52
ingin menjadi pemimpin sector yang sukses. Akan tetapi, para mahasiswa MBA yang ingin menggunakan keterampilan dan bakat mereka untuk dampak sosial harus melaksanakan
tugas mereka dengan serius, menyadari adanya tantangan unik, peluang, dan kualitas- kualitas yang berhubungan dengan usaha menciptakan nilai sosial.
The Social Entrepreneurship Concentration ini dirancang untuk melayani para mahasiswa yang bercita-cita untuk menjadi wirausahawan sosial, jajaran eksekutif dalam
organisasi sosial, dermawan, anggota dewan, atau relawan terkemuka di komunitas mereka dan sector sosial. Mata kuliah dalam konsentrasi ini juga akan menarik mahasiswa yang
tertarik untuk mengintegrasikan dampak sosial dalam bisnis dan karir kewirausahaan mereka.
Untuk studi lanjutan, CASE menawarkan mata kuliah kewirausahaan sosial lanjutan dengan cara pengajaran dalam bentuk seminar yang merupakan lanjutan dari
prinsip-prinsip yang telah diajarkan di mata kuliah Social Entrepreneurship, keuangan tradisional, pemasaran dan strategi yang sudah pernah diambil oleh mahasiswa. Kami
menggunakan empat transaksi modal ventura sosial khusus yang terbaru untuk memahami tantangan keuangan dan sosial yang dihadapi oleh wirausahawan yang menggunaan modal
dari sektor swasta, sector public, maupun gabungan dari keduanya. Kami juga membahas strategi, motivasi, pemasaran, pendanaan, dan investasi dan jalan keluar dari modal ventura
sosial melalui sudut pandang para penyandang dana, wirausahawan, dan pegawai. Studi kasus tradisional, materi dari akademisi dan praktisi, draft lembar persetujuan, dan
memorandum internal mempunyai manfaat yang terbatas dalam membantu pengambilan keputusan dalam menentukan apakah seseorang harusmendirikan, berinvestasi, atau
bekerja untuk perusahaan komersial dengan tujuan sosial. Studi tersebut membahas tentang peran dari wirausahawan sosial di masyarakat dan persamaan antara ventura sosial dan
ventura tradisional.
j. Skoll Centre University of Oxford 2003
Misi dari Skoll Centre adalah untuk mendemonstrasikan dan meningkatkan dampak dari aktivitas kewirausahaan yang bertujuan untuk mengubah sistem dan praktik-praktik
ketidakadilan. Skoll Centre berusaha mengembangkan bakat daan potensi kepemimpinan: kami menawarkan program pendidikan berkelas dunia untuk para lulusan yang membekali
mahasiswa dengan visi dan keterampilan yang bisa menyatukan pendekatan berbasis pasar dan inovasi sosial. Skoll Centre juga mendukung penindaklanjutan pengetahuan melalui
53
penelitian: Kami melakukan penelitian dan berkontriusi terhadap teori mengenai kewirausahaan sosial dan pengaplikasian praktikal yang ditujukan untuk menghadapi
tantangan global yang kritis dan juga mengembangkan serta mendukung jaringan akademisi dan praktisi untuk menyebarkan pengetahuan tersebut secara global. Oleh
karena itu, Skoll Centre berusaha untuk memfasilitasi pertemuan komunitas innovator global: kami berusaha menghubungkan wirausahawan sosial dengan para pemimpin serta
pemain kunci dalam bisnis, pemerintahan, dan para dermawan untuk meningkatkan dampak sosial.
4.7 KONSEP KEWIRAUSAHAAN SOSIAL DI JAWA TIMUR
Definisi kewirausahaan sosial telah dimunculkan oleh berbagai ahli, seperti yang diperlihatkan pada Bagian 4.5. Meskipun belum ada konsensus terkait definisi
kewirausahaan sosial, terdapat beberapa kata kunci yang bisa dipergunakan dalam definisi kewirausahaan sosial. Kata-kata kunci tersebut antara lain: kerjasama, komunitas, kegiatan
sosial, penyatuan kepentingan, dan partisipasi. Chen et al. 2009 lebih menyoroti sisi pembangunan komunitas melalui kegiatan
sosial, sementara Zahra et al. 2009 juga menonjolkan permasalahan sosial tetapi lebih berfokus pada model bisnis untuk penyelesaian permasalahan sosial tersebut. Hockerts
2010 menggarisbawahi perlunya partisipasi tiga pelaku, yaitu pelaku pasar, pemberi hibahamal, dan inovasi. Nicholls 2006 juga menyatakan pentingnya inovasi dan
hibahamal tetapi menambahkan perlunya manajemen nir-laba dalam membantu penyelesaian kewirausahaan komersial. Begitu pula, Borzaga et al. 2010 menunjukan
pentingnya organisasi nir-laba dalam konteks barang setengah publik. Inisiatif kewirausahaan sosial di Jawa Timur akan ditampilkan pada Bab 5 tentang
enam studi kasus penting. Dari keenam inisitatif tersebut, dapat disintesiskan konsep kewirausahaan sosial di Jawa Timur. Dengan mengacu pada tiga perspektif utama tentang
kewirausahaan sosial, yang akan didiskusikan pada Bab 5, dapat ditarik kesimpulan bahwa inisiatif kewirausahaan sosial di Jawa Timur mengikuti ketiga perspektif tersebut.
Perspektif pertama yang berasal dari Eropa memperlihatkan bahwa kewirausahaan sosial merupakan transformasi dari koperasi. Perspektif kewirausahaan Eropa ini terdapat pula di
Jawa Timur, pada inisiatif koperasi simpan pinjam dan koperasi usaha. Perspektif kedua yang berasal dari Amerika Serikat menunjukan bahwa kewirausahaan sosial muncul dari
organisasi non-profit dengan tujuan membantu masyarakat dalam aspek tertentu. Perpektif