diatas lainnya, berkenaan dengan sifat tersebut, table dibawah ini memuat skala banding berpasangan.
Tabel 2.4 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan
Intensitas kepentingan
Keterangan Penjelasan
1 Kedua elemen sama penting
Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besarnya terhadap tujuan.
3 Elemen yang satu lebih penting
dibandingkan elemen lain Pengalaman dan penilaian sedikit
menyokong satu elemen dibanding elemen lain.
5 Elemen yang satu lebih penting
dibanding elemen lain Pengalaman dan penilaian sangat
kuat menyokong satu elemen dibanding elemen lain.
7 Satu elemen jelas lebih mutlak
dibanding elemen lain Satu elemen yang kuat disokong dan
dominan terlibat dalam praktek. 9
Satu elemen mutlak penting dari pada elemen lain
Bukti elemen yang satu terhadap elemen lain memiliki tingkat
penegasan tertinggi yang mungkin terkuat.
2,4,6,8 Nilai-nilai diantara
dua nilai
pertimbangan yang berdekatan Nilai ini diberikan bila ada dua
kompromi Kebalikan
Jika untuk aktiva I mendapatkan satu angka dibanding aktiva j,
maka j mempunyai nilai kebalikan dibandingkan dengan
nilai I
Saaty.T.L.1993
2.3.3 Perhitungan konsistensi Setiap Matriks Perbandingan
Pengecekan konsistensi dilakukan untuk melihat apakah perbandingan berpasangan yang sudah dibuat masih berada didalam batas kontrol penerimaan
atau tidak. Nilai konsistensi 0.1 maka dapat dikatakan bahwa data konsisten. Jika ternyata tidak maka perlu dilaksanakan kajian ulang untuk menyelidiki
apakah konsistensi tersebut dapat diaplikasikan. Langkah-langkah uji konsistensi yaitu :
Menghitung nilai total setiap kolom.
Menghitung mak = penjumlahan darihasil perkalian bobot setiap kreteria dengan nilai total setiap kolom.
Menghitung konsistensi index Cl, Cl = maks – n n-1 dan n merupakan jumlah kreteria yang dibandingkan.
Menghitung konsistensi Ratio CR, CR = Cl RI dan RI adalah random index yang merupakan tetapan.
Kenyataannya preferensi seseorang sering mengalami ketidak konsistenan. Hal tersebut menyebabkan hubungan pada matrik berpasangan menyimpang dari
keadaan yang sebenarnya. Sehingga matrik tersebut tidak konsisten sempurna. Penyimpangan tersebut dapat diilustrasukan dengan apabila dalam suatu
matrik A terdapat penyimpangan kecil pada elemen aij, maka hal tersebut akan menentukan nilai
max. Penyimpangan tersebut dinyatakan dengan consistency Index CI yang
diformulasikan sebagai berikut : CI =
n n
1 max
Dimana : max = eigen value max
N = ukuran matrik Untuk mengetahui konsistensi penilaian yang dilaksanakan oleh pihak
manajemen, maka perlu dilaksanakan perhitungan consistency ratio CR formulasi yang digunakan sebagai berikut :
CR = RI
CI
Dimana : CI = consistency Index RI = ratio index
Sedangkan nilai ratio index untuk matrik yang pengukuran 1-10 dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 2.5 Ratio Index
N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 RI
0 0.58 0.9 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49
Batasan diterima tidaknya konsistensi suatu matrik sebenarnya tidak ada yang baku, hanya menunjukkan beberapa eksperimen dan pengalaman konsistensi
sebesar 10 kebawah ialah tingkat inkonsistensi yang masih dapat diterima.
2.4 Scoring System