8
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI KEWIRAUSAHAAN SOSIAL
Meskipun istilah kewirausahaan sosial telah ada dalam literatur sejak 1960-an, pembatasan konseptual tentang kewirausahaan sosial masih menjadi perdebatan. Tabel 2.1
memperlihatkan berbagai definisi tentang kewirausahaan sosial yang dikemukakan oleh para ahli di bidang ini. Definisi ini sebagian besar diambil dari publikasi jurnal akademis.
Tabel 2.1 Berbagai Definisi Kewirausahaan Sosial
Penulis Definisi
Nicholls 2006
Kewirausahaan sosial adalah perpaduan antara manajemen nirlaba dan kewirausahaan komersial, yang digerakan oleh paradigma dan inovasi dari bisnis, kegiatan amal, dan
gerakan sosial.
Spear 2006 Sifat dasar dari kewirausahaan sosial adalah kerjasama.
Chan et al. 2009
Kewirausahaan sosial berkaitan erat dengan pembangunan masyarakat luas dan komunitas bersama untuk kegiatan sosial.
Zahra et al. 2009
Kewirausahaan sosial adalah sebuah model bisnis yang bertujuan menyelesaikan masalah- masalah sosial yang dihadapi oleh pelaku bisnis, pemerintah, dan lembaga swadaya
masyarakat LSM.
Borzaga et al. 2010
Kewirausahaan sosial adalah sebuah model untuk barang-barang setengah public yang diperkenalkan oleh organizasi nirlaba untuk tujuan desentralisasi dan sistem kesejahteraan
sosial.
Hockerts 2010
Kewirausahaan sosial mencakup tiga usaha utama, yaitu pelaku pasar, pengembangan misi dengan hibah dan amal, dan inovasi untuk menyatukan kepentingan pasar dan masyarakat
Defourny dan Kim 2011
Kewirausahaan sosial adalah model partisipasi dinamis antara struktur pemerintahan, kerjasama, dan kepemilikan bersama.
Fagerberg et al. 2011
Kewirausahaan sosial diasosiasikan dengan aktivitas-aktivitas untuk mempromosikan keputusan partisipatif antara pemangku kepentingan utuk mencapai kepentingan umum.
Elson dan Hall 2012
Kewirausahaan sosial erat kaitannya dengan pendapatan dan ukuran usaha, dengan bagian pendapatan dipergunakan untuk meningkatkan kepentingan umum.
Mauksch 2012
Kewirausahaan sosial adalah sebuah cara untuk mencapai tujuan organisasi dan memuaskan ekspektasi konsumen, dengan tidak hanya mempertimbangkan efisiensi biaya.
Sumber: kompilasi dari berbagai sumber.
Nicholls 2006 memusatkan definisi kewirausahaan sosial pada konteks perpaduan antara manajemen organisasi nirlaba dan perusahaan komersial yang dijalankan oleh
pelaku bisnis, pemberi amal, dan penggerak sosial. Sementara, Spear 2006 memfokuskan pada sifat dasar kewirausahaan dalam konteks kerjasama antar pelakunya. Chan et al.
2009 mendefinisikan kewirausahaan sosial dalam sifatnya yang bertujuan untuk pembangunan masyarakat luas dan komunitas bersama.
9
Adanya strategic partnership dalam kewirausahaan sosial dimunculkan oleh Zahra et al. 2009 dengan argumen bahwa terdapat tiga kelompok utama yang malakukan
kolaborasi, yaitu pelaku bisnis, pemerintah, dan lembaga swadaya masyarakat. Pendapat yang sama, meskipun dengan istilah yang berbeda, juga dikemukakan oleh Hockerts
2010 bahwa tiga pelaku utama kewirausahaan sosial adalah pelaku pasar, badan amal, dan innovator. Sebagai perbandingan kontras, Borzaga et al. 2010 memperlihatkan
bahwa pelaku utama dalam kewirausahaan sosial adalah organisasi nirlaba. Partisipasi dinamis dari pelaku kewirausahaan sosial diperlihatkan oleh Defaurny
dan Kim 2011. Dalam kaitannya dengan pencapaian kepentingan umum, Fagerbeert et al. 2011 juga menyarankan adalah keputusan partisipatif dari pemangku kepentingan. Hal
yang berbeda dikemukakan oleh Elson dan Hall 2012 yang lebih memfokuskan argumentasinya pada nilai ekonomis dan menyatakan bahwa kewirausahaan sosial
berkaitan dengan bagian pendapatan yang dipergunakan untuk meningkatkan kesejahteraan umum. Mauksch 2012 berpendapat berbeda dengan berargumen bahwa tidak hanya nilai
ekonomis, seperti efisiensi biaya, yang diperhatikan, tetapi kepuasan sosial lain lebih mendasar.
2.2 STUDI ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN SOSIAL
Studi tentang orientasi kewirausahaan sosial mulai ditemukan di literatur dewasa ini Tabel 2.2. Wu et al. 2008 mengkaji dampak intelektual kapital, termasuk orientasi
kewirausahaan, terhadap inovasi perusahaan dan menemukan bahwa efek moderating dari orientasi kewirausahaan lebih besar daripada variabel intelektual kapital lainnya.
Sementara, Renko et al. 2009 menganalisis pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap inovasi produk dan investasi modal dan menyimpulkan bahwa orientasi kewirausahaan
merupakan faktor penting yang secara positif mempengaruhi inovasi produk dan investasi modal.
Di lain pihak, Bojica et al. 2011 lebih cenderung memfokuskan analisis pada orientasi kewirausahaan sebagai faktor pembeda dalam pengaruh kepemilikan pengetahuan
terhadap kinerja perusahaan, dan memperlihatkan bahwa orientasi kewirausahaan membantu kepemilikan pengetahuan meningkatkan kinerja perusahaan. Parkman et al.
2012 dalam studinya tentang orientasi kewirausahaan menemukan bahwa kesuksesan produk dan keunggulan kompetitif perusahaan sangat ditentukan oleh orientasi
kewirausahaan. Pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap persepsi perselisihan