BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan sebagaimana telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengaturan terhadap orang asing yang melakukan pelanggaran
keimigrasian di Indonesia masih belum maksimal baik secara ex ante maupun secara ex pose sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
terlebih dalam menghadapi bentuk-bentuk kejahatan yang memerlukan penanganan serius. Hal ini dikarenakan syarat penindakan pelanggaran
keimigrasian yang belum terwakili secara keseluruhan, bentuk-bentuk Tindakan Administratif Keimigrasian yang masih belum terlaksana secara
efektif dan menyeluruh serta mekanisme penindakan yang belum terlaksana secara maksimal dan terintegrasi. Disamping itu, UU
Keimigrasian yang masih tergolong baru dan Rancangan Peraturan Pemerintah RPP yang belum disahkan dikarenakan masih dalam proses
pembahasan antara pemerintah dengan Dewan Perwakilan Rakyat DPR. 2.
Tindakan Administratif Keimigrasian belum efektif dalam meminimalisir pelanggaran keimigrasian yang dilakukan oleh orang asing dikarenakan
sarana dan prasarana penindakan struktur, institusi, instansi, fungsional, situasional, kondisional dan profesionalisme penindakan, akan tetapi jika
ditinjau dari segi waktu pelaksanaan tindakan dan biaya proses
Universitas Sumatera Utara
pelaksanaan tindakan, maka TAK dinilai lebih efektif digunakan dibandingkan dengan tindakan pro justitia yang membutuhkan waktu
cukup lama dan biaya yang cukup besar. 3.
Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan TAK terhadap orang asing disebabkan oleh SDM baik dari segi kuantitas atau kualitas
pendidikan, keahlian dan kemampuan yang masih kurang, sarana dan prasarana yang masih kurang memadai seperti penggunaan hardware dan
software yang menunjang kualitas kinerja penindakan. Standard Operational Procedure SOP untuk memperoleh standarisasi kompetensi
petugas penindakan keimigrasian dalam mewujudkan tata kelola manajemen yang terencana, terukur serta tertib, dan yang terakhir adalah
Alokasi Sumber Daya Anggaran yang berakibat kurangnya fasilitas- fasilitas operasional pendukung dalam proses TAK. Sebaliknya dengan
adanya kebijakan-kebijakan pemerintah seperti kebijakan BVKS, BVW, VoA serta jumlah TPI yang semakin meningkat menyebabkan
meningkatnya orang asing yang masuk atau keluar Wilayah Indonesia yang secara tidak langsung menjadi faktor penyebab meningkatnya
pelanggaran keimigrasian yang dilakukan oleh orang asing.
B. Saran