administrasi tidak langsung. Tindakan administrasi
langsung tidak mesti berupa tindakan paksa, setiap kegiatan apapun bisa terjadi sebagai administrasi langsung oleh negara. Administrasi langsung memiliki fungsi
yang pada dasarnya sangat berbeda, sedangkan fungsi administrasi tidak langsung memiliki karakter yang sama seperti yudikatif.
47
46
Hans Kelsen, Teori Hukum Murni: Dasar-dasar Ilmu Hukum Normatif, diterjemahkan oleh: Raisul Muttaquien dari Buku Hans Kelsen , Pure Theority of Law, Berkely University of
California Prees, 1978, Cetakan VII Bandung: Nusa Media, 2010, Hal.290-291
47
Hans Kelsen, Teori Umum Tentang Hukum dan Negara, diterjemahkan oleh: Raisul Muttaquien dari Buku Hans Kelsen, General Theory of Law and State New York: Russel and
Russel, 1971, Cetakan ke VII, Bandung: Nusa Media, 2011, Hal. 396.
Universitas Sumatera Utara
Ilmu Administrasi Negara lahir sejak Woodrow Wilson 1887, yang kemudian menjadi presiden Amerika Serikat pada 1913-1921, menulis sebuah
artikel yang berjudul “The Study of Administration” yang dimuat di jurnal Political Science Quarterly. Kemunculan artikel itu sendiri tidak lepas dari
kegelisahan Wilson muda akan perlunya perubahan terhadap praktik tata pemerintahan yang terjadi di Amerika Serikat pada waktu itu yang ditandai
dengan meluasnya praktik spoil system sistem perkoncoan yang menjurus pada terjadinya inefektivitas dan inefisiensi dalam pengelolaan negara.
48
Istilah administrasi negara berasal dari bahasa Latin administrate yang dalam bahasa Belanda diartikan sama dengan besturen yang berarti fungsi
pemerintah. Ilmu administrasi publik yang terdiri atas :
49
a. Ilmu administrasi negara umum
b. Ilmu administrasi daerah
c. Ilmu administrasi negara khusus
Administrasi negara membahas masalah-masalah yang menyangkut asas- asas berikut:
50
1. Asas-asas administrasi negara principles of public administration;
2. Organisasi kepegawaian negeri civil servant yang menjadi prasarana dalam
administrasi negara;
48
Http:www.lfip.orgenglishpdfbaliseminarHub20Negara20dan20Masyarakat 20-20romli20atmasasmita.pdf, Diakses tanggal 26 Maret 2012 Pukul 20.32 wib
49
Http:pustaka.unpad.ac.idwp contentuploads200905hukum_administrasi_negara.pdf diakses tanggal 26 Maret 2012 pukul 20.26 wib
50
Sahya Anggara, Perbandingan Administrasi Negara , Bandung: CV.Pustaka Setia, 2012, hal.50
Universitas Sumatera Utara
3. Hukum administrasi negara yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem
administrasi negara yang tunduk pada hukum.
2. Konsep