29
memberikan penjelasan mengenai respon yang berbeda dari perusahaan – perusahaan yang ada untuk setiap peluang atau ancaman bisnis Barreto Patient, 2013.
4.3.2 Dimensi Kognitif
Dimensi kognitif mengacu pada kesadaran kolektif serta identitas dari kelompok yang dapat membawa kepada interaksi yang efektif. Informasi dan sumber daya adalah hal yang
lebih mudah diterima di antara orang dengan identitas kolektif. Dimensi ini dikaitkan dengan kode umum dan bahasa yang muncul dari interaksi sosial berulang yang dapat
menciptakan kepercayaan dan komitmen Alguezaui Fillieri, 2010. Identitas kolektif mungkin dapat datang bersamaan dengan tantangan yang kompleks.
Latar belakang budaya yang beragam di antara tenaga kerja dalam suatu organisasi telah muncul dengan isu yang berkaitan dengan kinerja organisasi. Keanekaragaman
budaya mungkin bisa menjadi lebih relevan untuk meningkatkan kinerja ketika orientasi pembelajaran di antara anggota organisasi sedang terjadi Pieterse, Van Knippenberg,
Van Dierendonck, 2013. Namun, kumpulan dari kognitif dengan pelepasan moral memungkinkan anggota dari sebuah jarigan untuk melakukan tindakan – tindakan, seperti
perusakan sosial dan penghukuman diri sendiri Duffy, Scott, Shaw, Tepper, Aquino, 2012.
Keputusan strategis yang lebih besar memerlukan pencarian yang lebih efektif serta akuisisi pengetahuan, yang melibatkan proses kognitif. Organisasi bisnis mendorong
manajer dan karyawannya untuk mencari pilihan secara insentif Li, Maggiti, Smith, Tesluk, Katila, 2013. Strategis kognitif adalah isu utama bagi perusahaan untuk dapat
tanggap terhadap sesuatu yang menjadi perhatian para pemangku kepentingan yang menyiratkan pada keinginan mereka untuk terus bekerja Bundy, Shropshire, Buchholtz,
2013. Jaringan struktur memberikan informasi alternatif, di mana perusahaan akan menjadi lebih bisa beradaptasi terhadap berbagai scenario yang akan terjadi. Akan tetapi,
hal ini membutuhkan kompleksitas kognitif yang lebih besar. Kompleksitas kognitif berbuhubungan tentang kelengkapan dari sebuah organisasi bisnis di mana pemahaman
atas pengambilan keputusan sangatlah diperlukan Jansen, Curseu, Vermeulenm Geurts, Gibcus, 2011.
30
4.3.3 Dimensi Kepercayaan
Dimensi kepercayaan adalah inti dari modal sosial yang mengaktifkan sebuah tatanan sosial. Dalam konteks organisasi, hubungan pertukaran sosial bergantung pada
kepercayaan antar pribadi yang dapat mengurangi ketidakpastian dalam suatu hubungan, serta dapat meningkatkan kualitas pertukaran sosial. Tingkat kepercayaan yang tinggi
menunjukkan kualitas yang baik dari hubungan pertukaran. Hal ini tersirat pada kemampuan untuk mengakses informasi, dukungan, serta sumber daya Schaubroeck,
Peng, Hannah, 2013. Kepercayaan dapat dibagi menjadi kepercayaan berbasis kognitif dan kepercayaan
berbasis pengaruh. Kepercayaan berbasis kognitif ini mirip dengan kepercayaan berbasis pengetahuan yang mengacu pada kompetensi, keandalan, dan ketergantungan kepada
rekan. Kepercayaan berbasis pengaruh mengacu pada dimensi emosional yang tertanam dalam keyakinan Schaubroeck, Peng, Hannah, 2013. Kedua dimensi ini memainkan
peran penting dalam mengembangkan hubungan pribadi antar pemimpin dan kelompok pekerja.
Sebuah identitas sosial yang umum dapat memperoleh lebih banyak dukungan dan kepercayaan. Dalam konteks komunikasi bisnis, identitas sosial yang dirasakan mungkin
berasal dari sinkronisasi gaya komunikasi, seperti sikap, suara, dan postur. Oleh karena gaya bahasa dapat berfungsi sebagai informasi deskriptif yang menentukan proses
pengambilan keputusan, perusahaan perlu mempertimbangkan pesan yang disesuaikan untuk menangani risiko bias yang timbul dari pengantar pesan Ludwig, Ruyter, Friedman,
Brüggen, Wetzels, Pfann, 2013. Perkembangan modal sosial meliputi tingkat kepercayaan yang tinggi, yang
menujuk pada reputasi dari suatu organisasi. Dalam konteks jaringan antar organisasi, kepercayaan memerankan peran penting bagi perusahaan untuk memiliih rekan yang dapat
menyediakan sumber daya dan membagikan pengetahuannya. Reputasi menjadi kategori awal bagi perusahaan untuk masuk ke dalam persekutuan dengan mengurangi
ketidakpastian yang ada Milanov Shepherd, 2013. Kepercayaan dapat terjadi secara indenpenden dan dapat disebabkan oleh angan –
angan, preferensi pribadi, atau pendapat pribadi. Hubungan berbasis kepercayaan berlaku ketika anggota menganggap anggota lainnya memiliki resiko yang masih dapat diterima
Oldroyd Morris, 2012. Perkembangan model sosial membutuhkan kepercayaan dari para pemangku kepentingan yang bergantung pada kontrak sosial yang tidak tertulis.