Proses Sosialisasi Pajak Hotel di Kabupaten Samosir

persen Pajak Hotel masing-masing. Kan beda-beda tuh berapa persen pajaknya. Sesuai kelas dan jumlah kamar penginapan sebagaimana yang telah ditentukan 14 Juni 2014.” Dari hasil wawancara di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa penginapan- penginapan di Kabupaten Samosir dapat tetap bertahan karena memang keadaan pariwisata di kabupaten ini masih relatif baik, hingga mencapai angka 141.000 pertahunnya. Dan dari jumlah itu banyak yang memanfaatkan hotel sebagai bagian dari kegiatan wisatanya. Sehingga, para pengusaha hotel memenuhi wajib pajak hotelnya yang jumlahnya sesuai ddengan bill atau kwitansi pertinggal dan database yang mereka miliki, yang secara rutin dipungut oleh petugas pemungutan DISPENKA Kabupaten Samosir bidang pendapatan.

V.2.2.2 Proses Sosialisasi Pajak Hotel di Kabupaten Samosir

Sosialisasi merupakan suatu bentuk kegiatan untuk memperkenalkan dan menyadarkan mengenai tanggung jawab dan kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi kepada para wajib pajak, di mana yang dimaksud dalam penelitian ini adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan hotel pengusaha hotel. Untuk mengetahui bagaiman proses sosialisasi yang diberikan tentang ajak hotel di Kabupaten Samosir, maka peneliti melakukan wawancara kepada Kadis Pariwisata, Seni, dan Budaya Kabupaten Samosir yaitu Bapak Ombang Siboro, pada Rabu, 28 Mei 2014 sekitar pukul 14.00 WIB, dimana peneliti mengajukan pertanyaan,” Pung, Bagaimana proses sosialisasi pajak hotel di Samosir ini? Apakah Dinas Pariwisata ada mengambil peran?” Dan beliau menjawab: “ Tentu saja kami berperan. Kalau saya sih bilang pemungutan pajak hotel di sini, khususnya mengenai prosesnya belum efektif karena kurangnya SDM yang kompeten dalam bidang ini. Buktinya, proses sosialisasinya pajak dan retribusi ini saja masih kami yang melakukan, bukan DISPENKA.” Dan pada Jumat, 30 Mei 2014 sekitar pukul 11.00 WIB peneliti juga mengajukan pertanyaan serupa kepada Bapak Drs. Kamintar Sinaga selaku Sekretaris Dinas Pendapatan, Keuangan, dan Asset Daerah Kabupaten Samosir menggantikan Pak Kadis DISPENKA karena pada waktu tersebut Beliau sedang melakukan tugas di luar. Dan beliau menjawab: “ DISPENKA urusan fiskus melakukan sosialisasi tentang pajak hotel ini bersama dengan Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya. Kan tidak ada salahnya untuk melakukan tugas kita bekerja sama dengan pihak-pihak yang dapat membantu, dan untuk masalah pajak dan retribusi kebetulan Dinas Pariwisata cocok kan jangkauannya ini bagian mereka. Biar lebih mudah dan cepat. Kalau masalah waktunya, biasanya kami sama-sama diskusikan.” Pertanyaan yang sama kepada Kak Basarya ER. Naibaho, Amd pada Sabtu, 14 Juni 2014, dan Beliau menjawab: “ proses sosialisasi memang kami bekerja sama dengan Dinas Pariwisata, Asset, dan Budaya, karena mereka kan lebih tau perkembangan area-area pariwisata yang yang menjadi bagian besar dari si subyek wajib pajak dan restribusi daerah itu. Jadi biasanya dalam periode waktu tertentu yang telah mereka rancang untuk meninjau semua area wisata, sekalian mereka mensosialisasikannya ke sana langsung.” Dari wawancara tentang sosialisasi pajak hotel yang telah dilakukan dengan ketiga narasumber, maka peneliti dapat menyimpulkan sosialisasi tentang wajib pajak hotel dilakukan oleh petugas fiskus DISPENKA Kabupaten Samosir dengan bekerja sama dengan Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya Kabupaten Samosir dengan periode yang telah kedua dinas tersebut tetapkan bersama.

V.2.2.3 Pemungutan Pajak Hotel di Kabupaten Samosir