demikian sukar untuk memperoleh kadar kemurnian lignin dalam jumlah yang tinggi dari isolasi serbuk kayu gergajian.
4.3. Analisa Bilangan Hidroksi Pada Lignin
Analisa lain yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu analisis bilangan hidroksi pada lignin. Analisa ini dilakukan untuk menghitung jumlah OH dari suatu resin poliol
dalam sampel lignin isolat yang telah diisolasi sebelumnya. Adapun hasil dari analisa bilangan hidroksi yang didapat tersebut adalah sebesar 560 mmolg.
4.4. Sintesis Perekat Poliuretan
Sintesis poliuretan dalam penelitian ini dilakukan dengan mereaksikan lignin sebagai sumber poliol dan direaksikan dengan Toluena Diisosianat TDI. Poliuretan terbentuk
melalui proses reaksi kondensasi transfer hidrogen tanpa proses eliminasi. Dalam sintesis ini perbandingan NCOOH yang digunakan yaitu 2 : 1, yang berarti NCO yang
berasal dari TDI yang digunakan berlebih. Reaksi pembentukan poliuretan dapat dilihat pada Gambar 4.1. Poliuretan yang terbentuk dikarakterisasi dengan analisa
gugus fungsi menggunakan Fourier Transform Infrared Spectroscopy FTIR. Spektrum FTIR perekat poliuretan dapat dilihat pada Gambar 4.2 dan bilangan
gelombang FTIR perekat poliuretan dapat dilihat pada Tabel 4.1. Identifikasi gugus fungsi dari lignin dan toluena diisosianat TDI yang
digunakan pada penelitian ini terlihat pada Gambar 4.2. Untuk lignin diidentifikasi dengan adanya serapan regangan gugus OH pada bilangan gelombang 3439.97 cm
-1
. Serapan pada bilangan gelombang 2975.51 cm
-1
menunjukkan adanya vibrasi regangan asimetris dari ikatan C-H. Vibrasi regangan simetris –CH
3
pada bilangan gelombang 2868,88 cm
-1
, kemudian pada bilangan gelombang 1647.56 cm
-1
menunjukkan adanya serapan gugus C=C, serapan pada bilangan gelombang 1460.41 cm
-1
dan serapan C-O eter alifatis ditunjukkan pada bilangan gelombang 1059.46 cm
-1
.
Universitas Sumatera Utara
Reaksi Umum
R
1
N C
O
+ R
2
O H
R
1
N H
C O
R
2
O
Isosianat Poliol
Poliuretan
CH
3
N
N C
O
+
Toluena Diisosianat
C O
OH
Monomer Lignin
OCH
3
CH CH
CH
2
OH
CH
3
N
HN C
H
O O
CH CH
CH
2
O
C O
O C
O N
H H
3
CO
Poliuretan
Gugus Uretan
Gambar 4.1 Reaksi Sintesis Poliuretan
Universitas Sumatera Utara
4000 3500
3000 2500
2000 1500
1000 500
T
1076.80 C-O
1220.38 C-N
1511.59 C=C
1713.14 C=O
2270.77 -N=C=O
2971.30 regangan -CH
3
2971.30 C-H aromatik
3299.92 N-H
784.35 C-H aromatik
1072.90 C-N
1576.72 C-C
2254.65 -N=C=O
2924.75 regangan -CH
3
1059.46 C-O
1460.41 C-H
1647.56 C=C
2868,88 regangan -CH
3
2975.51 -CH aromatik
3439.97 -OH
Bilangan Gelombang cm
-1
Lignin Toluena Diisosianat
Poliuretan
Gambar 4.2 Spektrum FTIR Lignin, TDI dan Poliuretan
Sedangkan untuk toluena diisosianat diidentifikasi dengan adanya serapan gugus isosianat –N=C=O pada bilangan gelombang 2222.15 cm
-1
; 2249.48 cm
-1
; 2254.65 cm
-1
; 2239 cm
-1
dan 2234.02 cm
-1
. Kemudian pada bilangan gelombang 2924.75 cm
-1
menunjukkan adanya vibrasi regangan asimetris ikatan C-H, serapan senyawa aromatik C-H pada bilangan gelombang 702.59 cm
-1
; 784.35 cm
-1
; 814.31 cm
-1
, dan 868.57 cm
-1
. Serapan alifatis amina C-N pada bilangan gelombang 1072.90 cm
-1
dan adanya C-C konyugasi pada bilangan gelombang 1615.77 cm
-1
; 1524.41 cm
- 1
; 1576.72 cm
-1
Hasil karakterisasi terhadap perekat poliuretan hasil sintesis dengan teknik spektroskopi-FTIR dapat ditunjukkan dalam Tabel 4.1 yang menunjukan pita serapan
pada daerah yang karakteristik untuk poliuretan. Spektrum FTIR yang diperoleh .
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan adanya pergeseran pita serapan setelah lignin direaksikan dengan toluena diisosianat, dimana pada bilangan gelombang 3299.92 cm
-1
menunjukkan adanya gugus N-H yaitu amina sekunder yang mengindikasikan adanya ikatan uretan
yang dapat menghubungkan oligomer-oligomer sehingga terbentuk poliuretan. Pada bilangan gelombang 2971.30 cm
-1
menunjukkan adanya gugus C-H aromatik, dan pada bilangan gelombang 2867.54 cm
-1
menunjukkan adanya regangan gugus C-H alkana. Kemudian terdapat serapan khas pada bilangan gelombang 1713.14 cm
-1
yang menunjukkan adanya gugus C=O uretan. Pada bilangan gelombang 1511.59 cm
-1
, 1542.59 cm
-1
, dan 1593.70 cm
-1
terdapat serapan gugus C=C aromatik. Serapan C-N amina terdapat pada bilanghan gelombang 1220.38 cm
-1
dan serapan C-O eter alifatik terdapat pada bilangan gelombang 1076.80 cm
-1
Tabel 4.1 Pita serapan spektrum IR perekat poliuretan
.
Bilangan gelombang cm
-1
Gugus Fungsi
3299.92 cm N-H terikat
-1
2971.30 cm C-H aromatik
-1
2867.54 cm 2270.77 cm
-1
C-H alkana
-1
N=C=O
1713.14 cm 1511.59 cm
-1 -1
, 1542.59 cm
-1
dan 1593.70 cm ,
1220.38 cm
-1
1076.80 cm
-1 -1
C=O uretan
. C=C aromatik
C-N amina
C-O eter alifatik
Berdasarkan spektrum FTIR poliuretan menunjukkan masih terdapat serapan gugus isosianat -N=C=O setelah polimerisasi pada bilangan gelombang 2270.77 cm
- 1
. Hal ini disebabkan karena TDI yang dipakai dalam reaksi untuk membentuk poliuretan digunakan yaitu 2:1 terhadap lignin, sehingga setelah polimerisasi masih
terdapat serapan -N=C=O dari isosianat.
Universitas Sumatera Utara
4.5. Kerakterisasi Plafon Gipsum 4.5.1. Kerapatan