Pengabdian PEMAHAMAN KONSEP – KONSEP MANUSIAWI

yang dilakukan harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan. Dalam A1- Quran juga ditegaskan bahwa barang siapa yang beriman dan bertakwa akan mendapatkan kebaikan kelak, sedangkan yang mendustakan kebenaran akan mendapatkan balasan di neraka. Hal itu dapat dilihat dalam surat az-Zumar, Ayat 32-34.

F. Pengabdian

1. Pengabdian kepada keluarga Dalam kehidupan berkeluarga tidak terlepas dari rasa cinta dan kasih sayang. Setiap bentuk kasih sayang dan cinta diperlukan suatu pengorbanan dan pengabdian sebagai wujud tanggung jawab. Dalam suatu kehidupan keluarga wujud tanggung jawab dapat dilakukan dengan berbagai bentuk pengabdian. Seorang kepala rumah tangga ayah bekerja keras, berangkat pagi pulang malam untuk mencukupi kebutuhan hidup rumah tangganya. Hal tersebut merupakan bentuk pengabdian dan tanggung jawab kepada keluarga. Kisah Siti Nurbaya yang bersedia kawin dengan Datuk Maringgih demi menebus hutang ayahnya. Sikap Siti Nurbaya ini sebagai bentuk pengabdian terhadap keluarga. Kisah lain yang mencerminkan pengabdian kepada keluarga, antara lain: dalam kisah Kabut Sutra Ungu karya Ike Supomo, tokoh Miranti tidak segera kawin karena cintanya pada almarhum suaminya; Kisah cinta Hamid dan Zaenab dalam Di Bawah Lindungan Kabah karya Hamka. 2. Pengabdian kepada masyarakat Manusia sebagai anggota masyarakat tidak dapat hidup tanpa orang lain. Maka sebagai wujud tanggung jawabnya kepada masyarakat, ia harus menampakkan pengabdian dirinya kepada masyarakat. Bentuk pengabdian diri ini dapat diwujudkan melalui partisipasi dalam aktivitas di masyarakat, termasuk di dalamnya menjaga nama baik suatu warga. Suatu kisah yang ditulis Ahmad Tohari dalam Ronggeng Dukuh Paruk tokoh Srintil mengorbankan masa depan dan keperawanannya hanya untuk melestarikan tradisi ronggeng pada peradaban budaya masyarakat waktu itu. Film berjudul Sumpah Pocong, yang dibintangi Rano Karno, mencerminkan bentuk peradaban masyarakat untuk meminta pertanggungan jawab dari warganya yang dianggap menyimpang perilakunya. 3. Pengabdian kepada negara Manusia pada hakekatnya adalah bagian dari suatu bangsa, yang menjadi warga negara suatu pemerintahan negara. Oleh karenanya, sebagai warga negara perlu menunjukkan peran dan pengabdiannya kepada negara di mana pun mereka berada. Pengabdian kepada negara ini merupakan wujud cintanya kepada tanah air. Banyak contoh pengabdian kepada bangsa dan negara yang telah ditunjukkan oleh para pahlawan dan pejuang kenegaraan, seperti Pangeran Diponegoro, Jendral Sudirman, Bung Karno dan Bung Hatta, dan sebagainya. Me-reka berjuang mengabdikan diri demi tegaknya negara Indonesia dari cengkeraman penjajah. Kisah dalam film Perlawanan Sepuluh Nopember, Pangeran Diponegoro, Cut Nya Dien merupakan contoh kisah-kisah yang memperlihatkan pengabdian kepada negara. Dalam karya sastra misalnya: Untung Suropati karya Abdul Muis, tokoh Teto dalam Burung-Burung Manyar karya Romo Mangun, tokoh Basukamo dalam Mahabarata, Kumbakarno dalam Ramayana. 4. Pengabdian kepada Tuhan Manusia ada di dunia tidak dengan sendirinya muncul, melainkan ada yang menciptakan. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Dalam al-Quran, Surat adz Dzari-yat, Ayat 56, disebutkan bahwa manusia dan jin diciptakan oleh Allah tidak lain hanya untuk mengabdi kepada-Nya. Pengabdian kepada Tuhan berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Semua perilaku dan peribadatan manusia hendaknya hanya ditujukan kepada Allah untuk mendapatkan ridho-Nya. Sikap seperti itu merupakan wujud tanggung jawab manusia kepada Tuhan. Implementasi pengabdian kepada Tuhan dapat pula diwujudkan dalam bentuk karya seni, seperti dalam puisinya Amir Hamzah yang berjudul PadaMu jua Novelis Hamka dengan cerita Di Bawah Lindungan Kabah. Dalam dunia perfilman nasional muncul tema-tema Titian Rambut Dibelah Tujuh, Sunan Kalijogo, dan lain-lain.

G. Manusia dan Pandangan Hidup