Peneliti Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

3. Nominal is Better Pada karakteristik kualitas ini biasanya ditetapkan suatu nilai nominal tertentu, dan semakin mendekati nilai nominal tersebut, kualitas semakin baik.

2.4.2 Traffic Light System

Traffic light system berhubungan erat dengan scoring system. Traffic light system berfungsi sebagai tanda apakah score dari suatu indicator kinerja memerlukan suatu perbaikan atau tidak. Indicator dari traffic light system ini dipresentasikan dengan beberapa warna sebagai berikut :  Warna Hijau : Achievment dari suatu indicator kerja sudah tercapai.  Warna Kuning : Achievment dari suatu indicator kerja belum tercapai, meskipun nilainya sudah mendekati target. Jadi pihak manajemen harus berhati-hati dengan adanya berbagai kemungkinan.  Warna Merah : Achievment dari suatu indicator kerja benar-benar dibawah target yang telah ditetapkan dan memerlukan perbaikan dengan segera.

2.5 Peneliti Terdahulu

Berikut ini adalah beberapa peneliti terdahulu mengenai pengukuran kinerja dengan Vendor Performance Indicator : Vidya Kartika Sari 2009 “Evaluasi kinerja supplier kayu kelapa dengan Vendor Performance Indicator berdasarkan kriteria quality, cost, delivery, flexibility and responsibility QCDFR di PT. Budi Cahaya Surabaya”. Dewasa ini semakin dirasakan adanya persaingan yang ketat diantara beberapa perusahaan. Situasi inilah yang kemudian mendorong perusahaan untuk memenangkan atau paling tidak mempertahankan posisinya agar dapat terus aktif dalam menjalankan usahanya. Terutama hubungan dengan supplier yang menjadi pendukung utama dalam menjalankan kegiatan produksi untuk menghasilkan produk yang nantinya akan disalurkan ke konsumen. PT. Budi Cahaya Surabaya sebagai perusahaan semi manufaktur, dimana produk yang dihasilkan adalah kayu, adapun salah satu jenis kayu yang paling banyak dipesan dan disupplay adalah jenis kayu kelapa Sulawesi. PT. Budi Cahaya memiliki lebih dari satu supplier untuk setiap item yang dibeli. Hal ini agar perusahaan dapat menjaga ketersediaan item demi kelancaran jalannya proses produksi. Karena selama ini pemilihan supplier lebih dititik beratkan pada sisi harga bahan cost, sedangkan quality, delivery, flexibility dan responsibility bersifat subyektif, sehingga harga paling rendah itu menjadi kekuatan perusahaan untuk memilih supplier. Vendor Performance Indicator VPI merupakan suatu sistem manajemen pengukuran kinerja supplier yang dilakukan secara menyeluruh dan sesuai dengan requitment perusahaan dapat menunjukkan performansi kinerja supplier. Evaluasi supplier ini dipandang menggunakan lima kreteria yaitu : Quality, Cost, Delivery, Flexibility, Responsiveness QCDFR tentang kemampuan supplier dalam memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan. Tiap VPI dan kriteria yang ada dalam eveluasi supplier dibobotkan dengan menggunakan metode AHP, melalui perangkat lunak Expert Choice Versi 9.0 Setelah performance supplier diukur dengan menggunakan scoring system maka selanjutnya akan dilakukan analisa dengan menggunakan traffic light system sehungga dapat diketehui apakah achievement dari suatu indicator sudah tercapai atau belum dan memerlukan perbaikan atau tidak. Setelah performance supplier diukur dengan menggunakan scoring system maka selanjutnya akan dilakukan analisa dengan menggunakan traffic light system sehungga dapat diketehui apakah achievement dari suatu indicator sudah tercapai atau belum dan memerlukan perbaikan atau tidak. Hasil skor performansi kinerja ketiga supplier kayu kelapa selama tahun 2008 adalah sebesar 83 untuk PT. Meranti, untuk PT. Wahid Jaya sebesar 85, dan sebesar 79 untuk PT. Jati Mulia. Berdasarkan Traffic Light System ketiga supplier kayu kelapa PT. Budi Cahaya Surabaya berada pada indikator kinerja warna kuning. Rio Jefri Syahrizal 2008 “Pengukuran kinerja supplier bibit minyak wangi Eau Compound dengan pendekatan Vendor Performance Indicator di PT. Romos Inti Cosmetic Indusries”. Pada era globalisasi yang sangat ketat ini kemenangan dalam persaingan membutuhkan kemampuan untuk meningkatkan kinerja sehingga tiap perusahaan untuk dapat melaksanakam strateginya dalam menghadapi kelancaran arus rantai pasoknya dari mulai bahan baku proses produksi sampai produk ke tangan konsumen. PT. Romos Inti Cosmetic yang bergerak dibidang manufaktur produksi minyak wangi. Sering terjadi peristiwa seperti supplier kurang responsive dalam memenuhi permintaan perusahaan yang dapat mengakibatkan terjadinya kekurangan stok stockout dan juga lead time batas waktu dari supplier yang panjang sehingga menyebabkan proses produksi tidak dapat berjalan dengan baik dan tidak tercapainya target produksi sering terjadi. Hal inilah yang mengarah pada pentingnya perusahaan melekukan evaluasi supplier secara periodik. Vendor Performance Indicator VPI merupakan suatu sistem manajemen pengukuran kinerja supplier yang dilakukan secara menyeluruh dan sesuai dengan requitment perusahaan dapat menunjukkan performansi kinerja supplier. Evaluasi supplier ini dipandang menggunakan lima kreteria yaitu : Quality, Cost, Delivery, Flexibility, Responsiveness QCDFR tentang kemampuan supplier dalam memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan. Tiap VPI dan kriteria yang ada dalam eveluasi supplier dibobotkan dengan menggunakan metode AHP, melalui perangkat lunak Expert Choice Versi 9.0 Setelah performance supplier diukur dengan menggunakan scoring system maka selanjutnya akan dilakukan analisa dengan menggunakan traffic light system sehungga dapat diketehui apakah achievement dari suatu indicator sudah tercapai atau belum dan memerlukan perbaikan atau tidak. Skor performansi dari ketiga supplier bibit minyak wangi Eau Compound sebesar 86 untuk PT. Esthetic Concorindo menunjukkan sudah mendekati target dengan indicator kuning, tetapi belum mencapai target. Target kinerja supplier yang diinginkan oleh perusahaan sebesar 91. sedangkan dua supplier lainnya performansinya jauh dari target perusahaan.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini pengambilan data dilakukan di PT. CAHAYA PURNAMA NUSANTARA jalan Stadion 146 Kemiri, Sidoarjo, Jawa Timur. Dilaksanakan bulan September 2009 sampai data tercukupi.

3.2 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Berdasarkan keadaan kondisi permasalahan, dilakukan identifikasi permasalahan yang muncul dalam perusahaan yang dapat dijadikan sebagai bahan penelitian dalam rangka mengevaluasi pengukuran kinerja supplier. Dalam tahapan ini termasuk diantaranya adalah penentuan karakteristik kualitas, harga, penerimaan, flexibility, responsiveness yang akan diukur pada supplier pasir.

3.2.1 Variable Bebas

Variable bebas yaitu variabel yang mempengaruhi perubahan variabel terikat, yaitu: 1. Quality Kualitas : Dalam hal ini kualitas yang yang diukur meliputi kemampuan supplier dalam pemenuhan kualitas yang sesuai standard operasional yang telah diterapkan. 2. Cost Biaya : Berhubungan dengan tingkat harga bahan baku, kebijakan pembayaran serta discount rate yang ditawarkan oleh supplier. 3. Delivery Pengiriman : Berhubungan dengan kemampuan pemenuhan kuantitas jumlah barang dan ketepatan waktu pengiriman.

Dokumen yang terkait

Implementasi Metode Profile Matching dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Perekrutan Tenaga Kurir (Studi Kasus PT. JNE Cabang Medan)

16 91 137

Analisa Pemilihan Moda Transportasi Dengan Metode Analytic Hierarchy Process ( AHP ) Studi Kasus : Kuala Namu - Medan

22 147 107

Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

6 138 175

Analisis Pemilihan Supplier Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) di PT. Indo CafCo

12 57 78

Model Analitycal Hierarchy Process Untuk Menentukan Tingkat Prioritas Alokasi Produk

0 34 6

PENGUKURAN TINGKAT KINERJA SUPPLIER BAHAN BAKU PUPUK ORGANIK DENGAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI CV TRANS TRITUNGGAL JAYA MALANG).

2 3 95

PENGUKURAN TINGKAT KINERJA SUPPLIER PASIR DENGAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PABRIK GENTENG COR DAN PAVING DI PT. CAHAYA PURNAMA NUSANTARA

0 1 20

PENGUKURAN TINGKAT KINERJA SUPPLIER BAHAN BAKU PUPUK ORGANIK DENGAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI CV TRANS TRITUNGGAL JAYA MALANG)

0 0 18

PENGUKURAN TINGKAT KINERJA SUPPLIER BAHAN BAKU PUPUK ORGANIK DENGAN METODE ANALITYCAL HIERARCHI PROCESS (AHP) DI CV ABC

0 0 11

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN EVALUASI KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN FUZZY ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (FUZZY-AHP)

0 2 7