Perbedaan memilih dan mengevaluasi supplier Purchasing Procurement

2.1.4 Perbedaan memilih dan mengevaluasi supplier

Perbedaan antara memilih dan mengevaluasi supplier dapat dijelaskan dalam tabel berikut ini : Tabel 2.1 Perbedaan Memilih dan Mengevaluasi Supplier Aspek Memilih Mengevaluasi Tujuan Membandingkan beberapa alternative untuk kemudian dipilih yang terbaik Memonitor perkembangan kinerja supplier secara periodik setelah transaksi berjalan selama selang waktu tertentu Frekuensi Lebih jarang, sering kali hanya sekali dalam jangka waktu yang lama Periodik Kriteria Multi criteria Multi criteria Dilakukan oleh Tim lintas fungsi kadang kala membutuhkan intervensi top management Tim lintas fungsi atau top management Kegiatan Lebih intensif membutuhkan pengumpulan data-data eksternal Lebih straight forward secara langsung, buyer biasanya memiliki catatan kinerja supplier Sumber : Dobler D. W, Burt D.N and Lee. L, 1990

2.1.5 Purchasing Procurement

Istilah purchasing dan procurement sering tertukar, meskipun berbeda pelaksanaannya. Purchasing pada umumnya berhubungan dengan pembelian aktual material dan segala aktivitas yang berhubungan dengan proses pembelian. Aktivitas procurement dikenal sebagai process-oriented dan strategi. Miranda dan Amin Widjaja Tunggal, 2005 : 60 : Tujuan dari Purchasing : 1. Memberikan aliran material, persediaan dan pelayanan yang berkesinambungan yang dibutuhkan untuk menjalankan organisasi. 2. Meminimalkan investasi persediaan dan kerugian. 3. Memjaga dan memperbaiki kualitas. 4. Menemukan atau mengembangkan kemampuan supplier. 5. Menstandarisasi, dimana kemungkinan barnga dibeli. 6. Pembelian barang yang diperlukan dan pelayanan pada tingkat biaya total terendah. 7. Mengembangkan posisi organisasi yang kompetitif. 8. Mencapai keharmonisan, hubungan kerja yang produktif dengan area fungsional lainnya dalam organisasi. 9. Menyempurnakan sasaran pembelian pada kemungkinan tingkat biaya administrasi yang terendah. Kategori produk yang biasa dibeli oleh perusahaan ada 6 yaitu : 1. Komponen produk 2. Bahan baku 3. Peralatan pendukung 4. Peralatan proses 5. Bahan untuk mendukung operasi 6. Jasa pelayanan

2.1.6 Faktor-faktor Yang Dipertimbangkan Dalam memutuskan Pembelian

Dokumen yang terkait

Implementasi Metode Profile Matching dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Perekrutan Tenaga Kurir (Studi Kasus PT. JNE Cabang Medan)

16 91 137

Analisa Pemilihan Moda Transportasi Dengan Metode Analytic Hierarchy Process ( AHP ) Studi Kasus : Kuala Namu - Medan

22 147 107

Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

6 138 175

Analisis Pemilihan Supplier Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) di PT. Indo CafCo

12 57 78

Model Analitycal Hierarchy Process Untuk Menentukan Tingkat Prioritas Alokasi Produk

0 34 6

PENGUKURAN TINGKAT KINERJA SUPPLIER BAHAN BAKU PUPUK ORGANIK DENGAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI CV TRANS TRITUNGGAL JAYA MALANG).

2 3 95

PENGUKURAN TINGKAT KINERJA SUPPLIER PASIR DENGAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PABRIK GENTENG COR DAN PAVING DI PT. CAHAYA PURNAMA NUSANTARA

0 1 20

PENGUKURAN TINGKAT KINERJA SUPPLIER BAHAN BAKU PUPUK ORGANIK DENGAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI CV TRANS TRITUNGGAL JAYA MALANG)

0 0 18

PENGUKURAN TINGKAT KINERJA SUPPLIER BAHAN BAKU PUPUK ORGANIK DENGAN METODE ANALITYCAL HIERARCHI PROCESS (AHP) DI CV ABC

0 0 11

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN EVALUASI KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN FUZZY ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (FUZZY-AHP)

0 2 7