Dimensi Kepercayaan MODAL SOSIAL DALAM KEWIRAUSAHAAN

31 Namun, ada risiko penerimaan dalam proses pengambilan keputusan yang dapat memberikan dampak negatif dari suatu organisasi bisnis, terutama ketika tenaga kerja menjadi lebih beragam. Tampaknya tenaga kerja menjadi lebih beragam. Meningkatnya tingkat keragaman di tempat kerja dapat mengurangi keinginan untuk saling berbagi informasi. Perspektif yang beragam ini dapat membawa kecenderungan untuk melihat sesuati sebagai sumber yang kurang dapat dipercaya. Ini menyiratkan kepada kurangnya perhatian dalam berbagai sudut pandang Pieterse, Van Knippenberg, Van Dierendonck, 2013.

4.4 BERBAGAI RERANGKA TEORITIS KEWIRAUSAHAAN SOSIAL

Terdapat dua rerangka teoritis utama yang mendasari kewirausahaan sosial, yaitu teori kontigensi dan teori berbasis sumber daya. Kedua rerangka teori utama ini disintesiskan secara singkat di bawah ini.

4.4.1 Rerangka Teori Kontigensi

Teori kontigensi memandang bahwa lingkungan eksternal adalah penentu utama kinerja perusahaan. Sebagai sebuah organisasi, perusahaan menerima hal ini sebagai pengaruh dari lingkunan bisnis. Secara spesifik, teori ini meletakkan penekanan pada pertanyaan tentang variabel kontigensi yang mana yang akan memberikan pengaruh pada kinerja perusahaan. Hal ini berbicara mengenai bagaimana perusahaan menyelaraskan kinerja yang mereka harapkan baik dari sisi lingkungan bisnis internal dan eksternal Homburg, Artz, Wieseke, 2012. Oleh karena itu, perusahaan perlu untuk tidak hanya mengembangkan sumber daya mereka, tetapi juga meningkatkan kemampuan mereka untuk menangani turbulensi lingkungan. Teori ini menunjukkan bahwa perusaaan dapat memperoleh pengetahuan melalui penilaian terhadap lingkungan bisnis mereka dan pengaturan strategi yang sesuai dengan tingkat turbulensi lingkungan Johannesson Palona, 2010. Perusahaan dianggap sebagai solusi ketika berhadapan dengan lingkungan bisnis, seperti pilihan domain pasar produk untuk mengatasi masalah kewirausahaan, pilihan inovasi untuk mengatasi masalah teknik, dan mengurangi ketidakpastian dalam mengatasi masalah administrasi Puranam, Alexy, Reitzig, 2014. Hal itu melibatkan integrasi dari seluruh aspek perusahaan dengan 32 lingkungan bisnis. Hal tersebut menunjukkan kemampuan dinamis, yang setara dengan turbulensi lingkungan Schilke, 2014. Teori ini muncul untuk membahas teori manajemen klasik yang mengabaikan teori kontigensi. Diakui bahwa Max Weber dengan teori birokasinya, serta Frederic Taylor dengan teori manajemen ilmiahnya terlalu menaruh perhatian kepada bagian internal organisasi Pheng Shang, 2011. Teori kontigensi menganggap bahwa birokrasi sebagai “kandang besi” karena teori ini terlalu memaksakan masalah efisiensi dengan beberapa analisis yang ambivalen, seperti spesialisasi, aturan formal, prosedur, dan penilaian kinerja ilmiah Bell Marting, 2012. Oleh karena itu, teori kontigensi menentukan perilaku baru perusahaan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan perusahan tersebut. Sengketa atas kunci dari teori kontigensi bertujuan untuk mengekspolasi dampak dari turbulensi lingkungan. Hal ini menjelaskan hubungan antara kemampuan dinamis dan keunggulan kompetitif dalam berbagai tingkat turbulensi lingkungan Schilke, 2014. Teori kontigensi memandang turbulensi lingkungan menetang adaptasi organisasi yang terletak pada rutinitas orgnisasi dan konteks pada bagaimana perusahaan menggunakan sumber dayanya Schilke, 2014. Sebagai respon dari turbulensi lingkungan, perusahaan cenderung menghemat biaya pengeluaran. Baik aset dan penghematan biaya diakui sebagai strategi umum dalam penghematan pengeluaran Lim, Celly, Morse, 2013. Turbulensi lingkungan mengacu pada berbagai peraturan lingkungan yang dinamis. Teknologi, preferensi produk, dan intensitas persaingan dianggap sebagai variabel kontigensi utama tentang dinamisme, persaingan, dan aspek heterogenitas yang bisa berubah menjadi tingginya tingkat ketidakpastian Zhang Duan, 2010. Oleh karena itu, penelitian ini meletakkan penekanan pada teknologi, persaingan, dan turbulensi pasar.

4.4.2 Rerangka Teori Berbasis Sumber Daya

Teori berbasis sumber daya menggaris bawahi kondisi di mana perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang lebih dengan keuntungan kompetitif berkelanjutan. Teori ini menganggap bahwa kinerja yang baik didorong oleh dua konsep utama, yaitu sumber daya dan kemampuan. Sumber daya digunakan secara serentak oleh pengusaha dalam proses pembangunan suatu organisasi bisnis. Sumber daya menunjukkan keseluruhan aset, yang terbagi dalam dua kategori yaitu: aset berwujud dan tidak berwujud. Aset berwujud adalah aset yang memiliki bentuk fisik, meliputi mesin, gedung, serta persediaan. Aset tidak