Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah yang diambil penulis pada penelitian ini adalah
“Seberapa efektif pengaruh pemungutan Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah PAD di Kabupaten Samosir 2009-2013?”
I.3Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah pasti didasari tujuan yang hendak dicapai. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut : 1.Untuk mengetahui berapa jumlah penerimaan Pajak Hotel yang dapat
diperoleh Dinas Pendapatan Kabupaten Samosir tiap tahunnya . 2.Untuk mengetahui seberapa efektifkah Pajak Hotel yang didapat Kabupaten
Samosir dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD pada tahun 2009-2013.
I.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi penulis maupun pihak lain berupa :
1.Secara teoritis a.Menambah wawasan keilmuan bagi mahasiswa dan pemerhati masalah
Pendapatan Asli Daerah PAD khususnya tentang Pajak Hotel. b.Memperoleh pengetahuan tentang potensi Pajak Hotel, serta berbagai hal
tentang Pajak Hotel di Kabupaten Samosir.
Sebagai bahan masukan kepada Dinas Pendapatan Kabupaten Samosirmengenai pengaruh pemungutan Pajak Hotel terhadap
peningkatan pendapatan asli daerah. 3.Manfaat Secara Akademis
Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi Strata-1 di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sumatera Utara.
TINJAUAN PUSTAKA
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai
fenomena dengan menemukan hubungan antarvariabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah.
Kerangka teori merupakan sebagian konsep, definisi, dan kontruksi definisi yang menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan merumuskan
konsep. Kerangka teori merupakan landasan pemikiran untuk melaksanakan penelitian dan teori digunakan untuk menjelaskan fenomena sosial yang menjadi
objek penelitian Singarimbun, 2006:73. Adapun kerangka teori yang menjadi tinjauan pustaka dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
II.1 Efektivitas II.1.1 Pengertian Efektivitas
Efektivitas merupakan unsur pokok aktivitas untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan kata lain, sesuatu
dapat dikatakan efektif apabila tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya tercapai.
Efektivitas adalah tercapainya sasaran yang telah disepakati Bernard, 1992:207.
organisasi dalam usaha mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Pendapat ini ditegaskan oleh pernyataan Steers 1980 yaitu, efektivitas
adalah tujuan akhir dari suatu organisasi. Organisasi-organisasi yang rasional akan mengarahkan segala tindakannya untuk mencapai tujuan
yang diinginkan dan ditetapkan oleh organisasi. Berdasarkan pengertian di atas, maka suatu program akan dikatakan
efektif apabila suatu tujuan dan sasaran program tercapai tepat pada waktunya.
Adapun unsur-unsur penting dalam efektivtas adalah: 1.Pecapaian tujuan
Dilihat dari aspek keberhasilan pencapaian tujuan, maka efektivitas berfokus pada tingkat pencapaian terhadap tujuan atau sasaran yang
telah ditetapkan sebelumnya. Tingkat pelayanan dan derajat kepuasan masyarakat merupakan salah satu ukuran efektivitas tanpa
mempertimbangkan berapa biaya, tenaga, dan waktu yang digunakan dalam memberikan pelayanan, tetapi lebih menitikberatkan kepada
tercapainya tujuan organisasi pelayanan publik. 2.Ketepatan waktu
Bila ditinjau dari aspek ketepatan waktu, maka efektivitas adalah tercapainya berbagai sasaran yang telah ditentukan tepat pada
waktunya dengan mengalokasikan sumberpsumber tertentu Siagian, 1992.
3.Manfaat
mencapai suatu keuntungan dalam organisasi dengan segala cara. Dengan demikian, suatu kegiatan dikatakan efektif apabila kegiatan
tersebut memberi manfaat bagi organisasi dan masyarakat sesuai dengan kebutuhannya
4.Hasil Efektivitas sebagai sesuatu yang berhasil guna yaitu pelayanan baik
atau mutu dan kegunaannya benar-benar sesuai dengan kebutuhan. Dengan kata lain, kegiatan sesorang atau organisasi dikatakan efektif
jika aktivitas atau perbuatan tersebut memberi akibat sebagaimana yang dikehendaki atau direnanakan.
II.1.2 Pendekatan terhadap Efektivitas
Pendekatan efektivitas dilakukan dengan acuan berbagai bagian yang berbeda dari lembaga, dimana lembaga mendapatkan masukan input
berupa berbagai macam sumber dari lingkungannya. Kegiatan dan proses internal yang terjadi dalam lembaga mengubah input menjadi output atau
program yang kemudian dilemparkan kembali pada lingkungannya. Adapun pendekatan terhadap efektivitas adalah Putra,2001 :
1.Pendekatan sasaran Goal Approach Melalui pendekatan ini mencoba mengukur sejauh mana keberhasilan
suatu lembaga merealisasikan sasaran yang hendak dicapai. Pendekatan sasaran dalm pengukuran efektivitas dimulai dengan
organisasi dalam mencapai sasaran yang hendak dicapai. 2.Pendekatan sumber System Resource Approach
Pendekatan sumber mengukur efektivitas melalui keberhasilan suatu lembaga dalam mendapatkan berbagai macam sumber yang
dibutuhkannya. Suatu lembaga harus dapat memperoleh berbagai macam sumber dan juga memelihara keadaaan dan sistem agar dapat
menjadi efektif. Pendekatan sumber didasarkan pada teori mengenai keterbukaan sistem suatu lembaga terhadap lingkungannya, karena
lembaga memiliki hubungan yang merata dalam lingkungannya, dimana dari lingkungan diperoleh sumber-sumber yang terdapat pada
lingkungan seringkali bersifat langka dan bernilai tinggi. 3.Pendekatan proses Internal Process Approach
Pendekatan proses menganggap sebagai efisiensi dan kondisi kesehatan dari suatu lembaga internal. Pada lembaga yang efektif,
proses internal berjalan dengan lancar, dimana kegiatan bagian-bagian yang ada berjalan secara terkoordinasi. Pendekatan ini tidak
memperhatikan lingkungan melainkan memusatkan perhatian pada kegiatan yang dilakukan terhadap sumber-sumber yang dimiliki
lembaga, yang menggambarkan tingkat efisiensi serta kesehatan lembaga.
4.Pendekatan integratif Integrative Approach Pendekatan ini merupakan gabungan ketiga pendekatan di atas yang
muncul sebagai akibat adanya kelemahan dan kelebihan masing- masing pendekatan.
Dalam Danim 2004, David Krech, Ricarh S. Cruthfied, dan Egerton L. Ballachey menyebut adanya ukuran efektivitas yang merupakan suatu
tolak ukur akan terpenuhinya sasaran dan tujuan yang hendak dicapai. Dan juga ukuran efektivitas menunjukkan pada tingkat sejauh mana organisasi
melaksanakan fungsi-fungsinya secara optimal. Adapun ukuran efektivitas yaikni sebagai berikut:
1.Jumlah hasil yang dapat dikeluarkan, artinya hasil tersebut berupa kuantitas atau bentuk fisik dari organisasi, program, atau kegiatan.
Hasil dapat dilihat dari perbandingan ratio antara masukan input dengan keluaran input.
2.Tingkat kepuasan yang diperoleh, artinya ukuran dalam efektivitas ini dapat kuantitatif berdasarkan pada jumlah atau banyaknya dan dapat
kualitatif berdasarkan pada mutu. 3.Produk kreatif, artinya penciptaan korelasinya kondisi yang kondusif
dengan dunia kerja, yang nantinya dapat menumbuhkan kreatifitas dan kemampuan.
4.Intensitas yang akan dicapai yang berarti memiliki ketaatan yang tinggi dalam suatu tingkatan intens, dimana adanya rasa saling memiliki
dengan kadar yang tinggi. Menurut CambellJ.P 1989:21, efektivitas dapat diartikan sebagai
tingkatan kemampuan suatu lembaga atau organisasi untuk dapat melaksanakan semua tugas-tugas pokoknya atau mencapai sasaran yang
telah ditetapkan sebelumnya. Pengukuran efektivitas secara umum dan yang paling menonjol adalah :
2.Keberhasilan sasaran 3.Kepuasan terhadap program
4.Tingkat input dan output 5.Pencapaian tujuan menyeluruh
II.1.4 Masalah dalam Pengukuran Efektivitas
Efektivitas selalu diukur berdasarkan prestasi, produktivitas, dan laba. Ada beberapa rancangan yang memandang konsep ini dalam kerangka
kerja satu dimensi, yang memusatkan perhatian hanya kepada satu kriteria evaluasi contoh: produktivitas.
Mengingat keanekaragaman pendapat mengenai sifat dan komposisi dari efektivitas, maka wajar jika ditemukan sekian banyak pertentangan
pendapat sehubungan menetukan indikator efektivitas, sehingga sedikit sulit bagaimana cara mengevaluasi tentang efektivitas.
Pengukuran efektivitas dengan menggunakan sasaran yang sebenarnya dan memberikan hasil daripada pengukuran efektivitas berdasarkan sasarn
resmi dengan memperhatikan masalh yang ditimbulkan beberapa hal berikut :
1.Adanya macam-macam output Bermacam-macam
output yang dihasilkan menyebabkan
pengukuran efektivitas dengan pendekatan sasaran menjadi sulit dilakukan, dan akan semakin sulit jika ada sasaran yang saling
bertentangan dengan sasaran lainnya.
indikator atau efektivitasnya yang tinggi pada suatu sasaran yang seringkali disertai dengan efektivitas yang rendah pada sasaran yang
lainnya. Oleh karena itu, maka pengukuran efektivitas harus dilakukan dengan memperhatikan bermacam-macam secara simultan.
Hal lain yang sering dipermasalahkan adalah frekuensi penggunaan kriteria dalam pengukuran efektivitas seperti yang dikemukakan oleh
R.M Steers 1985:546 yaitu bahwa ukuran dan penggunaan hal-hal tersebut dalam pengukuran efektivitas adalah :
a.Adaptabilitas dan fleksibilitas b.Produktivitas
c.Keberhasilan d.Keterbukaan dalam berkomunikasi
e.Keberhasilan pencapaian program f.Pengembangan program
2.Subjektivitas dalam adanya penelitian Mengukur efektivitas dengan menggunakan pendekatan sasaran
seringkali mengalami hambatan, karena sulitnya mengidentifikasi sasaran yang sebenarnya dan juga karena kesulitan dalam pengukuran
keberhasilan dalam mencapai sasaran. G.W England mengatakan bahwa perlu masuk ke dalam suatu
lembaga untuk mempelajari sasaran yang sebenarnya karena informasi yang diperoleh hanya dari dalam suatu lembaga untuk melihat program
subjektivitas. Hal ini didukung oleh pendapat Ricard M. Steers 1985:558 yaitu
bahwa lingkungan dan keseluruhan elemen-elemen kontekstual berpengaruh terhadap informasi lembaga dan menentukan tercapai
tidaknya sasaran yang hendak dicapai.
II.2 Pendapatan Asli Daerah PAD II.2.1 Pengertian Pendapatan Asli Daerah PAD
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pmerintahan Daerah, pendapatan daerah adalah semua hak daerah yang
diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode anggaran tertentu. Pendapatan daerah berasal dari dana perimbangan pusat dan
daerah, juga yang berasal dari daerah itu sendiri yaitu Pendapatan Asli Daerah PAD serta pendapatan lain-lain yang sah.
Perimbangan keuangan pemerintahan pusat dan daerah adalah sistem keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan, dan
bertanggungjawab dalam rangka pendanaan penyelenggaraan desentralisasi, dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, dan kebutuhan
daerah serta besaran penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas pembantuan UU No. 32 Tahun 2004.
Menurut Undang-Undang nomor 28 tahun 2009, Pendapatan Asli Daerah PAD yaitu sumber keuangan daerah yang digali dari wilayah
daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan
pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan Marihot P. Siahaan,
2005:15. Pemerintah daerah otonom diharapkan mampu mengatur dan mengurus
sendiri urusan-urusan rumah tangga dan pemerintahan yang menjadi urusan pada setiap pemerintahan lokal local government yang
menjalankannya. Setiap pemerintahan daerah otonom harus mampu menggali sumber keuangan daerahnya sendiri.
Di antara berbagai jenis penerimaan daerah yang menjadi sumber daya sepenuhnya dapat dikelola oleh daaerah adalah Pendapatan Asli Daerah
PAD. Pendapatan Asli Daerah PAD adalah salah satu sumber penerimaan
keuangan daerah, di saming penerimaan lain yang ditambahkan sebagai sumber pendanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Keseluruhan
bagian penerimaan dana setiap tahun tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD. Meskipun Pendapatan Asli
Daerah PAD tidak dapat memenuhi pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD sepenuhnya, tetapi proporsi Pendapatan Asli
Daerah PAD tetap merupakan indikasi “derajat kemandirian” keuangan suatu pemerintahan daerah Santoso, 1995:20.
Menurut Koswara 2000:50, ciri utama yang menunjukkan suatu daerah otonomi mampu berotonom terletak pada kemampuan keuangan
daerah, yang berarti daerah harus memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber-sumber keuangan sendiri. Mengelola dan
membiayai terselenggaranya pemerintahan daerahnya. Ketergantungan kepada pemerintah pusat harus diusahakan seminimal mungkin, sehingga
Pendapatan Asli Daerah PAD harus menjadi sumber keuangan terbesar yang didukung dengan kebijakan perimbangan keuangan pusat dan daerah
sebagai syarat mendasar dalam sistem pemerintahan daerah.
II.2.2 Sumber-Sumber Pendapatan Asli Daerah PAD
Pendapatan Asli Daerah PAD adalah semua penerimaan semua keuangan suatu daerah, dimana penerimaan keuangan itu bersumber dari
potensi-potensi yang ada di daerah tersebut. Pendapatan Asli Daerah PAD diperoleh daerah dari penerimaan pajak daerah, retribusi daerah,
laba perusahaan daerah, dan penerimaan keuangan lain-lain yang sah seperti yang diatur pada peraturan daerah Nurcholis, 2007:182.
Adapun sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah PAD menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 terdiri dari :
1.Hasil pajak daerah yaitu pungutan daerah menurut peraturan daerah yang ditetapkan oleh daerah untuk pembiayaan rumah tangganya sebagai
badan hukum publik. Pajak daerah sebagai pungutan yang dilakukan emerintah daerah yang hasilnya digunakan untuk pengeluaran umum
yang balas jasanya tidak langsung diberikan sedangkan pelaksanaanya dipaksakan.
2.Hasil retribusi daerah yaitu pungutan yang telah secara sah menjadi pungutan daerah sebagai pembayaran pemakaian atau karena
memperoleh jasa atau jasa pekerjaan, usaha atau milik pemerintah
pelaksanaanya bersifat ekonomis, ada imbalan langsung walau harus memperoleh persyaratan-persyaratan formil dan materiil, dan dalam
hal-hal tertentu retribusi daerah adalah pengembalian biaya yang telah dikeluarkan pemerintah daerah untuk memenuhi permintaan dan
kebutuhan anggota masyarakat. 3.Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan. Hasil perusahaan daaerah merupakan pendapatan daerah dari keuntungan bersih perusahaan daerah yang berupa dana
pembangunan daerah dan bagian untuk anggaran belanja daerah yang disetor ke kas daerah, baik peusahaan daerah yang dipisahkan, sesuai
dengan motif pendirian dan pengelolaan, maka sifat perusahaan daerah adalah suatu kesatuan produksi yang bersifat menambah pendapatan
daerah, memberi jasa, menyelenggarakan kemanfaatan umum, dan mengembangkan perekonomian daerah.
4.Lain-lain pendapatan daerah yang sah ialah pendapatan-pendapatan yang tidak termasuk dalam jenis-jenis pajak daerah, retribusi daerah,
pendapatan dinas-dinas. Lain-lain usaha daerah yang sah memiliki sifat yang terbuka bagi pemerintah daerah untuk melakukan kegiatan
yang menghasilkan baik berupa materi dalam kegiatan tersebut bertujuan untuk menunjang, melapangkan, atau memaptakan suatu
kebijakan daerah di suatu bidang tertentu.
Pendapatan Asli Daerah PAD
Untuk menghitung laju pertumbuhanpeningkatan pendapatan daerah, khususnya Pendapatan Asli Daerah PAD, dapat menggunakan rumus
berikut Widodo, 1990:36 :
Keterangan: ∆ RPAD= Laju pertumbuhanpeningkatan PAD
PADt= Realisasi penerimaan PAD tahun ke t PADt-1= Realisasi penerimaan PAD tahun sebelumnya
II.3.1 Pengertian Pajak Daerah
Pajak adalah iuran rakyat pada kas negara yang diatur berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa
timbal-balik yang dapat ditunjukkan dan digunakan langsung untuk
membayar pengeluaran umum Rochmat Sumiro, 1988:12.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009, Pajak Daerah merupakan kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkanUndang- Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pajak daerah adalah pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah baik pemerintah daerah Kabupaten atau Kota dan hasilnya dipergunakan untuk
membiayai pengeluaran rutin dan pembangunan daerah yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD Marsyahrul,
2004:5. Pajak Daerah merupakan iuran wajib yang dilakukan oleh orang
pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan di daerah dan pembangunan daerah Ahmad Yani, 2002:45.
Adapun kriteria Pajak Daerah berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia adalah sebagai berikut :
a.Bersifat pajak, dan bukan retribusi
yang bersangkutan dan memiliki mobilitas cukup rendah serta hanya melayani masyarakat di wilayah daerah KabupatenKota yang
bersangkutan c.Obyek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan
kepentingan umum d.Potensinya memadai, hasil penerimaan pajak harus lebih besar dari biaya
pemungutan e.Tidak memberikan dampak ekonomi yang negatif. Pajak tidak
mengganggu alokasi sumber-sumber ekonomi dan tidak merintangi arus sumber daya ekonomi antardaerah
f.Memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat g.Menjaga kelestarian lingkungan, yang berarti bahwa pengenaan pajak
tidak memberikan peluang kepada Pemerintah Daerah Pemda atau masyarakat luas untuk merusak lingkungan.
Menurut Undang-Undang No.28 Tahun 2009, jenis-jenis Pajak Daerah tersebut adalah :
a.Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel. b.Pajak restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh
restoran. c.Pajak hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan.
d.Pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. e.Pajak penerangan jalan adalah paajak atas penggunaan tenaga listrik,
baik yang dihasilkan sendiri maupun diperoleh dari sumber lain.
pengambilan mineral bukan logam dan batuan, baik dari sumber alam di dalam dan atau permukaan bumi untuk dimanfaatkan..
g.Pajak parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir dalam badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha,
maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor.
h.Pajak air tanah adalah pajak atas pengambilan dan atau pemanfaatan air tanah.
i.Pajak sarang burung wallet adalah pajak atas kegiatan pengambilan dan atau pengusahaan sarang burung wallet.
j.Pajak bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan adalah pajak atas bumi dan atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh
pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.
k.Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan adalah pajak atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan.
Besarnya tarif definitif untuk pajak KabupatenKota ditetapkan dengan Peraturan Daerah Perda, namun tidak boleh lebih tinggi dari tarif
maksimum yang telah ditentukan dalam Undang-Undang.
II.3.2 Fungsi Pajak
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan fungsi negara atau pemerintah, baik dalam fungsi alokasi, distribusi,
stabilisasi, dan regulasi maupun kombinasi dari keempatnya. Dapat
dua, yaitu fungsi budgetair dan fungsi regulerend Musgrave, 1989. 1.Fungsi Budgetair
Fungsi pajak daerah yang paling utama adalah untuk mengisi kas daerah to raise government’s revenue. Fungsi ini disebut juga dengan
fungsi penerimaan. Pajak daerah merupakan sumber penerimaan daerah yang bersifat berkesinambungan, teratur, dan terus mengalami
peningkatan paralel dengan tuntutan kenaikan jumlah kebutuhan masyarakat.
2. Fungsi Regulerend
Fungsi regulerend merupakan fungsi mengatur dalam arti yang seluas-luasnya, termasuk terciptanya keadilan, melindungi,
mengarahkan, mendorong, kepastian pemerataan bagi pencapaian tujuan politik pembangunan Hyman, 1987.
Pada kenyataannya, pajak daerah bukan hanya berfungsi untuk mengisi kas, namun juga digunakam oleh pemerintah sebagai
instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah demi kepentingan daerahnya.
Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, peusahaan, atau badan usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia
makanan dan minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik mereka yang
bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel terssebut dengan syarat pembayaran Lawson,
1976:27. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2009
Tentang Pajak dan Retribusi Daerah, hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapanperistirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut
bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya.
Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan atau service yang disediakan oleh hotel.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Samosir, menyebutkan bahwa Objek Pajak Hotel adalah setiap pelayanan yang disediakan oleh hotel
dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya memberi kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitas
olahraga dan hiburan. Jasa penunjang sebagaimana yang dimaksud adalah fasilitas telepon, faksimile, teleks, internet, fotokopi, pelayanan cuci,
setrika, transportasi, dan fasilitas sejenis lainnya yang disediakan atau dikelola hotel.
Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 11 tahun 2011, dikecualikan dari objek Pajak Hotel sebagaimana dimaksud adalah:
pemerintah daerah; b.Jasa sewa apartemen, kondominium, dan sejenisnya;
c.Jasa temat tinggal di pusat pendidikan atau kegiatan keagamaan; d.Jasa tempat tinggal di rumah sakit, asrama perawat, panti jompo, panti
asuhan, dan lembaga sosial lainnya yang sejenis; dan e.Jasa biro perjalanan atau perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh
hotel yang dimanfaatkan oleh umum.
Berikut merupakan nama-nama hotelpenginapan yang terdaftar sebagai wajib pajak pada DISPENKA Kabupaten Samosir:
Tabel 2.1 Daftar HotelAkomodasi di Kabupaten Samosir
1 ABADI
Jl. Ring Road Tuktuk, 0625 451195 22 Kamar 2
AMAN ACC Jl. Ring Road Tuktuk 0625 451179 3 Kamar
3 ANJU COTTAGE
Jl. Ring Road Tuktuk 0625 451265 30 Kamar 4 ASIDO
STAR HOTEL
Jl. D.R FL Tobing 081264487933 15 Kamar
5 BAGUS BAY
Jl. Ring Road Tuktuk 0625 451287 19 Kamar 6
BARBARA Unjur, Ambarita 0625 7000230
20 Kamar 7 BERNARD
ACC. Jl. Ring Road Tuktuk 0625 451328 10 Kamar
8 CHRISTINA ACC.
Jl. Ring Road Tuktuk 0625 451027 3 Kamar 9
CAROLINA HOTEL Jl. Ring Road Tuktuk 0625 451210 60 Kamar 10 ELSINA ACC.
Jl. Ring Road Tuktuk 4 Kamar
11 EBIKEL ACC. Jl. Ring Road Tuktuk 0625 451050 4 Kamar
12 HARIARA ACC. Jl. Ring Road Tuktuk 0625 451182 6 Kamar
13 AMBAROBA RESORT
Jl. Ring Road Tuktuk 0625 451351 50 Kamar
15 HOTEL GORAT Palipi 081376108300
24 Kamar 16 HOTEL SILINTONG Jl. Ring Road Tuktuk 0625 451242 80 Kamar
17 HORAS ACC. Jl. Ring Road Tuktuk
4 Kamar 18 JUDITA ACC
Jl. Ring Road Tuktuk 0625 451302 12 Kamar 19 KING’S HOTEL
Desa Martoba 0625 70865 8 Kamar
20 LYBERTA GUEST HOUSE
Jl. Ring Road Tuktuk 0625 451035 10 Kamar
21 LEKJON COTTAGE Jl. Ring Road Tuktuk 0625 451259 22 Kamar 22 MAS COTTAGE
Jl. Ring Road Tuktuk 0625 451051 22 Kamar 23 MARROAN ACC.
Jl. Ring Road Tuktuk 0625 451380 40 Kamar 24 MELANIES
Jl. Ring Road Tuktuk 0625 451016 2 Kamar 25 MERLYN GUEST
HOUSE Jl. Ring Road Tuktuk 0625 451057 4 Kamar
26 PARNA’S ACC. Jl. Ring Road Tuktuk 0625 451167 4 Kamar
27 PONDOK GANDA Jl. Ring Road Tuktuk 0625 451021 10 Kamar
28 POPPY’S Jl. Ring Road Tuktuk
3 Kamar 29 RODEO ACC.
Jl. Ring Road Tuktuk 081361365828 17 Kamar 30 SAMOSIR
COTTAGE Jl. Ring Road Tuktuk 0625 451170 25 Kamar
31 SIBAYAK GUEST HOUSE
Jl. Ring Road Tuktuk 0625 451186 14 Kamar
32 SOPO TOBA HOTEL Ambarita, Simanindo062570000009 40 Kamar 33 TABO COTTAGES
Jl. Ring Road Tuktuk 0625 451318 20 Kamar 34 TONY’S GUEST
HOUSE Jl. Ring Road Tuktuk 0625 451209 8 Kamar
35 TOLEDO INN Jl. Ring Road Tuktuk 0625 451006 172 Kamar
36 THYESZA GUEST HOUSE
Unjur Ambarita 0625 7000443 15 Kamar
38 VANDU VIEW HOTEL
Jl. Ring Road Tuktuk 0625 451082 5 Kamar
39 YOGY’S ACC. Jl. Ring Road Tuktuk 0625 451 231
40 SUMBER PULO MAS
Jl. Ring Road Tuktuk 0625 451300 25 Kamar
41 DUMASARI HOTEL Jl. Ring Road Tuktuk 0625 451121 68 Kamar 42 TOBA BEACH
HOTEL Tomok 0625 7000275
95 Kamar
43 SANGGAM BEACH
HOTEL Ambarita 0626 7000498
35 Kamar
44 HOTEL WISATA Jl.
Kejaksaan,Pangururan,062620050 45 HOTEL DAINANG
Jl. P. Lopian,Pangururan,062620225 7 Kamar 46 HOTEL TIGA
BESAR Jl. L Lintong,Pangururan,062620222 24 Kamar
47 PANDU LIKE SIDE Jl. Ring Road Tuktuk 0625 451118 13 Kamar 48 SAMOSIR VILLA
Jl. Ring Road Tuktuk 15 Kamar
49 SAULINA RESORT AekRangat,Pangururan,081375077530 20 Kamar 50 LINDA
GUEST HOUSE
Jl. Ring Road Tuktuk 0625451223 4 Kamar
51 SUGARI GUEST
HOUSE Jl. Ring Road Tuktuk 081375130703 5 Kamar
52 HISAR GUEST HOUSE
Jl. Ring Road Tuktuk 0625 451361 5 Kamar
53 ROMLAN ACC. Jl. Ring Road Tuktuk 0625 451386 13 Kamar
54 LAGUNA VILLA Jl. Ring Road Tuktuk 0625 451295 3 Kamar
55 HARIARA GUEST HOUSE
Jl. Ring Road Tuktuk 0625 451183 7 Kamar
56 REGE GUEST Jl. Ring Road Tuktuk 0625 451040 6 Kamar
57 BAMBOO GUEST HOUSE
Jl. Ring Road Tuktuk 0625 451236 2 Kamar
58 SONY GUEST
HOUSE Jl. Ring Road Tuktuk 0625 700492 10 Kamar
59 TUKTUK TIMBUL Jl. Ring Road Tuktuk 15 Kamar
60 GITA ULI Jl. Ring Road Tuktuk
12 Kamar 61 SIBIGO
Jl. Ring Road Tuktuk 081375130703 4 Kamar 62 VILLA LYLLA
Tolping Desa Martoba 8 Kamar
Sumber: www.samosirkab.go.id
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Samosir nomor 11 tahun
2011 pasal 4 , Subjek Pajak Hotel yaitu orang pribadi atau badan yang
melakukan pembayaran atas pelayanan hotel kepada orang pribadi atau badan yang mengusahakan hotel.
Wajib Pajak Hotel adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan
hotel pengusaha hotel. Setiap pengusaha wajib mendaftarkan diri sebagai wajib pajak untuk mendapatkan NPWPD Nomor Pokok Wajib Pajak
Daerah.
II.3.4 Dasar Pengenaan Tarif dan Cara Perhitungan Pajak Hotel
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Samosir nomor 11 tahun 2011 pasal 7 ayat 1, dasar pengenaan Pajak Hotel adalah jumlah
pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada hotel. Tarif pajak hotel ditetapkan sebesar 10 sepuluh perseratus.
Besaran pajak hotel = 10 x jumlah pembayaran yang seharusnya kepada hotel.
Konsep adalah istilah atau definisi yang digunakan untuk menggambarkan fenomena yang dirumuskan berdasarkan generalisasi dari sejumlah kejadian,
keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat penelitian Singarimbun, 1993:31.
Maka dalam hal ini definisi konsep yang digunakan peneliti untuk membatasi permasalahan penelitian yaitu:
a.Efektivitas Efektivitas adalah ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam usaha
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan Mahsun, 2006. b.Pendapatan Asli Daerah PAD
Pendapatan daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode anggaran tertentu.
Pendapatan daerah berasal dari dana perimbangan pusat dan daerah, juga yang berasal dari daerah itu sendiri yaitu Pendapatan Asli Daerah PAD
serta pendapatan lain-lain yang sah. c.Pajak Hotel
Pajak Hotel adalah setiap pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel yang
sifatnya memberi kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitas olahraga dan hiburan.
Sesuai dengan judul penelitian ini, yaitu Pengaruh Efektivitas Pemungutan Pajak Hotel Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Studi pada Dinas
Pendapatan, Keuangan, dan Asset Daerah Kabupaten Samosir, maka untuk memahami penggunaan variabel dalam penelitian ini, dan menghindari salah
penafsiran terhadap variabel tersebut, maka penulis memberi batasan-batasan atas variabel yang diteliti dengan operasionalisasi sebagai berikut:
Tabel 2.1 Deinisi Variabel Operasional Penelitian
Variabel Dimensi Indikator
Efektivitas Pajak Hotel
X
Efektivitas pajak hotel adalah perolehan pajak
berdasarkan potensinya yang sebenarnya
Efektivitas Pajak Hotel =
Syafri Daud Abdul Halim, 2004:163 Pendapatan Asli
Daerah PAD
Y
PAD adalah sumber keuangan daerah yang
digali dari wilayah daerah bersangkutan, yang terdiri
dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, dan
hassil pengelolaan kekayaan daerah yang
Jumlah nilai rupiah yang diterima oleh pemerintah daerah dari hasil
pengelolaan sumber daya yang ada dalam daerah.
Pengaruh Pajak Hotel terhadap PAD
lain-lain yang sah. UU No. 32 tahun 2004
X : realisasi penerimaan Pajak Hotel Y : realisasi PAD
Sistematika penulisan yang disusun dalam rangka memaparkan keseluruhan hasil penelitian ini secara singkat dapat diketahui sebagai berikut :
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian.
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini memuat kerangka teori, definisi konsep, dan definisi variabel operasional yang digunakan sebagai acuan dari penelitian, serta sistematika penulisan karya
ilmiah ini .
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.
BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini memuat gambaran umum tentang gambaran atau karakteristik lokasi penelitian, berupa sejarah singkat, visi dan misi, tugas dan fungsi.
BAB V: PENYAJIAN DAN ANALISA DATA
Bab ini memuat penyajian dari data-data yang telah diperoleh di lapangan kemudian diintrepretasikan dan dianalisis dengan menggunakan kolerasi
hubungan antarvariabel.
Bab ini memuat kesimpulan dan saran atas hasil penelitian yang telah dilakukan.
METODE PENELITIAN
III.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan penulis gunakan adalah metode deskriptif dengan analisis data kuantitatif, yaitu metode penelitian yang berusaha mengungkapkan
pemecahan masalah yang ada, yang bertujuan membuat deskripsi, gambaran secara tepat mengenai fakta, keadaan, gejala, yang merupakan objek penelitian.
Sedangkan data yang hendak dianalisis merupakan data-data kuantitatif, yang berarti penelitian yang datanya diperoleh dan dianalisis dalam bentuk angka,
mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut dan penampilan dari hasilnya.
III.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dinas Pendapatan, Keuangan, dan Asset Daerah Daerah Kabupaten Samosir yang beralamat di Jalan Raya Rianate KM 5,5 ,
Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.
II.3 Informan Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi data utama yaitu data sekunder berupa data mengenai pajak hotel dan Pendapatan Asli Daerah PAD Kabupaten Samosir
tahun 2009-2013. Namun peneliti juga menetapkan beberapa narasumber sebagai informan yang akan memberikan informasi yang diperlukan selama penelitian
untuk mempertegas data dan hasil penelitian.
2005:171 : 1.Informan kunci key informan, yaitu Kepala Dinas Pendapatan, Keuangan,
dan Asset Daerah Kabupaten Samosir. 2.Informan utama, yaitu Seksi penagihan dalam Dinas Pendapatan,
Keuangan, dan Asset Daerah Kabupaten Samosir. 3.Dan sebagai informan tambahan yaitu Kepala Dinas Pariwisata, Seni, dan
Budaya Kabupaten Samosir.
III.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh segala data atau informasi serta keterangan yang
diperlukan, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1.Teknik pengumpulan data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari lokasi dan obyek penelitian. Burhan, 2005:12. Untuk mendapatkan data
yang lengkap dan yang dibutuhkan dalam penelitian dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a.Wawancara, yaitu cara yang digunakan untuk tujuan suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan dan pendirian secara lisan dari
seorang responden, dengan bercakap-cakap berhadapan muka. Metode ini akan dipakai dengan orang-orang yang berkompeten dalam objek
penelitian, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara. Metode ini dimaksudkan untuk mendukung hasil kuesioner dan
menjawab masalah yang ditemui di lapangan. b.Observasi, kegiatan mengamati secara langsung secara sistematik gejala-
gejala yang ditemukan di lapangan.
pengumpulan bahan kepustakaan dan dokumen-dokumen yang dapat mendukung daata primer. Teknik pengumpulan data sekunder dapat
dilakukan menggunakan instrumen berikut : a.Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data dari buku-buku, karya
ilmiah, jurnal, dan laporan penelitian yang berkaitan dengan obyek penelitian Bagong Suyanto, 2005:55.
b.Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan atau dokumen yang ada di lokasi penelitian serta sumber
lainnya yang relevan dengan masalah yang hendak diteliti.
III.5 Teknik Analisa Data
Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah dengan metode analisis data kuantitatif.
a.Efektivitas Pajak Hotel PH