koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.
2. Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah
atau Lower Bound I DL, maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol, berarti ada autokorelasi positif.
3. Bila nilai DW lebih besar dari pada 4-DL, maka
koefisien autokolerasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negative.
4. Bila nilai DW terletak di antara batas atas DU dan
batas bawah DL, atau DW terletak antara 4-DU dan 4-DL, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan
Ghozali,2001
3.8 ` Pengujian Hipotesis Penelitian
Dalam menentukan hubungan yang berlaku antara komponen laporan laba rugi dan komponen arus kas terhadap return saham pada perusahaan manufaktur
sektor industry barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka digunakan analisis statistik.
3.8.1 Model Regresi Linear Berganda
Penelitian mengenai pengaruh komponen laporan laba rugi dan komponen arus kas dalam mempengaruhi return saham dilakukan dengan
menggunakan model regresi linear berganda. Model regresi linear berganda adalah model regresi yang memeiliki lebih dari satu variabel
Universitas Sumatera Utara
independen. Analisis dengan model regresi linear berganda ini dapat digunakan untuk mengetahui arah hubungan antar variabel independen
dengan variabel dependen, apakah variabel independen berhubungan positif atau negatif dengan variabel dependen dan untuk memprediksi nilai
dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.
Model ini juga diharapkan dapat menjelaskan besarnya pengaruh dari enam variabel independen atau variabel bebas. Yaitu laba kotor, laba
operasional, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan terhadap satu variabel
dependen atau variabel terikat, yaitu return saham. Model regresi linear berganda dapat dinyatakan dalam persamaan:
R
t
= α + β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ β
4
X
4
+ e Keterangan:
R
t
= Return Saham α = konstanta
β
1,
β
2,
β
3,
β
4
= koefisien regresi variabel LK, LB, AKO, AKI X
1
= Laba Bersihper saham X
2
= Laba Kotor per saham X
3
= Arus Kas dari Aktivitas Operasi per saham X
4
= Arus Kas dari Aktivitas Investasi per saham e
= Residual error
Universitas Sumatera Utara
3.8.2 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi R
2
pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen Imam
Ghozali,2006 dalam Wenny Wijayanti, 2012. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Oleh karena itu variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu. Maka nilai koefisien determinasinya dilihat pada adjusted R square. Nilai adjusted R Square
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai adjusted R
square yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi dependen. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah
bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R
2
pasti akan meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R square pada saat
mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R
2
, nilai adjusted R square dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan
ke dalam model,
Universitas Sumatera Utara
3.8.3 Uji Serempak F-Test