3.7.2. Proses Penentuan Kadar Kemurnian Lignin
0 , 5 g Lignin Isolat Dilarutkan dengan 15 ml H
2
SO
4
72 Diaduk selama 2 - 3 Menit
Didiamkan selama 2 Jam HasilReaksi
Diencerkan dengan 400 Ml Aquadest Direfluks selama 4 Jam
Endapan Lignin Disaring
Dicuci dengan aquadest hingga bebas asam Dikeringkan dalam Oven T = 105
o
C , t = 4 jam Lignin Murni
Universitas Sumatera Utara
3.7.3. Proses Penentuan Bilangan Hidroksi Pada Lignin
Ditambahkan 5 gram Lignin Isolat
Dikocok hingga sampel larut Diletakkan dalam penangas
minyak T = 98°C, t = 1 jam Dikeluarkan dari penangas dan
didinginkan hingga suhu kamar
Dibilas pada dinding flask dengan 10-15 mL aquadest
Ditambahkan 2-3 tetes larutan indikator PP
Dititrasi dengan NaOH 2N Dicatat volume NaOH yang
terpakai Diletakkan dalam penangas
minyak T = 98°C, t = 1 jam Dikeluarkan dari penangas dan
didinginkan hingga suhu kamar Dibilas pada dinding flask
dengan 10-15 mL aquadest Ditambahkan 2-3 tetes larutan
indikator PP Dititrasi dengan NaOH 2N
Dicatat volume NaOH yang terpakai
20 mL Reagen Asetilasi
Botol 1 Botol 2
Hasil Hasil
Dimasukkan ke dalam botol
Universitas Sumatera Utara
3.7.4. Proses Pembuatan Poliuretan
Dilarutkan dengan THF sampai semua lignin isolat larut
Dimasukkan ke dalam labu alas leher tiga Diaduk selama 15 menit pada suhu 40
o
C
Dikeringkan 1 mol lignin isolat
2 mol Toluena diisosianat
TDI
Larutan Poliuretan dalam THF
Poliuretan Larutan lignin
FTIR
Universitas Sumatera Utara
3.7.5. Proses Pembuatan Plafon Gipsum
Ditambahkan 15 ml air Diaduk sampai homogen
Dimasukkan ke dalam cetakan Dicetak tekan dengan alat Hot
Compressor selama 30 menit pada suhu 70
o
C
Dikondisikan pada suhu kamar selama 7 hari
Dikarakterisasi Tepung gipsum : jerami padi dengan variasi
perbandingan bb 90:10 ; 80:20 ; 70:30 ; 60:40 ; dan 50:50, ditambahkan 25 gram larutan poliuretan
dalam THF dan diaduk sampai homogen
Campuran
Hasil
MOR dan MOE
Impak Kerapatan
Kadar air dan Daya
serap air TGA
SEM Koefisien
serap bunyi
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Isolasi Lignin dari Kayu Gergajian
Kayu gergajian hasil industri pengolahan kayu di Medan Tembung yang digunakan dalam penelitian ini memiliki ciri umum yaitu : kayu kerasnya berwarna kuning
kecoklatan, kekerasan kayunya agak keras dan berat, dengan serat sedikit bergelombang serta mempunyai struktur kasar sampai halus. Kayu gergajiantersebut
sebelum dilakukan isolasi dengan menggunakan metoda klason SNI 0492 : 2008 terlebih dahulu dibubukkan dengan ukuran 80 mesh.
4.2. Rendemen Lignin Isolat dan Kadar Lignin Murni
Dalam penelitian ini, serbuk kayu gergajian hasil industri pengolahan kayu di Medan Tembung diekstraksi dan diisolasi menggunakan metoda klason sehingga diperoleh
rendemen lignin isolat sebagai sumber poliol sebanyak 23,84 sedangkan berdasarkan analisa komponen kayu softwood dan hardwood memiliki rendemen
sekitar 16 - 31 . Menurut Wijaya 2009 , perbedaan rendemen lignin isolat ini dapat disebabkan oleh perbedaan penggunaan bahan baku, jenis larutan dan proses
pemisahan. Selain itu dapat juga disebabkan adanya sebagian lignin terlarut dalam pelarut H
2
SO
4
Dari hasil isolasi lignin tersebut akan diperoleh kadar lignin murni sebesar 86. Hasil isolasi ini dipengaruhi oleh adanya lignin yang terlarut oleh H
72 . Pemisahan lignin dari komponen selulosa, hemiselulosa, serta senyawa organik lainnya berlangsung selama 45 menit, karena pemisahan yang lama
akan mengakibatkan lignin menjadi hitam teroksidasi, sehingga tidak dapat dibedakan antara lignin dan komponen yang terkandung dalam serbuk kayu gergajian
selama proses isolasi berlangsung.
2
SO
4
72 selama proses isolasi berlangsung. Sekitar 10-20 lignin kayu gergajian akan terlarut
karena terjadinya perubahan struktur akibat kondensasi lignin dengan asam. Dengan
Universitas Sumatera Utara