mencapai suatu keuntungan dalam organisasi dengan segala cara. Dengan demikian, suatu kegiatan dikatakan efektif apabila kegiatan
tersebut memberi manfaat bagi organisasi dan masyarakat sesuai dengan kebutuhannya
4.Hasil Efektivitas sebagai sesuatu yang berhasil guna yaitu pelayanan baik
atau mutu dan kegunaannya benar-benar sesuai dengan kebutuhan. Dengan kata lain, kegiatan sesorang atau organisasi dikatakan efektif
jika aktivitas atau perbuatan tersebut memberi akibat sebagaimana yang dikehendaki atau direnanakan.
II.1.2 Pendekatan terhadap Efektivitas
Pendekatan efektivitas dilakukan dengan acuan berbagai bagian yang berbeda dari lembaga, dimana lembaga mendapatkan masukan input
berupa berbagai macam sumber dari lingkungannya. Kegiatan dan proses internal yang terjadi dalam lembaga mengubah input menjadi output atau
program yang kemudian dilemparkan kembali pada lingkungannya. Adapun pendekatan terhadap efektivitas adalah Putra,2001 :
1.Pendekatan sasaran Goal Approach Melalui pendekatan ini mencoba mengukur sejauh mana keberhasilan
suatu lembaga merealisasikan sasaran yang hendak dicapai. Pendekatan sasaran dalm pengukuran efektivitas dimulai dengan
organisasi dalam mencapai sasaran yang hendak dicapai. 2.Pendekatan sumber System Resource Approach
Pendekatan sumber mengukur efektivitas melalui keberhasilan suatu lembaga dalam mendapatkan berbagai macam sumber yang
dibutuhkannya. Suatu lembaga harus dapat memperoleh berbagai macam sumber dan juga memelihara keadaaan dan sistem agar dapat
menjadi efektif. Pendekatan sumber didasarkan pada teori mengenai keterbukaan sistem suatu lembaga terhadap lingkungannya, karena
lembaga memiliki hubungan yang merata dalam lingkungannya, dimana dari lingkungan diperoleh sumber-sumber yang terdapat pada
lingkungan seringkali bersifat langka dan bernilai tinggi. 3.Pendekatan proses Internal Process Approach
Pendekatan proses menganggap sebagai efisiensi dan kondisi kesehatan dari suatu lembaga internal. Pada lembaga yang efektif,
proses internal berjalan dengan lancar, dimana kegiatan bagian-bagian yang ada berjalan secara terkoordinasi. Pendekatan ini tidak
memperhatikan lingkungan melainkan memusatkan perhatian pada kegiatan yang dilakukan terhadap sumber-sumber yang dimiliki
lembaga, yang menggambarkan tingkat efisiensi serta kesehatan lembaga.
4.Pendekatan integratif Integrative Approach Pendekatan ini merupakan gabungan ketiga pendekatan di atas yang
muncul sebagai akibat adanya kelemahan dan kelebihan masing- masing pendekatan.
Dalam Danim 2004, David Krech, Ricarh S. Cruthfied, dan Egerton L. Ballachey menyebut adanya ukuran efektivitas yang merupakan suatu
tolak ukur akan terpenuhinya sasaran dan tujuan yang hendak dicapai. Dan juga ukuran efektivitas menunjukkan pada tingkat sejauh mana organisasi
melaksanakan fungsi-fungsinya secara optimal. Adapun ukuran efektivitas yaikni sebagai berikut:
1.Jumlah hasil yang dapat dikeluarkan, artinya hasil tersebut berupa kuantitas atau bentuk fisik dari organisasi, program, atau kegiatan.
Hasil dapat dilihat dari perbandingan ratio antara masukan input dengan keluaran input.
2.Tingkat kepuasan yang diperoleh, artinya ukuran dalam efektivitas ini dapat kuantitatif berdasarkan pada jumlah atau banyaknya dan dapat
kualitatif berdasarkan pada mutu. 3.Produk kreatif, artinya penciptaan korelasinya kondisi yang kondusif
dengan dunia kerja, yang nantinya dapat menumbuhkan kreatifitas dan kemampuan.
4.Intensitas yang akan dicapai yang berarti memiliki ketaatan yang tinggi dalam suatu tingkatan intens, dimana adanya rasa saling memiliki
dengan kadar yang tinggi. Menurut CambellJ.P 1989:21, efektivitas dapat diartikan sebagai
tingkatan kemampuan suatu lembaga atau organisasi untuk dapat melaksanakan semua tugas-tugas pokoknya atau mencapai sasaran yang
telah ditetapkan sebelumnya. Pengukuran efektivitas secara umum dan yang paling menonjol adalah :
2.Keberhasilan sasaran 3.Kepuasan terhadap program
4.Tingkat input dan output 5.Pencapaian tujuan menyeluruh
II.1.4 Masalah dalam Pengukuran Efektivitas