Evaluasi dan Seleksi Supplier

petunjuk cara penggunaan, perbaikan peralatan dan pelayanan yang sejenis, dapat menjadi kunci dalam pemilihan satu supplier daripada yang lain. 4. Lokasi : lokasi supplier dapat mempunyai pengaruh waktu pengiriman, biaya transportasi, dan waktu respon saat ada order atau pesanan yang mendadak atau pelayanan yang bersifat darurat. Pembelian ada daerah setempatlokal dapat menumbuhkan goodwill pengaruh baik dalam suatu hubungan serta dapat membantu perekonomian daerah sekitar. 5. Kebijakan persediaan supplier : jika supplier dapat memelihara kebijakan persediaannya dan menjaga spare parts yang dimilikinya, hal ini dapat membantu dalam kasus kebutuhan bahan baku yang mendadak. 6. Fleksbilitas : niat yang baik dan kemampuan supplier dalam merespon perubahan permintaan dan memenuhi perubahan desain pesanan dapat menjadi faktor yang penting dalam pemilihan supplier.

2.1.2 Evaluasi dan Seleksi Supplier

Proses pembelian sangat kompleks karena banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Proses terdiri dari pembuat keputusan dan pengaruh keputusan yang disatukan dalam DMU desicion-making unit. Proses evaluasi dan seleksi supplier ini meliputi 12 langkah yaitu Miranda dan Amin Widjaja Tunggal, 2005 : 62 : 1. Identifikasi kebutuhan 2. Membuat spesifikasi 3. Mencari alternatif 4. Membangun koneksi 5. Mengatur kriteria pembelian dan penggunaan 6. Mengevaluasi alternatif aksi pembelian 7. Anggaran yang tersedia 8. Mengevaluasi alternatif pembelian yang spesifik 9. Bernegosiasi dengan supplier 10. Membeli evaluasi pasca pembelian postpurchase 11. Menggunakan evaluasi pasca pembelian 12. Menyalurkan evaluasi pasca pembelian Salah satu cara untuk mengukur dan mengevaluasi suplier Miranda dan Amin Widjaja Tunggal, 2005 : 64 : Langkah 1 Manajer mengidentifikasi semua supplier potensial yang menjual item yang dibeli perusahaan. Langkah 2 Membuat daftar berisi atribut-atribut untuk dievaluasi tia atribut pada tiap supplier misalnya reliabilitas produk, harga, penyesuaian pesanan. Skala 1-5 digunakan 1 = rating terburuk, 5 = rating terbaik tetapi skala lain juga bisa digunakan. Langkah 3 Manajemen memutuskan pentingnya tiap atribut bagi perusahaan, misalnya reliabilitas produk penting bagi perusahaan, maka atribut ini diberi rating terbaik. Bila arga tidak sepenting reliabilitas, maka rating yang lebih kecil diberikan pada atribut harga yang tidak berguna bagi perusahaan diberi 0. Langkah 4 Langkah selanjutnya adalah membuat ukuran gabungan tertimbang tiap atribut. Caranya dengan mengalikan rating supplier untuk sebuah atribut dengan kepentingan atribut. Penambahan gabungan angka untuk tiap supplier menunjukkan rating keseluruhan yang dapat dibandingkan dengan supplier lainnya. Semakin dekat pula pertemuan supplier dengan kebutuhan dan spesifikasi perusahaan. Salah satu kelebihan pendekatan ini adalah memaksa manajemen untuk merumuskan elemen penting dari keputusan purchasing dan mempertanyakan metode, asumsi dan prosedur yang telah digunakan sebelumnya.

2.1.3 Supplier Partnership

Dokumen yang terkait

Implementasi Metode Profile Matching dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Perekrutan Tenaga Kurir (Studi Kasus PT. JNE Cabang Medan)

16 91 137

Analisa Pemilihan Moda Transportasi Dengan Metode Analytic Hierarchy Process ( AHP ) Studi Kasus : Kuala Namu - Medan

22 147 107

Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

6 138 175

Analisis Pemilihan Supplier Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) di PT. Indo CafCo

12 57 78

Model Analitycal Hierarchy Process Untuk Menentukan Tingkat Prioritas Alokasi Produk

0 34 6

PENGUKURAN TINGKAT KINERJA SUPPLIER BAHAN BAKU PUPUK ORGANIK DENGAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI CV TRANS TRITUNGGAL JAYA MALANG).

2 3 95

PENGUKURAN TINGKAT KINERJA SUPPLIER PASIR DENGAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PABRIK GENTENG COR DAN PAVING DI PT. CAHAYA PURNAMA NUSANTARA

0 1 20

PENGUKURAN TINGKAT KINERJA SUPPLIER BAHAN BAKU PUPUK ORGANIK DENGAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI CV TRANS TRITUNGGAL JAYA MALANG)

0 0 18

PENGUKURAN TINGKAT KINERJA SUPPLIER BAHAN BAKU PUPUK ORGANIK DENGAN METODE ANALITYCAL HIERARCHI PROCESS (AHP) DI CV ABC

0 0 11

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN EVALUASI KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN FUZZY ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (FUZZY-AHP)

0 2 7