Implementasi pengabdian kepada Tuhan dapat pula diwujudkan dalam bentuk karya seni, seperti dalam puisinya Amir Hamzah yang berjudul
PadaMu jua Novelis Hamka dengan cerita Di Bawah Lindungan Kabah. Dalam dunia perfilman nasional muncul tema-tema
Titian Rambut Dibelah Tujuh, Sunan Kalijogo, dan lain-lain.
G. Manusia dan Pandangan Hidup
Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap hidup. Cita- cita, kebajikan, dan sikap hidup itu tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Manusia dapat berkembang mencapai kemajuan dalam berbagai bidang ilmu karena terdorong oleh cita-citanya. Dinamika masya-rakat akan
terwujud dengan adanya cita-cita dan pandangan hidup tersebut. Cita-cita dapat berarti angan-angan, keinginan, harapan, dan tujuan. Setiap orang tua
berkeinginan agar anaknya berhasil dikemudian hari. Adapun kadar atau tingkat cita-cita, kebijakan, dan sikap hidup itu berbeda-beda sangat
bergantung pada,tingkat pendidikan, pergaulan, dan lingkungan masing- masing.
Keinginan ada yang baik dan ada yang buruk. Keinginan yang baik bersifat luhur dicapai dengan tidak merugikan orang lain dan juga tidak
merugikan diri sendiri. Keinginan buruk adalah keinginan yang dapat merugikan orang lain sekaligus diri sendiri. Misalnya, orang yang
berkeinginan baik jika ingin kaya tentu dengan jalan bekerja keras, tidak sebaliknya berperilaku buruk mengambil jalan pintas dengan merampok.
Untuk itulah, setiap keinginan dan tujuan harus didasarkan pada suatu kesadaran yang lebih tinggi, yaitu menjadi hamba Allah yang benar-benar
bertaqwa. Dalam al-Quran, Surat al-Hujurat, Ayat 13, difirmankan: ...Sesungguhnya orang yang paling mulia disisi Allah ialah orang-orang
yang paling tagwa... Ada tiga katagori keadaan hati seseorang, yaitu: berhati keras, berhati lunak, berhati lemah. Orang yang berhati keras, tidak berhenti
berusaha sebelum cita-citanya tercapai. la tidak menghiraukan rintangan, tantangan dan segala kesulitan yang dihadapi. Orang yang
demikian, biasanya mencapai hasil yang gemilang dan sukses di dalam hidupnya, misalnya: tokoh-tokoh pemimpin seperti Gajah Mada, Sukarno,
Muh. Hatta, dan sebagainya. Dalam dunia pewayangan dapat dicontohkan tokoh Werkudara yang berusaha mencari air suci meskipun berada di dasar
samodra. Orang yang berhati lunak biasanya dalam mencapai cita-cita dengan menyesuaikan diri pada situasi dan kondisi. Akan tetapi, ia tetap berusaha
mencapai cita-cita tersebut, sehingga meski lambat ia akan berhasil meraih cita-citanya. Misalnya; Hamka dari guru SD merambat menjadi guru besar
Profesor. Orang vang berhati lemah mudah sekali terpengaruh oleh situasi dan
kondisi. Apabila menghadapi kesulitan akan cepat-cepat berganti haluan, berubah keinginannya. Orang yang seperti ini akan mengalami kesulitan
dalam mencapai kesuksesan yang lebih besar.
Cita-cita, keinginan, harapan, banyak menimbulkan daya kreativitas para seniman. Berbagai hasil seni, seperti: drama; novel, musik, film, tari, dan
filsafat yang lahir dari kandungan cita-cita, keinginan, dan harapan.
H. Pandangan Hidup