39
pembelajaran yang adaptif dan inovatif. Mereka sangat tekun dalam usahanya untuk mewujudkan visi tanpa memedulikan terbatasnya lingkungan dan sumber daya pendukung.
Kemampuan dan karakter tersebut, ditambah dengan pemikiran pribadi, keyakinan, serta ideologimerekaakanmenentukan ide dan pendekatan yang akan mereka buat dan gunakan
Dees, 1998. Berikut cuplikan pernyataan Dess terkait kewirausahaan sosial: “… Saya merasa
bahwa kewirausahaan sosial itu adalah sebuah konsep yang sangat menarik karena konsep ini melibatkan banyak disiplin ilmu sehingga saya rasa konsep ini mempunyai sifat
integratif yang mencakup banyak isu-isu teoritis, tapi masih mempunyai inti dasar yang kuat – yaitu tentang bagaimana kita bisa menciptakan nilai untuk organisasi sekaligus juga
kebaikan sosial bagia masyarakat,” kata Dess Universitas Texas, 2012.
b. Jacques Defourny dan Pemikirannya tentang Kewirausahaan Sosial
Jacques Defourny adalah seorang professor di HEC – Sekolah Manajemen dari Universitas Liege. Beliau memulai dan memimpin 2002-2010 EMES European Research Network,
yang telah mengumpulkan 13 pusat penelitian universitas yang meneliti mengenai kewirausahaan sosial dan sektor ketiga di Eropa. Sejak 2013, beliau telah menjadi
koordinator dari program penelitian SOCENT dengan berbagai jalur tematik, yang mana di antaranya terdapat sebuah Model Kewirausahaan Sosial Internasional utama yang
pelaksanaanya dilakukan dengan kerjasama denganEMES European Research Network. Defourny 2001 menunjukkan bahwa telahterjadi sebuah perubahan dari negara
kesejahteraan menuju sebuah campuran kesejahteraan baru di mana otoritas publik, penyedia komersial, dan organisasi sektor ketiga berbagi tanggung jawab atas dasar kriteria
efisiensi dan keadilan. Para wirausahawan bukan hanya pemilik dari perusahaan, tetapi mereka juga
bertanggung jawab untuk 1 memperkenalkan produk baru atau kualitas baru dari sebuah produk, 2 memperkenalkan suatu metode produksi baru, 3 pembukaan dari pasar yang
baru, 4 akuisisi dari sebuah sumber baru untuk memperoleh bahan baku, atau 5 pengaturan ulang dari aktivitas sebuah sektor. Masalah utama dalam sebuah kewirausahaan
sosial terletak pada kombinasi dari praktik ekonomi inovatif yang hanya terdaftar dengan dimensi sosial yang melekat pada konseptualisasi tradisional dari sektor ketiga.
Kewirausahaan sosial tidak bergerak dalam bidang advokasi seperti organisasi non-profit