Efektivitas Pemungutan Pajak Hotel di Kabupaten Samosir

untuk yang tidak memenuhi kewajibannya dalam jangka waktunya, kami buat denda 2 dari wajib pajaknya30 Mei 2014.” Sementara itu, Kak Basarya ER. Naibaho, Amd selaku Plt. Kasi Pajak dan Retribusi daerah Dinas Pendapatan, Keuangan, dan Asset Daerah Kabupaten Samosir pada 14 Juni 2014 menyampaikan bahwa: “ Pajak Hotel itu target DISPENKA bidang pendapatan dik. Jadi pemungutan segala sesuatu yang berbau pajak daerah semua kami yang lakukan, mereka memungut bagian retribusi daerahnya saja. Jangka waktu pemungutannya berbeda-beda dik, tergantung daerahnya. Ada yang dipungut perbulan, ada yang pertriwulan. Dan sanksi untuk yang tidak memenuhi pajaknya adalah berupa denda sebesar 2.” Dari wawancara di atas, untuk pemungutan pajak hotel di Kabupaten Samosir, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa pemungutan pajak hotel merupakan tugas dan tanggung jawab dari para pegawai DISPENKA di bidang pendapatan. Yang dilakukan secara rutin dan bertahap perbulan atau pertriwulan tergantung daerah letak hotelnya. Dan bagi wajib pajak hotel yang tidak memenuhi kewajibannya dikenakan denda 2 dari jumlah wajib pajaknya.

V.2.2.4 Efektivitas Pemungutan Pajak Hotel di Kabupaten Samosir

Efektivitas merupakan unsur pokok aktivitas untuk mencapai tujuan atau sasaran yang ditetapkan sebelumnya. Jadi, sesuatu dapat dikatakan efektif apabila tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya tercapai. Dan adapun pencapaian tujuan, ketepatan waktu, hasil, dan manfaat merupakan unsur-unsur penting dalam efektivitas. Maka untuk mengetahui apakah pemungutan pajak hotel di Kabupaten Samosir sudah efektif ataukah belum, maka peneliti mengajukan pertanyaan yang sama kepada ketiga narasumber, yaitu “ Menurut anda, pemungutan pajak hotel sebagaimana yang telah ditetapkan sebagai suatu kewajiban di Samosir ini sudah dapat dikatakan efektif aau belum?” Dan atas pertanyaan tersebut Bapak Ombang Siboro pada Rabu, 28 Mei 2014 sekitar pukul 14.30 WIB menyampaikan bahwa: “ … menurut saya sih belum bisa dikatakan efektif, apalagi dilihat dari pelaksanaanya. Selain disebabkan hal-hal yang sebagaimana yang sudah saya bilang tadi sebenarnya masih banyak, mau sampai 30 poin kalau mau saya ceritakan. Namun masalah utamanya tadi yaitu, penegakan hukum terhadap para pengusaha hotel yang tidak memenuhi wajib pajaknya, keterbatasan SDM yang kompeten untuk melaksanakan sosialisasi dan pemungutannya, kejujuran pihak hotel atas evaluasi bill dan kwitansi serta data base sebagai bukti acuan besaran pajak yang dibayarkan, dan mindset para pengusaha hotel yang rendah atas kesadaran wajib pajaknya. Banyak kan masalahnya.” Sementara itu, Bapak Drs. Kamintar Sinaga pada Jumat, 30 Mei 2014 mengatakan bahwa: “ Sudah bisa dibilang efektiflah. Karena bisa adik lihat sendiri nanti di laporan keuangan kami kalau pendapatan yang Samosir peroleh dari pajak hotel selalu cukup memuaskan. Apalagi nanti kalau program visit Samosir jadi terealisasikan, pasti akan lebih memuaskan lagi angkanya.” Dan di waktu yang lain, yaitu pada 14 Juni 2014, Kak Basarya ER. Naibaho, Amd menyampaikan pendapatnya yaitu: “ kalau kakak bilang sih sudah efektif ya dik. Karena kan hotel di sini banyak, jadi lumayan untuk menambah penghasilan daerah. Dan juga perolehan pajak hotel setiap tahunnya angkanya cukup baik dan relatif stabil. Itu kan berarti para wajib pajaknya memenuhi kewajibannya setiap tahunnya.” Berdaasarkan wawancara di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa pelaksanaan pemungutan pajak hotel di Kabupaten Samosir jika dilihat dari segi angka pendapatan yang mencapai jumlah ± Rp 250.000.000,00 pertahunnya dan realtif stabil sudah bisa dikatakan efektif. Namun, untuk pelaksanaannya belum cukup. Masih ada beberapa hambatan yang ditemukan untuk memenuhi jumlah wajib pajak sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 11 tahun 2011 tentang pajak daerah. Adapun beberapa hambatan tersebut antara lain: penegakan hukum sebagai sanksi pengabaian wajib pajak, keterbatasan SDM sebagai seksi penagihan pajak, pengawasan terhadap sistem penyetoran oleh pengusaha hotel, dan kesadaran wajib pajak oleh para pengusaha hotel.

V.3 Analisis Hail Penelitian

Seluruh data yang telah diperoleh peneliti, baik berupa data sekunder maupun hasil wawancara dianalisis peneliti sesuai dengan kemampuan nalar peneliti untuk mendapatkan kesimpulan sebagai hasil dari penelitian ini.

V.3.1 Pemungutan Pajak Hotel